Tradisi Syawalan di Pesantren KHAS Kempek, Healing Ruhani Para Alumni

0
140

KHASKEMPEK.COM – Pesantren KH Aqil Siroj (KHAS) di Desa Kempek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon memiliki tradisi Syawalan yang digelar pada Syawal setiap tahun. Tradisi ini mirip halal bi halal. Hanya saja lebih bersifat khusus bagi para santri, alumni, dan jamaah pesantren.

Tradisi ini biasanya digelar pada 8 Syawal atau bertepatan dengan hari raya ketupat, tapi tak sedikit alumni yang datang sesudah tanggal tersebut. ha tersebut tergantung kesepakatan masing-masing angkatan alumni.

Syawalan juga menjadi momen reuni tiap alumni. Setiap angkatan datang ke pesantren berkunjung ke rumah-rumah kiai untuk tabarukan, meminta nasihat, dan doa. Mereka juga berziarah ke makam kiai di komplek pemakaman keluarga masyaikh yang tidak jauh dari lokasi pesantren. Para alumni yang memiliki majelis biasanya datang membawa serta jamaah.

KH Muhammad BJ, salah satu masyayikh Pesantren KHAS, menjelaskan, tradisi Syawalan itu memiliki urgensi yang sangat penting. Sebab, momen itu menjadi kesempatan bagi para alumni untuk memperoleh nasihat dan semangat secara langsung dari para kiai pesantren.

“Ibaratnya ini momen untuk men-charge para alumni dan supaya mereka selalu memiliki prinsip yang sudah diajarkan guru-gurunya di sini,” kata Kiai Muhammad, dikutip dari NU Online, Rabu (11/5/2022).

Tradisi ini mampu memperkokoh persatuan para alumni. Kegiatan ini juga bisa memperkuat silatul arham (hubungan persaudaraan), shilatul arwah (hubungan dengan kiai pesantren yang sudah wafat), dan shilah afkar (hubungan intelektual).

Nurul Anwar, alumnus angkatan 2017 mengatakan, acara syawalan tidak hanya menjadi momen tabarukan kepada para kiai pesantren. Acara itu juga menjadi momen sangat berkesan karena bisa jadi ajang reunian dengan teman-teman alumni, bertukar pengalaman, dan mengingat suka-duka saat nyatri.

“Pokoknya seru. Apalagi bisa bercanda lagi sama teman lama,” tuturnya.

Robi Darwis, alumnus angkatan 2016 menyebut Syawalan sangat berkesan karena bisa mendengar langsung nasihat para kiai pesantren. Momen itu bisa menjadi ajang untuk memperkuat benteng ruhani.

“Ini ibarat momen healing ruhani dari kehidupan duniawi,” kata Darwis.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here