Mengukir Akhlak Unggul di Era Digital: Tantangan dan Solusinya

0
257

Akhlak, sebagai manifestasi sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai moral dan etika, menjadi fokus perhatian dalam dinamika masyarakat kontemporer. Arahannya yang baik adalah yang sejalan dengan ajaran agama, norma, dan hukum yang berlaku, serta mengakomodasi prinsipprinsip jujur, amanah, tabligh, fatonah, humanis, dan berbudi luhur.
Era digital yang terhampar dengan kemajuan teknologi memberikan tantangan dan peluang
sekaligus. Keberadaan media digital seperti internet, smartphone, dan sosial media memberikan akses yang luas terhadap informasi, pengetahuan, dan hiburan. Namun, di balik kemudahan tersebut, terbuka pula peluang untuk terpapar oleh konten-konten negatif yang dapat merusak akhlak, seperti hoax, pornografi, kekerasan, sara, bullying, dan sebagainya.


Dalam konteks ini, menjaga dan mengukir akhlak unggul di era digital menemui relevansi yang mendalam. Akhlak unggul tidak hanya mencerminkan kebaikan, melainkan juga menggambarkan kualitas yang mampu bersaing, bersifat kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap dinamika perkembangan zaman. Lebih lanjut, akhlak unggul menggambarkan sikap yang bertanggung jawab, kritis, mandiri, kolaboratif, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.


Agar mampu mengukir akhlak unggul di era digital, pemahaman mendalam terhadap tantangan dan solusi yang dihadapi perlu ditekankan. Tantangan yang muncul merupakan hambatan atau ancaman terhadap integritas akhlak dalam lingkungan digital. Sebaliknya, solusi merupakan elemen-elemen yang mampu membantu atau memperkuat akhlak dalam konteks digital. Sejalan dengan pendekatan akademis, dalam kerangka ini, penulis akan mengeksplorasi beberapa
tantangan dan solusi yang memiliki relevansi signifikan dengan dinamika akhlak di era digital. Dengan demikian, tulisan ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih dalam terhadap dinamika kompleks yang melibatkan akhlak di tengah canggihnya teknologi digital.

Tantangan Akhlak di Era Digital
Dalam era digital yang dinamis, sejumlah tantangan akhlak mengemuka, menuntut pemahaman mendalam dan responsif terhadap kompleksitas lingkungan digital. Beberapa permasalahan yang perlu disoroti antara lain:


Pertama, kurangnya kontrol dan pengawasan terhadap konten digital. Ketidakmampuan untuk mengendalikan dan mengawasi konten digital memberikan risiko tinggi terhadap penyebaran informasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai akhlak. Konten negatif, termasuk hoax, pornografi, kekerasan, sara, dan bullying, mewarnai ranah digital dan menjadi ancaman serius terhadap integritas akhlak. Pengawasan dapat diperoleh dari berbagai pihak, termasuk individu itu sendiri, orang tua, pendidik, masyarakat, atau pemerintah.


Kedua, menurunnya kualitas interaksi sosial. Interaksi sosial, sebagai fondasi komunikasi dan hubungan antarindividu dalam masyarakat, menghadapi tantangan signifikan di era digital. Meskipun interaksi dapat dilakukan melalui media digital, terdapat potensi menurunnya kualitas interaksi tersebut. Kendala seperti kurangnya ekspresi emosi, kesalahpahaman, hingga potensi konflik menjadi dampak negatif yang dapat merusak akhlak. Kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan baik menjadi kunci penting dalam mengatasi permasalahan ini.


Ketiga, meningkatnya konsumsi dan ketergantungan terhadap media digital. Perangkat keras dan lunak media digital menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari, membawa sejumlah manfaat dan tantangan etika. Meskipun mempermudah akses informasi dan meningkatkan produktivitas, media digital juga memberikan dampak negatif signifikan. Meningkatnya konsumsi dan ketergantungan dapat mengakibatkan pengorbanan aktivitas esensial, seperti waktu tidur, olahraga, dan ibadah. Ketergantungan atau kecanduan terhadap media digital mengundang risiko terhadap penurunan kualitas akhlak, menuntut kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan penggunaan secara bijak dan seimbang.


Melalui pemahaman mendalam terhadap dinamika kompleks ini, kita dapat merumuskan langkahlangkah strategis dalam menjaga integritas akhlak di era digital. Dengan demikian, upaya kolektif untuk mencapai keseimbangan antara kemajuan teknologi dan akhlak yang utuh dapat menjadi landasan bagi masyarakat yang lebih responsif dan beretika dalam menghadapi perubahan zaman.

Solusi Akhlak di Era Digital
Dalam menghadapi permasalahan akhlak di era digital, beberapa solusi mendalam perlu
dipertimbangkan sebagai langkah-langkah konkrit dalam menciptakan lingkungan digital yang beretika dan harmonis.


Pertama, meningkatkan literasi digital. Literasi digital menjadi pondasi utama dalam mengatasi tantangan akhlak di era digital. Kemampuan untuk mencari, mengevaluasi, menggunakan, dan berbagi konten digital secara efektif, etis, dan aman menjadi keterampilan esensial. Peningkatan literasi digital tidak hanya mencakup aspek teknis, melainkan juga keterampilan kritis, kreatif, dan etis di dalam media digital. Mempertajam kemampuan membaca, menulis, berpikir kritis, berkolaborasi, dan beretika di media digital adalah langkah-langkah yang integral dalam meningkatkan literasi digital.


Kedua, membangun karakter akhlak unggul. Pentingnya karakter akhlak unggul menjadi landasan dalam menjaga integritas akhlak di era digital. Karakter yang berdaya saing, kreatif, inovatif, dan adaptif dengan perkembangan zaman menjadi modal utama. Pembangunan karakter akhlak unggul melibatkan internalisasi dan implementasi nilai-nilai moral dan etika yang diperoleh dari ajaran agama, norma, dan hukum. Jujur, amanah, tabligh, fatonah, humanis, dan berbudi luhur menjadi pijakan dalam membentuk karakter yang kuat dan beretika.


Ketiga, menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia digital. Dunia nyata adalah dunia yang kita alami secara langsung melalui panca indera kita. Dunia nyata mencakup segala hal yang ada di sekitar kita, seperti keluarga, teman, sekolah, pekerjaan, lingkungan, dan sebagainya. Dunia digital adalah dunia yang kita alami secara tidak langsung melalui media digital. Dunia digital mencakup segala hal yang ada di media digital, seperti informasi, pengetahuan, hiburan, jaringan, peluang, dan sebagainya. Keseimbangan antara dunia nyata dan dunia digital adalah kondisi di mana kita
mampu mengatur dan mengendalikan penggunaan media digital secara bijak dan seimbang, sehingga tidak mengganggu atau mengorbankan hal-hal yang penting di dunia nyata. Keseimbangan antara dunia nyata dan dunia digital dapat membantu kita untuk menghindari atau mengatasi dampak negatif dari media digital, seperti kurangnya waktu tidur, olahraga, dan ibadah, gangguan kesehatan fisik dan mental, kurangnya konsentrasi dan motivasi, serta ketergantungan atau kecanduan.

Untuk menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia digital, kita perlu menetapkan prioritas, jadwal, batasan, dan tujuan penggunaan media digital, serta mengikuti hobi, kegiatan, atau komunitas yang positif dan bermakna di dunia nyata. Misalnya, kita dapat mengisi waktu luang kita dengan membaca buku, bermain musik, berolahraga, berkebun, berdonasi, atau bergabung dengan organisasi sosial, keagamaan, atau kemanusiaan. Dengan demikian, kita dapat menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita, serta meningkatkan kualitas hidup kita di dunia nyata.


Dengan merangkum solusi-solusi ini, diharapkan dapat memberikan landasan konseptual dan praktis bagi individu dan masyarakat untuk menjaga akhlak unggul di era digital, menciptakan lingkungan digital yang beretika, dan merespons tantangan kompleks yang melibatkan peran media digital dalam kehidupan sehari-hari.

Penutup
Dalam landasan etika yang melibatkan sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai moral dan etika, akhlak menjadi pondasi utama dalam membentuk identitas individu atau kelompok. Akhlak yang baik, sejalan dengan ajaran agama, norma, dan hukum yang berlaku, melibatkan komitmen terhadap prinsip-prinsip moral yang menjunjung tinggi integritas dan kebaikan bersama. Adapun akhlak yang unggul mampu menghadirkan dimensi tambahan, yaitu kemampuan untuk bersaing, berkreasi, berinovasi, dan beradaptasi dengan dinamika perkembangan zaman.


Dalam konteks era digital yang bergerak dengan canggih dan cepat, perhatian terhadap akhlak unggul menjadi imperatif. Menguatkan kesadaran terhadap tantangan dan solusi di era digital menjadi kunci dalam menjaga integritas akhlak. Tantangan tersebut melibatkan kurangnya kontrol dan pengawasan terhadap konten digital, penurunan kualitas interaksi sosial, dan peningkatan konsumsi serta ketergantungan terhadap media digital.
Salah satu solusi esensial adalah peningkatan literasi digital. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam mencari, mengevaluasi, menggunakan, dan berbagi konten digital secara efektif, etis, dan aman menjadi langkah kritis dalam menghadapi tantangan tersebut. Selain itu, membangun karakter akhlak unggul melibatkan internalisasi nilai-nilai moral dan etika, dengan fokus pada keberdayaan, kreativitas, inovasi, dan adaptabilitas terhadap perubahan zaman.

Tidak kalah pentingnya adalah menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia digital. Upaya ini mendorong individu untuk mengatur dan mengendalikan penggunaan media digital secara bijak dan seimbang, sehingga tidak merugikan aspek penting dalam kehidupan nyata. Prioritas, jadwal, batasan, dan tujuan penggunaan media digital menjadi langkah praktis dalam menjaga keseimbangan yang krusial.


Melalui implementasi solusi-solusi ini, diharapkan masyarakat dapat mengukir akhlak unggul di era digital. Hal ini bukan hanya menciptakan individu yang bertanggung jawab, kritis, mandiri, kolaboratif, dan berkontribusi positif, tetapi juga individu yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip jujur, amanah, tabligh, fatonah, humanis, dan berbudi luhur. Dengan demikian, generasi saat ini dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya mampu menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era digital, tetapi juga menjadi generasi yang berakhlak mulia dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis : Upid Abdul Mupid, S.Kom.I, S.Pd.I (Pengajar Mapel Akidah Akhlak di MA KHAS Kempek Cirebon)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here