Kiai Musthofa Aqel: Isro’ Merupakan Dalil Bagi Mi’roj

0
531

KHASKEMPEK.COM – Sejarah telah mencatat dan para Ulama sepakat bahwa malam tanggal 27 Rajab terjadi suatu peristiwa yang sangat bersejarah bagi ummat Islam se Dunia, yaitu peristiwa Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW.

Isro yaitu perjalanan malam yang di lakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso, sedangkan Mi’roj adalah perjalanan dari masjidil Aqso menuju Sidratul Muntaha.

Isro’ Mi’roj ini merupakan mu’jizat yang besar, yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, karena dari jumlah keseluruhan nabi 124.000 lebih, yang melakukan Isro’ Mi’roj hanya Nabi Muhammad SAW. Ini menunjukan betapa mulianya Nabi Muhammad SAW, lebih mulia, lebih agung dari para Malaikat dan dari seluruh makhluk.

Isro ini dinamakan perjalanan bumi (رحلة أرضية)، sedangkan Mi’roj dinamakan sebagai perjalanan langit (رحلة سماوية).

Mengenai peristiwa Isro’ Mi’roj ini banyak yang tidak percaya, oleh karenanya mereka yang tidak percaya ingin sebuah bukti, mereka berkata :

Wahai Muhammad benarkah engkau telah pergi ke Baitul Maqdis, dengan waktu yang singkat?

Coba buktikan kepada kami? Ada berapa pintu, tiang dan jendela yang terdapat di Masjidil Aqso?

Lalau datang Malaikat Jibril dengan membawa gambar Masjidil Aqso, dan Nabi Muhammad SAW menjawab pertanyaan yang diutarakan kepadanya dengan jelas.

Akhirnya ketika mereka mendengar jawaban Nabi, mereka berkata : iya, benar.

Disini kenapa kenapa mereka bertanya dan berkata benar tentang persoalan Isro’, karena persoalan Isro’ ini merupakan peristiwa yang masih lazim yang terjadi di bumi.

Kalau terhadap persoalan Isro’ mereka percaya maka kepada Mi’roj juga percaya, oleh karenanya

الإسراء دليل المعراج

“Isro” merupakan dalil bagi Mi’roj”

Ayat yang menjelaskan Isro’ ini Dzohir (jelas) yaitu surat Al Isro’ ayat 1 :

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (اﻹسراء : ١)

Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Sedangkan ayat yang menjelaskan tentang Mi’roj itu tidak Dzohir, terdapat pada surat An Najm ayat 7 :

وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَىٰ (١) مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ (٢) وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ (٣) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ (٤) عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَىٰ (٥) ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَىٰ (٦)
وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَىٰ (النجم : ٧)

Artinya : (Demi bintang) yaitu bintang Tsurayya (ketika terbenam) sewaktu terbenam (1). kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru (2). dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya (3). Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) (4). yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat (5). yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli (6). sedang dia berada di ufuk yang tinggi (7).

Disini ada ayat : وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَىٰ yang artinya “dia (Muhammad) berada di ufuk yang paling tinggi”

Kalimat “berada diufuk yang paling tinggi” ini menunjukan bahwa nabi ada disana. Nah, berada disana ini dinamakan Mi’roj.

Kenapa ayat Mi’roj ini tidak Soreh (jelas) karena keimanan kepada Mi’roj ini harus terlebih dahulu beriman kepada Isro’.

Sumber : Dawuh Bapa KH. Muh. Musthofa Aqiel Siraj dimalam peringatan Isro’ Mi’roj bersama santri Al Ghadier Khas Kempek

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here