Kultum Khas Ramadhan, Ust. Afif Yahya: Di Tengah Pandemi, Marilah Tingkatkan Takwa

0
708

KHASKEMPEK.COM – Hari ini kita memasuki hari yang ketujuh bulan suci Ramadhan tahun 1441 H. Allah berfirman dalam surat Al-Hujarat ayat 13 yang berbunyi:


يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan makhluk dengan beraneka macam warna, ada laki-laki dan perempuan, ada yang berkulit putih dan berkulit hitam, ada yang kaya dan miskin, ada suku Jawa dan Sunda, ada bangsa Asia, Eropa dan Amerika.

Hal ini menunjukkan betapa agungnya Allah mampu menciptakan makhluk dengan bermacam-macam, tapi semuanya sama di mata Allah, tidak ada yang dibeda-bedakan. Sebagaimana sabda nabi yang berbunyi:


لا فضل لعربي على عجمي، ولا لعجمي على عربي إلا بالتقوى

Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang Ajam (non-Arab) dan bagi orang ajam atas orang Arab kecuali dengan ketakwaan.

Siapa pun orangnya itu, baik itu orang Ajam atau orang Arab kalau dia mau bertakwa, maka dia akan mendapatkan posisi yang mulia di mata Allah.

Oleh sebab itu, di tengah pandemi ini, marilah kita tingkatkan takwa kepada Allah SWT supaya kita semua diberi keselamatan oleh Allah dan dapat menjalankan ibadah puasa dengan tentram dan damai.

Arti takwa secara bahasa adalah menjaga sesuatu dari sesuatu dengan selainnya. Sedangkan pengertian takwa secara istilah adalah menjaga diri agar senantiasa melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah.

Tidak bisa takwa hanya sekedar menjalankan perintah saja, seperti melaksanakan shalat, puasa tanpa dibarengi menjauhi larangan-larangan Allah. Karena di dalam perintah Allah terdapat sebuah kewajiban dan sebuah larangan. Memang dalam kehidan sendiri itu ada yang positif, sehingga perlu dijalankan dan ada yang negatif yang perlu kita hindarkan.

Di mana antara keduanya memiliki konsekwensi yang berbeda. Di antara menjalankan kewajiban dan meninggalkan larangan itu lebih pedih siksanya meninggalkan perintah dibandingkan orang itu melakukan larangan.

Seperti kisah Nabi Adam AS. Nabi Adam diperingatkan oleh Allah untuk tidak makan buah khuldi, namun Nabi Adam melanggarnya. Sedangkan Iblis diperintah untuk bersujud kepada Nabi Adam, namun ia tidak mau melaksanakannya.

Nah ini ada dua hal, antara menjalankan perintah dengan meninggalkan larangan. Dari keduanya ini yang paling berat siksanya adalah orang yang meninggalkan perintah.

Itulah sebabnya kenapa Iblis dilaknat selama-lamanya oleh Allah. Sedangkan Nabi Adam diampuni oleh Allah. Karena Nabi Adam hanya melakukan larangan. Sedangkan Iblis telah meninggalkan perintah. (KHASMedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here