Kritik Buya Said Aqil atas Tafsir Ar-Razi (1): Bias Konfirmasi

0
604

KHASKEMPEK.COM – Imam Fakhruddin al-Razi dikenal juga dengan sebutan fakhrul Islam ‘kebanggaan umat Islam’. Imam Arrazi merupakan sosok ulama yang multidisiplin keilmuan, ia adalah seorang faqih (ahli fikih), mufassir (ahli tafsir), mutakallim (ahli ilmu kalam), ahli tasawuf, ahli ushul fikih, ahli ilmu bahasa, sastra, logika (mantiq), kedokteran, ilmu hikmah, dan ilmu-ilmu lainnya. Kekaguman ini juga diutarakan oleh Prof.Dr. K.H. Said Aqil Siroj, MA ketika mengkaji salah satu karya masterpiece-nya, tafsir al-Kabir wa Mafatihil Ghaib.

“Imam Arrazi kalau lagi membahas fikih, maka ia berubah menjadi ahli fikih, ketika membahas ilmu kalam ia akan menjadi mutakallimin yang sangat mendalam, ketika membahas ilmu kedokteran pun ia akan menjadi layaknya dokter, bahkan ketika ia menafsirkan Al-Qur’an ia akan menafsirkannya secara detail dan rigid,” ucap Kiai Said.

Namun, pujian itu tidak menutup kemungkinan Kiai Said memberikan kritik kepada Imam Arrazi terkait tafsirnya, hal ini seperti ketika Imam Arrazi menjelaskan tentang huruf-huruf yang tidak terdapat dalam surah al-Fatihah. Sebelumnya Imam Arrazi menjelaskan secara rinci tentang nama lain dari surat al-Fatihah dan kaifiyyah atau proses turunnya surah al-Fatihah, baik waktunya atau tempatnya.

Dalam tafsir al-Kabir wa Mafatihil Ghaib-nya, Imam Arrazi menyebutkan bahwa ada tujuh huruf hijaiyah yang tidak terdapat dalam surah al-Fatihah, yaitu: الثاء، الجيم، الخاء، الزاي، الشين، الظاء، الفاء. Imam Arrazi menyatakan bahwa penyebab tujuh huruf tersebut tidak terdapat dalam surah al-Fatihah karena menunjukkan makna azab, seperti huruf Tsa yang merupakan awal huruf dari kalimat al-Tsubur sinonim dari kata al-Wail yang bermakna ‘kerusakan atau kebinasaan’ seperti ayat Al-Qur’an (لاتدعوا اليوم ثبورا واحدا وأدعو ثبوراكثيرا) .

Adapun huruf al-Jim merupakan huruf pertama dari kalimat al-Jahannam, nama dari salah satu nerakanya Allah, seperti ayat Al-Qur’an (وإن جهنم لموعدهم أجمعين/ ولقد ذرأنا لجهنم كثيرا من الجن والإنس) . Huruf yang ketiga adalah al-Kha, Kha tidak terdapat dalam surah al-Fatihah karena merupakan huruf pertama dari kalimat al-Khizyu ‘kehinaan’ seperti dalam Al-Qur’an (إن الخزي اليوم والسوء على الكافرين).

Huruf yang keempat al-Zay karena merupakan awal huruf dari kalimat al-Zafir ‘bencana atau malapetaka’ seperti ayat dalam Al-Qur’an (لهم فيها زفير وشهيق/ إن شجرة الزقزم). Huruf kelima al-Syin, huruf ini merupakan awal dari kalimat al-Syaqowah ‘kesengsaraan’ dan ayat dalam Al-Qur’an berbunyi seperti (فأما الذين شقوا ففيالنار). 

Huruf yang keenam adalah al-Dza karena menunjukkan makna Ladza (لظى) dan lafal Ladza ini merupakan murodif dari al-Jahannam seperti ayat Al-Qur’an (كلا إنها لظى نزاعة للشوى). Kemudian yang terakhir adalah huruf Fa, hal ini disebabkan Fa merupakan awal kalimat al-Firaq ‘terpisah’ seperti ayat dalam Al-Qur’an ( يومئذ يتفرقون/ لاتفتروا على الله كذبا فيسحتكم بعذاب وقد خاب من افترى).

Kiai Said ketika membacakan teks tersebut lalu mengomentarinya bahwa Imam Arrazi ini melakukan cocoklogi atau mengada-ngada karena Imam Arrazi mencari bukti-bukti yang bisa mendukung pendapatnya serta mengabaikan kemungkinan-kemungkinan lainnya.

Kiai Said menguatkan pendapatnya dengan menyatakan bahwa lafal al-Tsa bisa saja merupakan huruf pertama dari kalimat al-Tsawab yang bermakna ‘pahala’ atau huruf al-Jim yang dinisbatkan kepada kalimat al-Jannah yang bermakna ‘surga’ dan begitu juga kalimat lainnya.

Terkait ilmu cocoklogi, ilmu tersebut secara ilmiah dinamakan juga dengan bias konfirmasi, yaitu suatu kecenderungan bagi seseorang untuk mencari bukti-bukti yang mendukung pendapat atau kepercayaannya serta mengabaikan bukti-bukti yang menyatakan sebaliknya. Kesalahan pemikiran ini menyebabkan penarikan kesimpulan yang salah dan merintangi pembelajaran yang efektif.

Seperti para peramal di Inggris, Amerika, dan di beberapa negara Eropa lainnya yang meramalkan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2012 dengan bukti yang telah mereka cocoklogikan antara fenomena alam yang terjadi dan teks-teks agama yang mereka yakini sehingga konklusi yang mereka ambil kurang tepat dan kurang maksimal.

Kritik Kiai Said terhadap Imam Arrazi ini ternyata pernah dilontarkan juga oleh ulama-ulama pada masanya, mereka menyatakan bahwa huruf-huruf tersebut tidak wajib menunjukkan makna azab dari suatu kalimat, maka pendapat Imam Arrazi tidak berdasar. Komentar seperti ini langsung dijawab kembali oleh Imam Arrazi dalam kitabnya bahwa Allah Swt. menyifati neraka jahanam dengan tujuh sifat, seperti firman Allah Swt. ( لها سبعة أبواب لكل باب منهم جزء مقسوم) bahwa neraka memiliki tujuh pintu dan dari masing-masing pintunya memiliki bagiannya sendiri dan dari ayat tersebut Imam Arrazi berargumen bahwa tujuh huruf yang tidak disebutkan dalam surah al-Fatihah menunjukkan masing-masing dari tujuh pintu neraka sehingga salah satu faidah membaca surah al-Fatihah menurut Imam Arrazi adalah bagi yang sering membaca surah al-Fatihah, maka akan terhindar dari tujuh pintu neraka, seperti halnya surah al-Fatihah yang tidak terdapat tujuh huruf hijaiyah.

Sumber foto dan artikel: https://altsaqafah.id/


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here