Saatnya Pesantren KHAS Kempek Berperan Aktif dalam Dakwah Era Digital

0
771

KHASKEMPEK.COM – Setiap pagi, Kiai Musthofa Aqil membaca kitab Ihya Ulumuddin dan Tafsir Jalalain. Beliau mengawali dengan membaca kitab Ihya kemudian dilanjut Tafsir Jalalalin. Pengajian dimulai pukul tujuh pagi hingga setengah delapan.

Ketika masih ngaji di Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon, penulis sering mengikuti pengajian Kiai Musthofa di pagi hari itu. Keluasaan dan kedalam ilmu beliau dalam mengulas Ihya atau Tafsir Jalalain menjadi daya tarik sendiri bagi para santri untuk mengaji kepada beliau. Ya, meskipun pengajian yang diampuh beliau tidak bersifat wajib atau bahasa pesantrennya, ngaji pasaran.

Penulis tidak lagi mengikuti pengajian beliau sejak lulus dari PP. KHAS Kempek tahun 2007. Kalau dihitung, sudah 10 tahunan lebih tidak menyimak pengajian Kiai Musthofa. Namun, beberapa bulan ini penulis mulai menyimak lagi pengajian Ihya dan Tafsir Jalalain Kiai Musthofa lewat siaran langsung akun Facebook dan Youtube Khas Kempek Cirebon.

Bahkan, penulis juga dapat menyimak pengajian-pengajian masyayikh Kempek lainnya selama bulan Ramadhan atau ketika  moment haul, muhadharah ‘ammah, dan khataman Alfiyah, al-Quran dan Juz ‘amma.

Langkah Pesantren KHAS Kempek tersebut merupakan langkah yang sangat baik. Dalam hal ini, pesantren telah mengambil bagian dalam mewarnai kajian keislaman di jagat maya. Pengajian-pengajian laiknya Kiai Musthofa Aqil di pesantren sudah seyogyanya mengudara di dunia maya.

Sebab, hari ini telah bertebaran di media sosial seperti facebook, instagram dan youtube, ustadz-ustadz yang kelimuannya sangat minim. Yang tejadi bukannya memberi keteduhan dalam ceramahnya, malah mencaci dan memprovokasi. Ironi bukan?

Ketika kita search di google dengan kata kunci “media islam”, situs Islam atau website Islam, media Islam jihad-lah yang berada di halaman pertama Google. Situs Islam terpopuler ditempati oleh media-media yang berhaluan ideologi transnasional.

Media Islam transnasional sering memproduksi konten-konten yang provokatif. Tak jarang, situs-situs tersebut mengkampanyekan kajian keislaman radikal dan sentimen berbau SARA serta tiada henti menyerang sendi-sendi kerukuman umat beragama.

Menurut pengamatan penulis, setidaknya ada puluhan situs Islam radikal yang biasa membuat postingan barbau SARA, anti NKRI dan anti pemerintah. Di antaranya ada beberapa situs yang menduduki halaman pertama Google. Situs ini mendominasi arus infornasi yang dianggap Google mewakili suara Islam.

Ketika situs ini berada di page awal google dan menjadi rujukan utama tentang keislaman, ini akan sangat berbahaya bagi pemahaman masyarakat Indonesia tentang Islam. Bisa jadi, pola pikir masyarakat menjadi liar dan radikal yang akan merusak sendi-sendi kerukunan umat beragama.

Peran Pesantran

Melihat informasi keislaman lebih banyak dikuasai situs islam radikal dan fenomena ustadz medsos, kalangan pesantren harus sadar dan ikut ambil bagian dalam berdakwah di dunia maya.

Pesantren sebagai gawang Islam yang  lentur harus mampu menguasai jagat maya, dengan membuat konten-konten yang damai. Keterlibatan pesantren menjadi langkah awal menyelamtakan negeri dari propaganda radikalisme di dunia maya.

Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren memiliki modal utama untuk melebarkan sayap dakwahnya di jagat maya. Kalangan pesantren punya kapasitas keilmuan yang mumpuni di bidang agama.

Kiai pesantren yang mahir dan cakap dalam memahami kitab turats sudah seharusnya ambil peran dakwah di dunia maya. Kiai pesantren mampu melihat persoalan agama dari berbagai sudut pandang. Sehingga pemahaman keislaman beliau-beliau tidak kaku dan rigid.

Di era digital, orang lebih suka mempelajari islam lewat google dan youtube. Dengan modal klik, akan muncul beragam konten keislaman. Peluang ini harus dimanfaatkan betul oleh kalangan pesanteren.

Jadi, ketika seseorang search di google tentang kajian keislaman, website pesantrenlah yang berada di halaman awal google. Maka, keterlibatan pesantren dalam berdakwah di dunia maya merupakan suatu keniscayaan. Sebab, pesantrenlah yang selama ini menjadi garda terdepan dalam mengawal ideologi Islam yang rahmatan lil alamin.

KHASMedia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here