Khas Ramadhan, Ust. Muhammad Shofy: Esensi Malu Dalam Kehidupan

0
636

KHASKEMPEK.COM – Sifat malu adalah sebagian dari pada iman. Definisi malu dalam syariat adalah suatu akhlak yang menimbulkan perasaan untuk menghindari sifat tercela. Baik perbuatan maupun perkataan dan mencegah bertindak sembrono pada haknya orang yang mempunyai hak, baik hak kepada diri sendiri, orang lain, tuhan maupun alam semesta.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak sekali orang yang merasa malu karena hartanya sedikit, fasilitas yang minim atau ibadah yang kurang sempurna tentu ini jauh dari definisi yang disebutkan oleh Syekh Ali Jum’ah, mantan Mufti Darul Ifta Mesir yang telah menyebutkan bahwa Allah adalah dzat yang sangat pemalu.

Maka Allah sangat malu sekali apabila ada hamba menengadah tangan untuk memohon ampunan kepada Allah, meminta rahmat dan memohon taufik, lantas Allah malu untuk tidak mengijabahinya, dikutip dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dari Salman Al-Farisi.

Sifat malu ini menimbulkan relasi yang baik terhadap sesama orang, guru, tuhan serta setiap hal dalam kehidupan sosial. Karena Islam tidak hanya mengenal manusia saja, akan tetapi tumbuhan, hewan, tuhan, syetan, iblis dan yang lainnya. Maka kita harus memposisikan diri untuk malu tidak menuruti perintah Allah, tidak menghormati orang lain dan guru.

Sifat malu itu ada dua macam, pertama sifat malu kasbi (bisa diupayakan) dan kedua sifat malu ghorizi (pemberian dari Allah). Tentu tidak ada yang punya sifat malu yang paling utama kecuali Nabi Muhammad SAW. Bahkan beliau malu untuk memberikan syariat yang berat kepada umatnya.

Seperti anjuran bersiwak yang disebutkan dalam hadis: Laula an asyuqqo ‘ala ummati laamartuhum bis siwaqi. Kanjeng Nabi juga malu dengan mempercepat shalatnya ketika terdengar ada anak kecil yang menangis yang dikhawatirkan salah satu dari jama’ah adalah orang tua dari anak kecil tersebut. Demikian, semoga ini bermanfaat. (KHASMedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here