Kultum, KH. Ahmad Zaeni Dahlan: Mari Kita Akhiri Ramadhan Ini dengan Baik

Ikhtiar Menggapai Husnul Khotimah (Bagian 1)

0
795

KHASKEMPEK.COM – Kita sekarang sudah memasuki hari-hari di mana bulan suci Ramadhan yang kita muliakan ini akan segera berakhir. Untuk itu dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya mengingatkan dan mengajak para pemirsa untuk meningkatkan amal ibadah kita dan mengisi hari-hari yang tersisa dengan kualitas dan kuantitas amal ibadah yang lebih baik.

Kita jangan semangat di awalnya saja, akan tetapi ending story-nya menjadi ambyar dan gak karuan. Dalam hal ini baginda Nabi Muhammad SAW patut dijadikan sebagai contoh tauladan. Seperti yang diceritakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA, beliau menceritakan bahwa:

Nabi besar Muhammad SAW ketika memasuki hari-hari akhir bulan suci Ramadhan, maka beliau senantiasa meningkatkan ibadahnya, beliau hidupkan dan isi malam-malamnya dengan ibadah yang melebihi dari pada malam-malam sebelumnya.

Bahkan beliau tidak mencukupkan hal itu untuk dirinya, beliau juga ajak segenap keluarga dan kerabatnya untuk gumrigah, cancut taliwondo, singsingkan lengan baju mengisi hari-hari terakhir di bulan suci Ramadhan ini dengan amal ibadah yang lebih berkualitas, khusuk dan segala macam amal ibadah yang bermanfaat. Nabi Muhammad SAW juga bersabdah: Innamal a’malu bil khowatim, bahwa amal perbuatan seseorang baik buruknya itu tergantung bagaimana ia mengakhirinya.

Maka tentunya kita berharap agar Ramadhan kali ini menjadi Ramadhan yang baik bagi kita, amal perbuatan kita dapat diterima oleh Allah SWT dan betul-betul dapat berpengaruh dalam meningkatkan ketakwaan kita terhadap Allah SWT.

Oleh karena itu, mari kita akhiri Ramadhan kali ini dengan baik, dan jangan sekali-kali kita tergolong orang-orang yang melalui Ramadhan ini tidak ada sesuatu yang kita dapatkan kecuali rasa lapar dan dahaga, semua yang kita lakukan menjadi tidak bermanfaat dan sia-sia.

Demikian pula, kita seharusnya memandang dan menyikapi kehidupan kita secara keseluruhan. Karena kehidupan seorang manusia baik dan buruknya ditentukan bagaimana ia dapat mengakhirinya.

Kalau diumpamakan, kehidupan manusia itu laksana pertandingan bola. Dalam sebuah pertandingan sepak bola, misalnya antara tim A dan tim B. Dari awal pertandingan tim A sudah berusaha untuk bermain secara baik dan kemudian berhasil memasukkan satu gol di dalam gawang lawan, hingga skor menjadi 1-0. Dan skor ini bertahan sampai waktu istirahat datang. Kemudian di babak kedua, skor tetap bertahan.

Kemudian pada akhir-akhir atau di menit-menit terakhir pertandingan, tim A melakukan sebuah kesalahan yang dapat dimanfaatkan secara baik oleh tim B, sehingga tim B dapat menyamakan kedudukan, skor menjadi 1-1. Dan beberapa menit kemudian, tim B juga berhasil melakukan serangan balik dan bisa mencetak gol ke gawang tim A dan skor menjadi 2-1 sampai wasit meniup pluit panjang tanda berakhirnya pertandingan tersebut.

Tentunya, apabila kita melihat pertandingan ini, sebagai pendukung tim A tentunya akan merasa kecewa, karena dari awal pertandingan, tim A sudah bermain dengan sangat bagus, bahkan sudah berhasil menyarangkan satu gol, akan tetapi ketika pertandingan akan berakhir, tiba-tiba keadaan menjadi berbalik, dan menjadikan skor menjadi 2-1.

Demikian juga dengan kehidupan kita, dalam sebuah hadis diceritakan:


إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ  الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا

Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam surga.

Oleh karena itu, kehidupan kita baik dan buruknya akan ditentukan bagaimana kita mengakhirinya, apabila kita dapat mengakhirinya dengan akhir yang baik, yaitu husnul khotimah, maka kita akan keluar dari kehidupan dunia ini dengan kemenangan dan mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Sebaliknya, apabila kita mengakhirinya dengan buruk yaitu su’ul khotimah, maka kita akan mati dalam keadaan mendapatkan murka dari Allah SWT. Na’udzu billahi min dzalik tsumma na’udzu billahi min dzalik. (KHASMedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here