Alasan Universitas Al Azhar dan Nahdlatul Ulama Berpaham Asyari

0
475

KHASKEMPEK.COM – Manhaj Al Azhar dan NU dalam internalisasi ajaran agama, keduanya dalam ranah teologi; ketuhanan, kenabian dan eskatologi menganut metodologi Asyarian. Namun, keduanya tidak serta-merta menganut paham Asyari dengan bermodal fanatik buta saja atau dengan penilaian subjektif. Melainkan, keduanya memiliki beberapa alasan mendasar yang memotivasi mengapa keduanya memilih untuk berpaham Asyari.

1. Paham Asy’ari yang moderat

Sebagaimana kemunculan paham Asyari yang merupakan wujud representasi moderasi di antara dua paham yang ekstrem dan immoderate; salah satunya adalah paham yang selalu menitikberatkan logika dalam segala aspek bahkan dalam keimanan. Sehingga tidak jarang bagi paham ini untuk menjadikan teks Agama sebagai rujukan sekunder; bukan primer.

Paham ini tidak lain merupakan tipologi paham muktazilah. Sementara, di lain sisi Asy’ari juga berhadapan dengan komunitas tekstualis; kelompok yang selalu menginterpretasikan teks agama hanya sebatas lahirnya saja, hingga mendisfungsikan peran akal.

Di antara dua paham ini lah, paham Asy’ari muncul dengan mengharmonisasikan teks agama dengan logika yang sahih. Sehingga mampu memaksimalkan fungsi keduanya.

2. Metodologi Asyari sebagai progres kemajuan manhaj Ahlusunah waljamaah era klasik

Metodologi Asy’ari di dalam teologi bukan merupakan bangunan metodologi yang baru. Melainkan wujud representasi manhaj Ahlusunah waljamaah era Nabi Saw., para Sahabat dan tabiin. Karena bangunan berpikir Imam Asy’ari merupakan refleksi elaborasi ajaran Alquran dan Sunah melalui potensi logika yang proporsional dan bijaksana.

3. Metodologi Asy’ari adalah solusi problematika kerancuan dalam berpikir

Sebagaimana Metodologi Asy’ari dalam teologi merupakan solusi paradigma ‘takfiri’ yang sedang marak terjadi di era modern ini di dalam tubuh islam. Karena Imam Asy’ari secara lugas di dalam karyanya Maqâlât al Islâmiyîn menuliskan:

“Setelah wafatnya Nabi Saw. terjadilah sebuah fenomena di mana beberapa kelompok muslim menyesatkan kelompok muslim lainnya. Hanya saja, Islam senantiasa menyatukan mereka.”

Sehingga, jika tren ‘takfiri’ memisahkan dan memecahkan umat islam, maka paradigma teologi Asy’arilah yang merangkul dan menyatukan seluruh elemen umat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here