Kiai Ni’amillah Aqil Jelaskan Munculnya Halal bi Halal

0
272

KHASKEMPEK.COM, CIREBON – Organisasi Santri dan Alumni yang tergabung dalam Santri Syarif Hidayatullah (Syahidah) Pondok Pesantren Kiai Haji Aqiel Siroj (KHAS) Kempek, menggelar halalbihalal di Desa Dukuh Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.

Halalbihalal yang digelar sejak pagi hingga malam hari pada Senin (9/5/2022) ini, diisi dengan berbagai macam kegiatan. Mulai dari santunan anak yatim, marhabanan dengan membaca kitab Al-Barjanzi atau riwayat kehidupan Nabi Muhammad Saw, ziarah kubur, pawai keliling bersama masyarakat setempat, hingga acara puncak yakni mauidzoh hasanah atau ceramah Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek, KH Ni’amillah Aqiel Siroj.

Dalam ceramahnya, KH Ni’amillah Aqiel Siroj menjelaskan, sejarah munculnya kata halalbihalal. Menurut dia, kata halalbihalal bahasanya menggunakan tulisan bahasa Arab, meski tarkibannya menurut kosa kata bahasa Arab tidak jelas. Dan halalbihalal juga hanya ada di Indonesia.

“Jadi kenapa menggunakan katanya halalbihalal? Supaya ada kata lain, selain kata silaturahmi,” kata Kiai Ni’am.

Hal itu, lanjut dia, sesuai dengan sejarah pertama kali munculnya halalbihalal saat masa Presiden Soekarno pascakemerdekaan RI. Saat itu, kata Kiai Ni’am, Presiden Soekarno sharing dengan KH Wahab Hasbullah untuk meminta pendapat terkait rencana mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh, pemuka agama, hingga politisi karena situasi saat itu banyak perbedaan pandangan, bersitegang, dan sikut sikutan.
“Soekarno akhirnya meminta pendapat kepada KH Wahab Hasbullah, kira-kira kalau mau mengundang mereka nama kegiatannya apa? Silaturahmi sudah biasa, urun rembuk sudah sering, akhirnya KH Wahab Hasbullah memberikan pendapat untuk acara itu dengan nama halalbihalal,” katanya.

Dalam kesempatan halalbihalal ini, Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek lainnya, Gus H. Muhamad Shidqi dalam sambutanya mengajak para santri dan alumni pesantrennya untuk melek teknologi. Mereka diminta mengikuti perkembangan zaman agar tidak tertinggal dengan bangsa dan negara lain. Sehingga santri diharuskan menguasai ilmu teknologi.

“Di zaman teknologi ini, santri harus benar-benar berkembang mampu menguasai IT. Kita ini tertinggal 15 tahun dari China dan Jepang. Di China 15 tahun yang lalu sudah mempunyai kereta cepat. Maka kita bangsa Indonesia harus benar-benar mengejar ketertinggalan itu,” kata Ustad Shidqi.

Maka, kata pria yang juga Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah ini, sumber daya manusia (SDM) santri khususnya harus lebih baik agar mampu mengejar ketertinggalannya dari bangsa lain. Ia juga mengaku, secara akhlak dan akidah kualitas santri tidak diragukan. Sehingga menurutnya, santri dan pesantren adalah harapan bangsa Indonesia.

“Santri itu masa depan bangsa. Kenapa? Karena santri itu menggunakan akhlak, menggunakan akidah dalam berbuat apa pun. Bahkan, kita tahu pesantren juga menjadi bengkel perbaikan akhlak manusia,” kata Gus Shidqi.

Kemeriahan halalbihalal tersebut, dihadiri para santri dan alumni Pondok Pesantren KHAS Kempek dari berbagai daerah di Cirebon, masyayikh-masyayikh Kempek di antaranya KH Ni’amillah Aqil Siroj, Gus H. Muhamad Shidqi, dan Kiai Ghufroni Masyhuda. Hadir pula Ketua IKHWAN KHAS Cabang Cirebon Ustad Akromi Chalwa, Kuwu Dukuh, para sesepuh desa dan masyarakat desa setempat.(Ismail/KC)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here