Santri Nyentrik Berjiwa Futuristik

0
622

KHASKEMPEK.COM – Penemuan teknologi atraktif yang kini membuat semua orang tidak lepas darinya ialah smartphone. Ditambah dengan penemuan internet  yang telah mengubah dunia. Dan penemuan aplikasi konferensi video yang juga tampak seperti keajaiban. Dimana orang-orang dapat bertatap muka di tempat yang berbeda hanya dengan dua atau  tiga klik saja. Ketiga contoh ini merupakan ekspektasi yang dulunya hanya ada dalam lamunan, kini semuanya sudah menjadi kenyataan. Dan sekarang ini sihir dapat dirasakan oleh siapapun dengan entitas yang bernama “teknologi”. 

Perkembangan teknologi masa kini membuat pola pikir masyarakat pun ikut berkembang. Dan hal ini merupakan reformasi  kehidupan global  yang sepantasnya penduduk bumi perhatikan. Karena  siapapun dapat terkubur dalam-dalam jika tidak meresponnya dengan baik.

Sedangkan “santri” dengan outfit antik dan siklus hidupnya yang nyentrik, dianggap oleh masyarakat luas sebagai individu kuno, primitif, kudet (kurang update), jadul,  yang hanya menekuni ilmu agama secara konservatif dan buta terhadap perkembangan zaman.

Persepsi subjektif masyarakat ini, sepantasnya kaum santri bantah dan jadikan sebagai stimulus untuk membuktikan kepada dunia tentang eksistensi santri.

Eksistensi Santri

Di zaman milenial ini, paradigma santri harus berlari cepat menggapai tuntutan zaman yang semakin melesat jauh. Karena sejatinya peran santri sangat lah urgent sebagai  lakon harmonisasi di dunia penuh drama ini. Dan tentunya, misi ini tidak akan berjalan lancar tanpa ada wadah yang menaunginya yaitu pesantren.

Pesantren adalah pelabuhan santri sebelum mereka berkelana menyusuri luasnya samudera. Oleh karena itu, pesantren harus di-program sedemikian mungkin untuk memberikan perbekalan ilmu yang beraneka ragam dan siap ditanggung oleh santri.

Menilik dari kaca mata sejarah, pesantren zaman dulu hanya berfokus terhadap bidang keagamaan saja. Dan jika diterapkan di masa kini, tentu kurikulum tersebut sudah tidak relevan lagi. Sehingga banyak pesantren salaf mulai meng-upgrade tatanan pendidikannya  menjadi lebih efisien. Seperti halnya Pon-Pes KHAS Kempek-Cirebon membuka Balai Latihan Kerja (BLK),  mendirikan STIKes dan insya Allah  berlanjut ke pendirian STAI, Pon-Pes Salafiy Terpadu Ar-Risalah Lirboyo-kediri dengan menambah bahasa Arab untuk semua tingkatan pendidikan, bahasa Jepang untuk tingkat SMP dan bahasa Mandarin untuk tingkat SMA, ada juga Pon-Pes Al-Anwar Sarang-Rembang mendirikan STAI Al-Anwar sebagai  Pendidikan yang berbasis keilmuan klasik Islam dan respontif terhadap perkembangan zaman. Karena kita ketahui, bahwa saat ini  sepintar apapun santri bahkan Kiai, tidak bisa mengajar di perguruan tinggi, karena tidak memenuhi legal formal kesarjanaannya.

Setapak demi setapak pesantren mampu menjawab tuntutan zaman dan tentunya tidak menghilangkan jiwa tradisional ke-pesantrenannya.

Hal ini selaras dengan konsep “KaidahUshul Fiqh” :

المُحَافَظَةُ عَلَى الْقَدِيْمِ الصَّالِحِ وَالْأَخْذُ بِالْجَدِيْدِ الْأَصْلَحِ

“Melestarikan nilai-nilai lama yang baik dan mengaplikasikan nilai-nilai baru yang lebih baik,”

Konsep ini menjadi tolak ukur pesantren untuk bertransformasi menjadi lembaga pendidikan islam yang kontemporer. Sehingga hanya dengan sebuah pintalan peci tradisional, baju yang bersahaja, dan belitan sarung yang menggulungnya, seorang santri mampu membawa nama pesantren dan negara bersaing bahkan bisa menggenggam erat dunia dalam balutan islami. Ini lah yang dinamakan “Santri Nyentrik Berjiwa Futuristik”.

Salah satu tokoh santri nyentrik yang membuktikan jiwa futuristiknya di kancah internaasional ialah Prof. Dr. KH. Said Aqiel Siroj, MA. Yang baru-baru ini telah menerima penghargaan sebagai The Top 50 jajaran tokoh paling berpengaruh di dunia versi The Muslim 500: The World’s 500 Most Influential Muslims 2022, dan masih banyak penghargaan lain yang beliau terima sebelumnya. Ini membuktikan bahwa Buya Said (panggilan akrab beliau) telah berhasil menjadi futuris dalam bingkai keislaman yang  otentik.

Zaman kian berlalu, merekam jejak masa lalu dan bersiap menuju masa yang akan lalu (masa depan). Dan tentunya tantangan semakin berat, pandangan masyarakat mengenai santri yang primitif perlu dipatahkan, sehingga menjadi seorang santri tidaklah mudah, harus mempunyai mental yang kuat dan motivasi yang kokoh. Namun terlepas dari itu semua, santri bisa menjadi apapun dengan mudah melalui barokah dari sang Kiai dan ulama terdahulu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here