Mengapa di dalam Alquran Hanya Menggunakan Huruf Nida يا?

0
10568

KHASKEMPEK.COM – Kita tahu manusia adalah makhluk sosial, dia membutuhkan orang lain dalam kehidupannya sehingga dia akan selalu melakukan interaksi baik langsung atau melalui gadget yang ada sekarang, dan setiap kali akan melakukan intersaksi tersebut yang pertama kali dilakukan adalah memanggil atau menyeru.

Allah swt, ketika manusia sudah menerima amanat sebagai pemimpin yang sebelumnya ditolak oleh langit, bumi bahkan gunung (al-Ahzab:72), ingin selalu memonitoring dan berinteraksi dengan manusia itu. Memberikan pengarahan, aturan, hukum bahkan anjuran agar manusia bisa menjaga amanat yang sudah diberikan dengan baik. Adapun bentuk interaksi ini di dalam al-Quran menggunakan Uslub Kalami, maka secara otomatis setiap pesan yang disampaikan diawali juga dengan memanggil, atau dalam bahasa Arab disebut an-Nida.

Secara Bahasa an-Nida merupakan sebuah panggilan dengan menggunakan suara, baik dengan suara lantang, suara rendah, jauh atau dekat. Di dalam konteks Bahasa Arab Ketika ingin menggunakan Uslub Nida ini maka harus diawali dengan huruf nida. Kalaupun ada shighat nida tapi tidak ditemukan huruf nida, berarti ada tujuan lain dan itu merupakan bentuk khusus dan tidak umum digunakan. Bisa karena hubungan yang begitu deka tantara yang memanggil dan yang dipanggil, atau tujuan lain.

Jadi dapat kita katakana bahwa huruf nida adalah huruf yang digunakan untuk memanggil seseorang atau sesuatu, yang berjarak jauh atau dekat.

وللمنادى النّاء أو كالنّاء يا    ….  وأي وآكذا أيا ثمّ هيا

والهمز للدّاني ووا لمن ندب  ….  أو يا وغير وا لدى اللبس اجتنب

Dalam bait tersebut di jelaskan bahwa huruf atau Adatunnida yang lumrah digunakan oleh orang arab itu ada 6, baik dalam syair, natsar, khitobah atau bahkan risalah. ke 6 huruf tersebut memiliki spesifikasi dan penggunaannya tersendiri. misalnya untuk memanggil orang yang dekat, menggunakan huruf (أ), atau Ketika sesuatu itu jauh, maka yang digunakan adalah (أيا, يا, أي, هيا), atau sesuatu yang dipanggil adalah hal yang diratapi, maka yang digunakan adalah (واو).

Lalu Ketika kita membuka al-Quran mengapa hanya ada huruf(يا)  saja yang digunakan dalam Syighat nida ini? Apakah al-Quran hanya menganggap  (يا)saja yang dijadikan huruf nida atau bagaimana?

Allah swt mencukupkan penggunaan   (يا) dalam konteks nida di dalam al-Quran karena beberapa alasan, di antaranya :

  1. Karena (يا)  merupakan huruf asal dalam konteks nida.
  2. (يا) merupakan huruf nida yang digunakan untuk munada yang dekat.
  3. (يا) paling masyhur dikalangan arab.
  4. (يا) bisa digunakan untuk munada dekat, sedang atau jauh.

Kemudian nida (يا) yang ada di dalam al-Quran memiliki dua pola :

Pertama, disambung dengan (أي) mubhamah dan (ها) tanbih. Apa gunanya?

Untuk menunjukan bahwa yang menyeru adalah Allah swt sebagai taklif untuk makhluknya, kemudian kata  dimasukan (أي)  littadarruj minal ihām ilal idhāh, kemudian ditambahkan  (ها) tanbih agar tidak terkesan memberatkan serta membuat mukhatabnya memperhatikan isi dari seruan Allah Swt itu. 

Di dalam al-Quran sendiri ada 10 surat yang diawali dengan huruf nida (يا) yang ditambahkan huruf tadi menjadi (يا أيها)  :

  1. يا ايها الذين آمنوا  Terdapat dalam permulaan surat al-Maidah, al-Hujarat dan al-Mumtahanah
  2. يا أيها الناس Terdapat dalam permulaan surat an-Nisa dan al-Hajj
  3. يا أيها النبي Terdapat dalam permulaan surat at-Thalaq, dan at-Tahrim
  4. يا أيها المدثر Terdapat dalam permulaan surat al-Mudatsir
  5. يا أيها المزمل  Terdapat dalam permulaan surat al-Muzammil
  6. يا أيها الكافرون Terdapat dalam permulaan surat al-Kafirun

kemudian kalimat-kalimat yang sudah di jelaskan tadi diulang berkali-kali di dalam al-Quran, misalnya kalimat  يا ايها الذين آمنوا di ulang 89 kali,  يا أيها الناس  Di ulang 20 kali,     يا أيها النبي Di ulang 13 kali, sehingga menjadi jelas bahwa didalam al-quran hanya menggunakan satu huruf nida saja yaitu (يا), huruf-huruf yang lain tidak digunakan di dalam al-Quran bukan berarti tidak dianggap, akan tetapi sudah cukup terwakili dengan satu huruf ini.

Kedua, Apabila (يا) nida ini masuk pada lafadz jalalah, maka diganti dengan menggunakan mim bertasydid (مّ) sehingga dari kata    يا الله menjadi   اللهمّ

Kita bisa menemukan اللهمّ di dalam 5 tempat, di surat Ali Imran, al-Maidah, al-Anfal, Yunus dan az-Zumar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here