Ini Syarat Dikabulkannya Doa Oleh Allah Menurut Kiai Musthofa Aqiel Siroj

0
748

KHASKEMPEK.COM – Doa itu mempunyai kedudukan yang sangat tinggi. Karena doa adalah shilatun bainal ‘abdi wa robbih, doa itu hubungan seorang hamba dengan Allah. Kita tidak akan punya hubungan ini, jika kita tidak pernah berdoa. Oleh karena itu inti dari pada doa bukan diijabah tetapi al-i’tirof bil ‘ubuditah, mengakui bahwa kita ini adalah hamba dari sang maha kuasa.

Namun doa juga mempunyai syarat-syarat tertentu agar doa itu diijabahi atau dikabulkan oleh Allah. Dalam sebuah hadis diterangkan, bahwa Nabi bersabda: Ada seorang yang berdoa kepada Allah, dia sudah memenuhi syarat untuk dikabulkan, seperti dia adalah seorang musafir, karena doanya orang yang bepergian itu mustajab.

Di mana di dalam bepergian itu ada kesusahan hati, kesendirian dan mencari seorang teman, maka di sana dia hanya bergantung kepada Allah, dalam kondisi fisik yang lusuh dan lemah. Ini adalah syarat doa yang diijabah.

Dalam hadis itu, ia menyebutkan ya Rabb, ya Rabb itu artinya dia sangat membutuhkan Allah, dia tidak meminta kepada selain Allah. Tetapi ternyata ada satu hal yang membuat doanya tidak diijabahi yaitu makanan yang haram.

Dalam Al-Qur’an disebutkan, kuluu min thoyyibati ma rozaqnakum, makanlah dari rizki yang baik. Ini merupakan syarat yang mutlak. Jadi makanan yang halal dan berkah ini yang akan menentukan diijabahinya doa. Di samping itu harus adanya tadharru’, merendah diri.

Oleh karena itu yang paling dasar bagi diijabahinya doa adalah makanan yang halal, walaupun makanan itu kelihatannya tidak enak atau sederhana, tetapi kalau halal maka akan berkah.

Arti berkah adalah bahwa makanan itu yang menciptakan satu kemauan untuk taqarrub ilaa Allah. Dan Allah akan menerima karena Innallaha toyyibun laa yaqbalu illa toyyiban, Allah itu suci, yang diterima Allah adalah sesuatu yang suci.

Kita diajarkan oleh para orang tua, agar berhati-hati di dalam makanan. Punya siapa? Jangan sembarangan kita makan. Bahkan dalam kitab-kitab juga diterangkan, jangankan kita tahu milik orang lain, kita menemukan barang di jalan saja, kita tidak boleh memilikinya.

Ibadah kita memerlukan tenaga, tenaga dihasilkan dari gizi dan gizi itu berasal dari makanan. Jadi makanan inilah yang akan menentukan warna tenaga yang digunakan untuk ibadah. Baik atau tidaknya tergantung dari halal atau haramnya makanan. Semoga kita selamat dan semoga apa yang kita makan semuanya halal dan diridhoi Allah SWT. Amin. (KHASMedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here