Filosofi Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw

0
1437

KHASKEMPEK.COM – Bulan Maulud atau Maulid adalah bulan Rabiul Awwal, bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ada apa dengan bulan Maulid, apa saja yang berhubungan dengan bulan Maulid?

Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada 12 Rabiul Awwal tahun Gajah. Dinamakan bulan Maulid karena di bulan tersebut dilahirkan manusia paling mulia, nabi dan rasul paling agung, pimpinan para nabi dan rasul.


لو لاك لو لاك ما خلقت الافلاك

Kalau bukan karena engkau (Muhammad) maka tidaklah Aku ciptakan alam semesta.

Yang dimaksud alam semesta adalah bumi serta segala isinya juga benda-benda (makhluk) yang di langit termasuk planet dan makhluk ghaib atau makhluk tak kasat mata.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu. Semua makhluk merasa bahagia dan senang ketika malam dilahirkannya Nabi Muhammad SAW. Termasuk juga paman Rasulullah yang bernama Abu Lahab. Rasa bahagianya diwujudkan dengan membebasakan salah satu sahayanya yang bernama Tsuwaibah Al aslamiyah.

Walaupun pada akhirnya Sang paman memusuhi Nabi SAW, tetapi di hari lahirnya Nabi, Abu Lahab merasa sangat bahagia dengan kelahiran Nabi SAW. Karenanya Allah meringankan siksa Abu Lahab setiap hari Senin, hari lahirnya Rasul.

Memperingati Maulid Nabi tidak perlu dalil, cukup dengan keimanan dan hati yang ikhlas. Setiap insan pasti memperingati hari kelahiran masing-masing, ada yang diperingati bersama-sama dan ada yang diperingati secara sederhana tanpa diketahui orang lain. Artinya memperingati hari kelahiran adalah kita bersyukur masih diberikan umur serta nikmat kesehatan dan lain sebagainya.

Sebagai seorang muslim tentu kita juga bahagia dengan kelahiran dan kehadiran Rasulullah SAW. Karena berdasarkan dalil di atas bahwa adanya alam semesta itu karena adanya Nabi Muhammad SAW.

Di antara rasa bahagia kita memperingatinya dengan membaca kisah Nabi SAW yang terangkum dalam Kitab Barzanji, Diba’i, Syariful Anam, Qoshidah Burdah, dll. Maka tak heran setiap malam Jumat atau malam lainnya di Masjid atau Musholla banyak dibacakan marhaban. Itu adalah bukti bahwa kita cinta terhadap Rasulullah SAW

Orang yang sedang jatuh cinta tentu banyak menyebut serta mengingat orang yang dicintainya. Begitupun yang pernah dialami oleh Almarhum almaghfurlah KH Aqiel Siroj. Rasa cinta pada Rasul di antaranya beliau wujudkan dengan mengikuti marhabanan setiap malam Jumat di Musholla Alqodiem. Setiap malam Jumat Beliau duduk bersama dengan para santri untuk membacakan kisah Nabi Muhammad dalam barzanji ataupun Diba’i. Kiai Aqiel meyakini ketika mahalul qiyam adalah saat yang paling sakral, karena Rasulullah SAW hadir di antara mereka.

Dan rasa cinta beliau pada Rasulullah SAW juga sampai terbawa mimpi. Kiai Aqiel di akhir hidupnya mimpi bertemu Rasulullah SAW, bahkan Beliau dalam mimpinya bersalaman dan mencium tangan Rasulullah SAW.

Gus Shidqi Musthofa pernah berkata, “Kalau belum bisa mencintai Rasulullah SAW, setidaknya cinta pada orang yang mencintai Rasulullah”. Wallahu A’lam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here