Kontribusi Mahasantri Pada Masa Pandemi untuk Meningkatkan Jati Diri

0
574

KHASKEMPEK.COM – Pandemi Covid 19 kian hari kian menjadi ancaman bagi sebagian besar warga negara, khususnya Indonesia. Seiring hal itu terjadi, negara tampak tidak baik-baik saja dengan maraknya pelbagai konflik internal terkait isu politik dan ekonomi. Di antaranya pengesahan RUU Cipta Kerja omnibus law yang berdampak demo buruh di berbagai titik wilayah.

Belum lagi pilkada serentak yang gaungnya makin memuakkan di tengah pandemi. Sistem Pendidikan yang belum juga pulih sepenuhnya dan pada akhirnya, masyarakat jualah yang kembali menjadi korban bencana sosial. Keterpurukan masyarakat dari berbagai tekanan mengakibatkan banyak kerugian-kerugian, dari hilangnya lapangan pekerjaan bahkan sampai taruhan nyawa.

Setidaknya, hal ini tidak menjadikan kaum terpelajar pesimis, khususnya pelajar agamis; santri. Justru memberikan cambukan keras untuk sesegera mungkin menciptakan berbagai paradigma pemikiran segar dan baru. Kontribusi dari masyarakat akar rumput seperti ini yang justru menjadi catatan sejarah untuk anak cucu kelak.

STIKES Pondok Pesantren KHAS Kempek, selaku lembaga di bawah naungan salah satu pesantren besar di wilayah Cirebon khususnya, malam lalu mengadakan acara Webinar bertemakan “Kontribusi Mahasantri Pada Masa Pandemi Untuk Meningkatkan Jati Diri” yang diinisiasi oleh H. Ahmad Nahdli BJ, selaku dzurriyah sekaligus dosen STIKES KHAS Kempek. (07/10)

Acara ini mengundang dua orang pemateri santri sekaligus alumni KHAS Kempek -Agung Firmansyah (Ketua Yayasan Graisena) dan Ahmad Royani (Ketua Yayasan Santri Progresif)- yang belum lama ini berkiprah di kancah nasional dan tentunya mumpuni terkait perihal bagaimana santri berkontribusi pada masa pandemi.

Webinar yang dihadiri puluhan santri dan alumni, baik mukim atau via google meet, ini juga didedikasikan untuk membekali para mahasiswa santri agar lebih bisa membaca peta konflik baik internal maupun eksternal sebelum kemudian membuat paradigma-paradigma baru ke depannya. Santri era kekinian bukan masanya lagi dianggap hanya sebatas marbot musholla, pelajar tradisional, dan gaptek.

“Jati diri santri tidak lepas dari tiga hal: moralitas, intelektualitas, religiusitas” ungkap Ahmad Royani selaku narasumber kepada audiens via google meet pada acara tersebut. (07/10)

Meski acara webinar perdana di STIKES KHAS Kempek ini berlangsung sampai tengah malam, namun para santri tetap khidmat mendengarkan pemaparan dari dua pemateri tersebut. Di antara yang disampaikan ialah pengalaman, pemetaan dan strategi dakwah santri sebelum kemudian melakukan tindak lanjut.

“Santri harus tetap produktif meski masa pandemi. Santri harus membuat terobosan baru, bergerak di bidang volunterisme, jangan termakan hoaks, tuangkan kreatifitas dalam bentuk tulisan, dan tangkap peluang sekecil apapun” ucap Agung Firmansyah selaku aktivis sosial. Kedepannya, menurut H. Ahmad Nahdli BJ, webinar daring akan kembali dilakukan di Pondok Pesantren KHAS Kempek dalam bentuk panel diskusi.

Pada akhirnya, hikmah dari pandemi ini ialah tanpa sadar, meski manusia diperintah oleh Tuhan untuk tetap pasrah, bukan berarti manusia diperintah untuk memasrahkan segalanya begitu saja. Tetapi seyogyanya ada ikhtiar agar terjadi keseimbangan dalam hidup di bumi-Nya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here