Berikut Tiga Makna Ad-din Menurut Buya Said Aqil

0
595

KHASKEMPEK.COM – Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al Tsaqafah Jakarta, Buya Said Aqil Siroj menjelaskan makna agama. Beliau mengatakan, agama dalam bahasa Inggris disebut religion. Religion berasal dari bahasa Latin religare yang artinya mengikat.

“Artinya agama itu sebuah ikatan. Mengikat kita semua. Agama adalah ikatan (tali) yang mengikat kita semua dengan perjanjian itu, dengan perjanjian ayatul mitsaq. Jangan sampai kita lupa. Jangan sampai di akhirat, orang jawab, kami lupa,” tegasnya.

“Oleh karena itu, agama itu mengikat kita semua, mengikat secara teologis namanya akidah, mengikat secara syariah namanya ibadah, mengikat secara akhlakul karimah. Itu ikatan-ikatan agama,” sambungnya.

Kalau dalam bahasa Arab, agama artinya ad-din. Lafadz ad-din berasal dari macam-macam. Kalau fi’ilnya muta’addi, دانه – يدينه maknanya membalas, menguasai, al-qohr wa al-jaza.


مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ اي ملك يوم الجزاء

Hari kiamat. Maaliki yaumid din, Allah itu yang memiliki hari pembalasan. Jangan hari agama maknanya. Tapi hari pembalasan.

Kedua دان له atau دان اليه artinya khodho’a wa khosyo’a wan qooda. Kita ini semua tunduk kepada Allah, khusyu’ kepada Allah, manut kepada Allah. Itu namanya, kita beragama. Agama itu tunduk ilaihi, lahu, kepada Allah. Itu arti yang kedua, ya muta’adi-nya dengan lam.

Ketiga, muta’adi-nya dengan ba’ دان به maknanya tamassaka bihi. Kita beragama Islam, itu artinya kita berpegang teguh dengan agama Islam, دان بالاسلام.

“Oleh karena itu, tiga-tiganya arti agama semuanya adalah sangat mengikat kepada semua umat manusia. Mengikat dengan perjanjian ayatil mitsaq, qooluu balaa syahidnaa,” pungkasnya.

“Misi pesantren adalah mengingatkan, mengajak masyarakat agar ingat kepada Allah Swt. Begitu pula misi Al-Qur’an,” jelas Buya Said.

Untuk menguatkan pernyataannya tersebut, lantas Buya Said mengutip ayat Al-Qur’an yang berbunyi:


مَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لِتَشْقٰٓى ۙ
اِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَنْ يَّخْشٰى ۙ

“Jadi misi Al-Qur’an yang paling utama adalah tadzkiroh,” tegas Buya Said.


كَلَّاۤ اِنَّهَا تَذۡكِرَةٌ

Kiai Said Aqil melanjutkan penjelasannya, Alquran sebagai kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, wahyu yang paling akhir. “Dalam rangka memberi peringatan terakhir keseluruh umat manusia agar kita ingat takut kepada Allah,” kata beliau.

Lalu Buya Said menjelaskan lebih dalam lagi. “Dulu ketika zaman primordial (pra eksistensi), sebelum wujud tetapi sudah wujud. Bainal wujud wal adam (namanya tsubut). Berbeda antara wujud dengan tsubut,” jelasnya.

“Kalau tsubut ma bainal wujud wal adam. Dinamakan ada, belum ada. Dinamakan belum ada, sudah ada,” sambungnya.

Allah bertanya kepada Bani Adam:


وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ

“Ketika zaman primordial, Allah telah bertanya kepada Bani Adam, “Bukankah Aku adalah Tuhanmu? Semua Bani Adam menjawab, Balaa, Benar. Engkau Tuhan kami. Syahidna, kami semua menyaksikan,” kata Buya Said.

Ini sebuah mitsaq, watsiqah, perjanjian antara umat manusia dengan Allah. Itu namanya ayatul mitsaq. Jangan sampai nanti di hari kiamat mengatakan kami lupa. ‘an hadza ghofilin. Kami lupa, ya Allah, perjanjian itu.

“Maka supaya tidak jawab, ‘an hadza ghofilin, turunlah agama, dibawa oleh para rasul, para nabi dengan kitab suci, antara lain yang wajib kita tahu: Zabur, Taurat, Injil dan Al-Qur’an,” pungkas Buya Said.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here