Cerpen Santri, Part 4 : Pembalasan

0
588

KHASKEMPEK.COM – “Tunggu,” ujar salah satu dari mereka. Mereka ber-enam mendekatiku.

“Urusan kita belum selesai dasar Juling!”

Huh, batinku, mereka masih tak puas saja setelah mengeroyokku tadi. Detak jantungku bertambah cepat, mereka ber-enam mengelilingiku dengan formasi setengah lingkaran. Tapi aku yakin, mereka tak berani apa-apa di tempat terbuka ini.

“Gua gak pengen nyari masalah lagi sama elu, gua mau ngobrol santai aja,” jelas orang yang tadi meninjuku, ia melebarkan senyumnya

Aku hanya mengendus kesal, ia menjulurkan tangannya kepadaku, “Gua minta maaf soal tadi.”

Aku tak suka gayanya, ia ingin meminta maaf tapi masih memanggilku dengan Si Juling?

Aku menjabat tangannya, “Iya, gak papa,” kali ini aku tersenyum sedikit terpaksa.

“Biar nyantai, kita ngobrolnya disana aja yuk, ada tempat nongkrong enak,” ajaknya sambil menunjuk ke belakang.

“Hm, yaudah gak papa. Eh tapi apa gak ada kegiatan?” Tanyaku.

“Gak ada, ayo kita ngopi saja,” balas salah satu temannya. Ia menarik bahuku dengan sedikit kasar, mengajakku mengikuti langkah mereka.

Aku bersama mereka berjalan menyusuri halaman depan asrama. Ku lihat di beberapa kamar ada anak yang sedang membaca Al-Qur’an. “Apa iya tidak ada kegiatan?” batinku, aku ingin pulang ke kamar saja. Tetapi karena sudah mengiyakan ajakan mereka, keinginan pulang ke kamar pun kandas, hingga tibalah kami di salah satu warung. Mereka memesan kopi dan aku diajak duduk di belakang warung.

“Kenapa duduknya dibelakang?” Tanyaku cemas. Tempat ini gelap dan banyak ditumbuhi ilalang.

“Gak papa, enak disini nongkrongnya,” balas orang yang meninjuku.

Kami duduk di rumput, ia meletakkan segelas kopi yang dipesannya lalu merogok kantongnya. Alangkah terkejutnya aku, ternyata ia mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya.

Ia menatapku, “Kamu ngerokok gak?”

Dengan tatapan tercengang, aku menggeleng. “Emang disini boleh rokok ya?”

“Santai aja. Eh kalian pergi aja dulu, biarkan aku berdua!” Perintah orang yang meninjuku.

Satu persatu rekannya pun pergi, menyisakan aku berdua dengannya. Suara nyamuk sesekali mengisi obrolan kosong kami disini.

Ia mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. Mulutnya mulai mengeluarkan asap yang aromanya tak pernh kusuka.

“Namamu siapa?”

Aku menyebutkan namaku dengan tak acuh.

Hei, santai aja, lu masih marah sama gua?”

Aku menatap tubuhnya yang memang sedikit lebih besar dariku. Aku kembali teringat pesan ibu, aku tak boleh menyimpan dendam.

“Enggak,” jawabku dengan sedikit tabah. Ia tersenyum menatapku.

“Lu tau gua diapain di keamanan tadi?”

Aku hanya diam menatap matanya, “gua dihukum tadi sama keamanan, enak banget lu gak dihukum ya! Padahal lu yang mulai.”

Aku hanya diam, ia menghisap rokoknya dan menyemburkan asapnya ke wajahku, aku sedikit menghindar, menunjukkan ekspresi tak nyaman. Ia malah tertawa melihatku, aku tambah kesal.

“Aku mau pulang saja,” pintaku. Aku beranjak berdiri namun ia menahan bahuku. “Eits, santai boy, santai, kita baru aja duduk dan lu mau pulang?” bantahnya. “Sebentar, gua mau ngambil jajan dulu, lu jangan pulang,” pintanya.

Aku mengangguk, menuruti pintaannya. Aku tak enak apabila tidak berkata iya.

Ia berjalan menuju warung, dan lenyap di balik pintu. Aku kini sendirian hanya berteman nyamuk yang sedari tadi menyanyikan irama yang tak kusukai.

Sejenak suasana berubah sunyi, aku benar benar tidak tahu harus melakukan apa. lingkungan ini baru bagiku, dan aku langsung berurusan dengan orang orang seperti ini. Aku hanya melamun kosong hingga tiba-tiba cahaya senter menyorotiku, mataku terbelalak, bergegas aku berdiri karena terkejut, namun orang disana lebih dulu berteriak “Jangan Pergi!”

Aku terkejut, bingung, linglung, aku tak tahu harus melakukan apa. Hingga akhirnya ia mendekatiku dan membentak, “Kelas berapa kamu sudah berani merokok?”

Aku bingung, mataku melirik ke bawah. Ah sial, rokok orang tadi di tinggal semua, termasuk yang ia hisap masih menyala cantik diantara rerumputan.

“Bukan saya kang!” Jawabku membela diri. Tanpa basa basi, ia menarik lengan bajuku.

“Jelaskan nanti di keamanan saja!”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here