Ustadz Hamied Bin Ja’far: Memahami Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

0
547

KHASKEMPEK.COM – Teman-teman semua, tahukah misi utama Nabi Muhammad SAW di dunia ini? Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an yang berbunyi:


وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا ۚ أَفَأَنْتَ تُكْر النَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ

Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?

Di sini, misi Nabi Muhammad SAW yang sesungguhnya ialah bukan untuk menislamkan semua orang, bukan untuk mentaklukkan dunia agar semua orang masuk Islam.

Misi utama Nabi Muhammad SAW adalah seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an yaitu:


وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Nabi Muhammad SAW sendiri menegaskan dalam riwayat hadis yang shohih yaitu:


إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak

Jadi misi utama Nabi Muhammad SAW adalah menyempurnakan akhlak yang mulia dan juga menebar rahmat atau kasih sayang untuk semesta alam. Bukan memaksa orang lain untuk mengikutinya. Karena dalam agama tidak ada paksaan, laa ikroha fid dini, itu yang diajarkan oleh Islam.

Dalam hal ini, tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa, biarkanlah mereka memilih, karena orang-orang yang dibukakan pintu hatinya oleh Allah, maka ia akan memeluk Islam. Tetapi orang-orang yang ditutup pintu hati, penglihatan dan pendengarannya, maka ia tidak akan mendapat manfaat jika ia dipaksa masuk Islam.

Oleh karena itu hindarilah cara-cara yang memaksa dalam syiar Islam tersebut. Al-Qur’an dalam Surat An-Nahl menyebutkan metode dakwah dengan benar, yaitu:


ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Pertama, berdakwah melalui hikmah. Kedua dengan mauidzoh (pitutur atau nasihat). Terakhir, jika ada bantahan atau perdebatan, maka berdebatlah dengan cara yang lebih baik.

Selain itu, kita juga tidak boleh mencaci maki sesembahan agama lain. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an yang berbunyi:


وَلَا تَسُبُّوا۟ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ فَيَسُبُّوا۟ ٱللَّهَ عَدْوًۢا بِغَيْرِ عِلْمٍ

Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.

Itulah yang diajarkan dalam Al-Qur’an bahwa kita harus menghargai pilihan orang atau tuhan yang menjadi sesembahan orang lain. Tidak boleh kita memaksakan dan mencaci maki sesembahan umat agama lain. Itu tidak diperkenankan.

Oleh karena itu, mari kita tunjukkan kepada dunia akan keluhuran nilai Islam yang mengedepankan rahmat dan kasih sayang untuk semesta alam dan juga mengajarkan agar kita memiliki akhlakul karimah. Biarkan mereka menilainya, insya Allah mereka akan berbondong-bondong masuk Islam. (KHASMedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here