Muludan KHAS Kempek, Tradisi dan Keunikannya

0
651

KHASKEMPEK.COM – Pembacaan maulid nabi mulai dari Al-Barzanji, Ad-Diba’i, dan lainnya, merupakan kegiatan yang lumrah dilakukan Nahdliyyin dalam menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Begitu pun juga di kalangan pesantren. pembacaan maulid nabi merupakan kegiatan yang sangat rutin dilakukan. Namun, di Pondok Pesantren KHAS Kempek terdapat satu tradisi unik yang dilaksanakan setiap malam maulid nabi.

Sebagai salah satu pesantren Nahdlatul Ulama, pesantren yang terletak di Cirebon, Jawa Barat, ini Selalu membaca Maulid Al-Barzanji dan Ad-Dibai setiap malam Jumat. Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh santri di setiap asrama. Dan pada saat malam maulid nabi tiba, pembacaan maulid nabi ini dilakukan secara bersama-sama dengan para Masyayikh.

dan dalam pembacaan maulid itu, para santri KHAS Kempek datang dan berkumpul di masjid dengan membawa botol air mineral dan seluruh kitab-kitabnya. hingga bagian tengah masjid dipenuhi dengan barang bawaan santri-santri tersebut. Tujuan pembawaan air sendiri tidaklah lain untuk mendapatkan berkah dari pembacaan maulid, begitupun dengan kitab-kitab yang dibawa. Ya, supaya sumber pengetahuan yang dikaji di pesantren tersebut juga “Kecipratan” barokah pembacaan maulid.

Tradisi ini sudah berlangsung sangat lama di Pondok Pesantren KHAS Kempek, hingga ada satu ungkapan yang sangat familiar di kalangan santri, yaitu “Jangan membawa pulang (ke rumah) kitab-kitab yang kamu punya, sebelum dibawa pada pembacaan maulid (malam 12 Rabiul Awwal) ini.”

Seperti yang disebutkan di atas, Hal ini tidaklah lain untuk mendapatkan berkah dari pembacaan maulid nabi. Yang mana keberkahan itu sendiri memiliki arti yang sangat dalam di kalangan santri. Terlebih dalam pembacaan maulid nabi terdapat bagian Mahallul Qiyam, dimana seluruh santri berdiri seraya membaca:

يا نبي سلام عليك
يا رسول سلام عليك
يا حبيب سلام عليك
صلوات الله عليك

“Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu, Wahai Rosul salam sejahtera untukmu.
Wahai kekasih, salam sejahtera untukmu dan Sholawat (rohmat) Allah untukmu.”

Dalam satu kesempatan, KH. Muhammad Musthofa Aqiel pernah menjelaskan bahwasanya pada pembacaan Mahallul Qiyam, Nabi Muhammad turut hadir dalam pembacaan maulid. karena kata yang digunakan dalam pujian tersebut adalah عليك (Kepadamu) yang menggunakan Dhamir Mukhattab yang menunjukkan makna “Kamu”.

Yang mana, menurut Pengasuh Ponpes KHAS Kempek tersebut, penggunaan kata Kamu itu menunjukkan kehadirannya. Beda halnya jika menggunakan kata عليه (Kepada dia) yang berarti orangnya sedang tidak ada.

Hal ini juga menjadi alasan lain untuk membawa kitab-kitab yang dimiliki santri pada pembacaan maulid. Yaitu “Untuk disowankan kepada nabi,” dalam bahasa pesantrennya. Hingga Akhirnya, pada setiap malam kelahiran Nabi Muhammad SAW. penyowanan kitab-kitab santri ini menjadi tradisi yang sangat identik dengan malam yang penuh kebahagiaan tersebut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here