Mesir Mampu Memilih Jodohnya Sendiri

0
354

KHASKEMPEK.COM – Santri KHAS Mesir masih dalam suasana berkabung, setelah 7 hari yang lalu tepatnya tanggal 8 Juni 2022 ditinggal oleh salasatu anggotanya yang Bernama Taufik Ramadhan bin Salim, setelah kurang lebih 10 hari berjuang keras melawan penyakit yang cukup membuatnya menderita; TBC tingkat lanjut. Begitu diagnosa dokter yang kawan-kawan terima.

Taufik merupakan orang yang rajin, cerdas dan kuat dalam hafalan, hal itu dibuktikan dengan masuknya ia ke Pondok Pesantren KHAS Kempek diusia yang masih belia. Dia masuk pondok kelas 5 Sekolah Dasar dan di usia sebelia itu dia bisa mengikuti dengan baik pelajaran seperti santri baru pada umumnya yang usianya terpaut diatasnya. 

Setelah dari Pondok Pesantren KHAS Kempek, Taufik melanjutkan perjalananya ke Lirboyo, lalu ke Sarang, Ke Jogja dan kemudian memilih Mesir dan Al-Azhar sebagai tujuan dari pengembaraan ilmu selanjutnya.

Beasiswa jalur PBNU ia raih, Iapun berangkat ke Mesir bersama dengan beberapa delegasi yang lain, para wakil terbaik dari berbagai wilayah dan merupakan kader dari NU. Di waktu ke 6 bulannya di Mesir ia dinyatakan sakit oleh dokter sampai kemudian ia meninggal dunia dan makamkan di Komplek Pemakaman Madinat al-Bu’uts al-Islamiyah di Kawasan al-Wafa wa al-Amal.

Sebelum ia mengehembuskan nafas terakhirnya di RS. Shodr Abbasea, taufik sempat akan dibawa pulang ke Indonesia untuk mendapatkan perawatan yang lebih lanjut, namun ketika hendak dibawa ke Bandara Internasional Kairo, tiba-tiba sakitnya kambuh dan dengan terpaksa ia Kembali dirawat di RS tersebut sampai kemudian meninggal dan di Salatkan di Masjid al-Azhar.

Kalau kita kulik dari isyarah yang ada, kemungkinan tanah Mesir jatuh cinta kepada Taufik, Kairo sebagai ibukotanya memiliki power untuk memaksa kehendak, karena banyak berseliweran maqolah dikalangan mahasiswa bahwa kairo atau dalam Bahasa Arab القاهرة  memiliki kemampuan memaksakan kehendak.

القاهرة : إن لم تقهرها قهرتك

Ketika kamu tidak bisa memaksanya maka dia yang akan memaksamu.

Meski begitu, Taufik juga sangat berbahagia karena ia bisa berkumpul dengan para wali dan Ahlul bait di Mesir dalam waktu yang lama.

Teringat sebuah kisah dari Sayyidah Zainab; putri dari Imam Husein Ra, yang memilih mesir untuk dijadikan sebagai tempat bernaung setelah banyak pergolakan yang terjadi di Madinah dan Kuffah, hingga kemudian makam mulia beliau juga ada di Mesir.

Imam Syafii, yang lahir di Gaza – Palestina, beliau melakukan perjalanan untuk ilmu ke berbagai wilayah seperti Mekkah, Madinah, Yaman lalu ke Iraq dan memilih Mesir sebagai tempat beliau memutakhirkan pendapatnya mengenai madzhab dengan yang kita kenal sebagai Qaul Jadid serta memilih mesir sebagai tempat peristirahatan terakhirnya.

Sayyidah Nafisah, yang merupakan cucu Nabi Muhammad Saw juga memilih Mesir untuk dijadikan tempatnya bernaung dan bahkan beliau telah menyiapakan maqam yang beliau keruk dengan tangannya sendiri, menyolati tempat tersebut dan membacakan al-Quran didalamnya. Sempat suami dari Sayyidah Nafisah hendak memindahkan maqam beliau ke Madinah, namun penduduk Mesir menahannya dan karena kecintaan penduduknya itu suaminya mengikhlaskan Sayyidah Nafisah untuk tetap dimakamkan di Mesir.

Dan masih banyak wali dan ahlul bait yang memilih Mesir atau dipilih Mesir untuk jadi tempat peristirahatan terakhirnya dan tidak Kembali ke negara mereka. Semoga Taufik di tempatkan Allah bersama dengan orang-orang yang saleh, ahli ilmu dan memiliki tempat yang baik disisi Allah Swt. Amiin.

Tulisan ini dibuat dalam rangka memperingati 7 hari wafatnya anggota IKHWAN KHAS MESIR saudara Taufik Ramadhan bin Salim.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here