Kisah Perdebatan dalam Al Qur’an

0
640

KHASKEMPEK.COM – Materi Pembekalan dalam acara “Opening Mubahasah” Madrasah Tahdzibul Mutsaqqofin (MTM) Putri Pondok Pesantren KHAS (Part 2).

Kisah Perdebatan dalam Al Qur’an

Al Quran sering menceritakan kisah-kisah perdebatan. Diantaranya adalah perdebatan yg dilakukan oleh nabi-nabi terdahulu. Seperti perdebatan Nabi Ibrahim AS dengan Raja Namrud yang diceritakan dalam Al Baqoroh: 258:

اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah), karena Allah telah memberikan kepada orang tersebut kukuasaan. Ketika Ibrahim berkata: “Tuhanku adalah Yang menghidupkan dan mematikan.” Orang itu berkata: “saya (juga) dapat menghidupkan dan mematikan.”Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah yang menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat. Lalu terdiamlah orang kafir itu.

Al Quran juga banyak merekam perdebatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dengan kelompok-kelompok yang menentangnya, baik ketika masih di Mekkah ataupun di Madinah. Bahkan sering sekali Al Quran terlibat aktif dalam perdebatan tersebut, dengan mengarahkan Nabi untuk mengutarakan ungkapan-ungkapan tertentu di hadapan lawan debatnya.

Dalam surat Al Imran: 20 misalnya disebutkan:

فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ

Maka jika mereka mendebatmu, katakanlah (kepada mereka): “aku berpasrah diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku.

Dan banyak lagi ayat-ayat yang serupa, yang umumnya diawali kata perintah قل (katakanlah), sebagi petunjuk Al Quran kepada Nabi akan apa yang seharusnya diucapkan dalam sebuah perdebatan. Semua cerita-cerita di atas, menunjukkan bahwa kegiatan berdebat tidak dinilai negatif oleh Al Quran, bahkan Al Quran cenderung memperkenankan dan mendukung praktik perdebatan.

Pertanyaannya adalah kenapa dalam literatur kitab klasik yang digunakan di pesantren, seperti yang nanti dijelaskan dalam pandangan Imam Ghazali tentang munadharah (perdebatan), ia lebih sering diposisikan sebagai aktifitas yang harus dihindari dan dijauhi? Jawabannya kita tunggu pada part-part berikutnya, Insya Allah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here