3 Kiat Membangun Semangat Setelah Liburan

0
127

KHASKEMPEK.COM – Liburan sudah usai. Sudah saatnya semuanya kembali untuk meneguhkan niat dan istiqamah dalam mengikhtiarkan beragam kebaikan.

Tradisi berlibur atau liburan, pada awalnya digagas manusia sebagai momentum untuk beristirahat, melakukan penyegaran, dan masa-masa pemulihan semangat. Liburan dipahami sebagai kesempatan untuk membebaskan diri dari rutinitas dengan mencoba dan merasakan hal-hal baru yang hanya bisa ditemui di waktu senggang, entah itu hobi maupun hiburan.

Dalam ajaran Islam pun, berlibur, termasuk dengan cara bertamasya, bukan sesuatu yang dilarang. Bahkan, dalam Adabul ‘Alim wal Muta’allim, Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari secara jelas dan tegas membolehkan para santri untuk berwisata maupun jalan-jalan di masa liburan.

ولابأس أن يريح نفسه وقلبه وذهنه وبصره إذا كل شيء من ذالك وضعف بتنزه وتفرج في المتنزهات بحيث يعود إلى حاله ولايضيع عليه.

“Tidak masalah bagi penuntut ilmu untuk mengistirahatkan jiwa, hati, pikiran, atau matanya ketika lelah dan lemah (bosan/tidak bersemangat dalam belajar) dengan cara berwisata dan bersantai di tempat-tempat wisata, dengan harapan dapat kembali pada kondisi semula, serta tidak menyia-nyiakan kondisi tersebut.”

Namun, sayangnya, manusia dengan kecenderungan hatinya yang mudah goyah dan tergoda, justru menjadikan liburan sebagai sesuatu yang berujung menyisakan masalah. Liburan, boro-boro mampu membangkitkan semangat ketika hendak kembali menjalani rutinitas awal, tetapi malah membuat badan terasa manja, bahkan malas.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya setiap muslim mengupayakan dengan sekuat tenaga untuk mengusir rasa malas yang sudah barang tentu akan menghambat apa-apa yang telah dicita-citakan semenjak lama. Setidaknya, ada tiga tips sederhana yang bisa dilakukan agar seseorang bisa terhindar, atau setidaknya, mempermudah dalam melakukan perlawanan terhadap godaan rasa malas.

Pertama, sebagai umat beriman, tentu seorang muslim dianjurkan banyak-banyak memanjatkan doa. Dengan berdoa, seseorang bisa mengharapkan anugerah dari Allah Swt agar turut dipermudah dalam menyingkirkan rasa malas yang dalam jangka pendek maupun panjang akan berimbas sangat merugikan.

Salah satu redaksi doa anti malas yang cukup populer adalah:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَرَمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْل

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut, dan aku berlindung kepada-Mu dari pikun, dan aku berlindung kepadaMu dari sifat pelit.”

Kedua, banyak-banyaklah berpikir tentang masa depan. Setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan hari ini, yakinlah, akan sangat berdampak di masa mendatang. Rasulullah Muhammad Saw pun mewanti-wanti agar umatnya menyadari sekaligus memanfaatkan dengan baik setiap detik yang dimiliki sekarang ini.

Mengutip sebuah hadis yang cukup masyhur, bahwa Rasulullah Saw bersabda:

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَصِحتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara. Yakni, waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu.” (HR Al-Hakim).

Tips ketiga adalah dengan melakukan perlawanan terhadap kemalasan itu dengan penuh energi dan sekuat tenaga. Yakinkan diri bahwa dengan melawan rasa malas, sejatinya seseorang tengah berjihad atau berperang melawan setan.

Rasulullah Saw bersabda:

يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ، فَارْقُدْ فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ، انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ» رواه البخاري فى صحيحه

“Setan mengikat pada tengkuk kepala seseorang di antara kalian manakala ia tidur dengan tiga ikatan, yang ia buat tempatnya pada tiap ikatan (dengan mengatakan), ‘Bagimu malam yang panjang maka tidurlah.’ Maka jika seseorang itu bangun lantas berzikir kepada Allah, terbukalah satu ikatan, kemudian jika ia berwudu, terbukalah satu ikatan lagi, kemudian jika ia shalat, maka terbukalah seluruh ikatan. Maka, ia pun di pagi hari dalam keadaan bersemangat dan baik jiwanya. Namun, kalau tidak demikian, maka ia di pagi hari dalam keadaan jelek jiwanya lagi pemalas.” (HR. Bukhari).

Dalam riwayat lain juga disebutkan:

وعن ابن عمر – رضي الله عنهما- قال: أخذ رسول الله صلى الله عليه و سلم بمنكبي فقال: كن في الدنيا كأنك غريب، أو عابر سبيل وكان ابن عمر – رضي الله عنهما – يقول: إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ من صحتك لمرضك، ومن حياتك لموتك. رواه البخاري

“Dari Ibnu Umar RA, beliau berkata, bahwa Rasulullah Saw pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.’ Ibnu Umar berkata, “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” (HR. Bukhari).

Walhasil, rasa malas adalah materi ujian iman yang paling sering dan paling dekat menghampiri orang-orang beriman. Lawanlah dengan doa sekaligus ikhtiar yang tidak setengah-setentah. Jika berhasil, niscaya tak hanya ridla Allah yang akan diraihnya, tetapi juga masa depan gemilang karena telah berlatih untuk membiasakan diri dalam kebaikan.
Wallahu a’lam bis shawab.

*Disampaikan dalam sambutan acara Halal bihalal bersama santri Puteri Asrama Al-Nashir Al-manshur Pondok Pesantren KHAS Kempek.
Jum’at 3 Mei 2024 M.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here