Kempek dan Buya Ja’far

0
826

KHASKEMPEK.COM – Kempek adalah nama kampung di kota Wali Sunan Gunug Djati yang mempunyai satu sejarah yang banyak diambil sebagai sumber ilmiah akademis dan non akademis. Syeikh Syarif Hidayatullah atau sering dikenal Sunan Gunung Jati sebagai salah satu tokoh sentral Wali Songo, yang juga sebagai tokoh Masyarakat Cirebon pada awal berdirinya Caruban, yang kemudian disebut Cirebon.Dalam silsilah sunda, bahwa beliau adalah turunan dari Sang Maharaja Prabu Siliwangi kerajaan Padjajaran. Dalam kota tersebut, lahirlah wadah pendidikan pesantren salaf, yang mengajarkan pendidikan agama Islam.

Pendidikan tersebut adalah Pesantren Kempek, pesantren ini didirikan oleh Kyai Harun.Dalam pelacakan sislsilahnya, bahwa Kyai Harun adalah turunan Sunan Gunung Djati.Pesantren ini didirikan oleh Mbah Harun pada tahun 1908.Mbah Harun adalah Putra KH. Abdul Djalil dari pesantren Gedongan dengan santriwati keturunan sundaNy. Kamali. Kempek adalah kampung sekitar pesantren, yang kemudian kampung ini dijadikan nama pesantren oleh Mbah Harun. Kampung ini terletak 14 Kilo dari arah barat Kota Cirebon.Perjalanan Pesantren kempek semakin tahun semakin bertambah besar, karena kegigihan pengajaran Mbah Harun.

Dalam mengajarkan pesantren Kempek, Mbah Harun adalah sosok yang ahli dalam gramatika bahasa arab, baik itu Nahwu maupun Shorof. Beliau adalah sosok Kyai kharismatik yang banyak disegani keilmuanya, khususnya pada kyai pesantren di Cirebon.Bahwak menurut KH. Ahsin Syifa Aqiel ( Cucu Mbah Harun dan Generasi penerus Pesantren Kempek) ketika penulis masih belajar di pesantren kempek, pada kegiatan malam jum’atan dalam rangka dawuh kyai. Ketika itu Kyai Ahsin menjelaskan kepada santri-santrinya, bahwa Mbah Harun pernah diajarkan langsung kitab Shohih Bukhori Muslim oleh Rasulullah SAW.

Namun karena usianya yang semakin sepuh, beliau wafat pada (23 Maret 1935), yang kemudian Pengasuhan pesantren di serahkan kepada putra tertuanya dari istri keduanya Ny. Ummi Laila yaitu KH. Yusuf Harun, setelah itu pengasuhan dilanjutkan oleh anak dari istri pertamanya Ny. Mutimmah yaitu KH. Umar Sholeh.

Kempek Generasi selanjutnya

Kemudian dalam perjalanan pesantren kempek semakin masuk dalam dunia globalisasi, semakin cepat pula pertumbuhan kemajuan Pesantren Kempek.Di bawah pengasuhan KH. Umar Sholeh, dibagian Selatan Pesantren Kempek lahirlah wadah majlis untuk menyempurnakan pesantren kempek. Majlis ini didirikan oleh menantu MbahHarun dari anak istri keduaNy. Hj. Afifah, yaitu KH. Aqiel Siroj pada tahun 1960.Yang kemudian pesantren ini dinamakan Majlis Tarbiyatul Mubtadi’ien.

KH. Aqiel Siroj dilahirkan pada tahun 1920 dipesantren gedongan, daerah sekitar 12 KM dari kota Cirebon. Beliau adalah putra KH.Siroj yang juga dalam silsilahnya adalah keturunan dari Sunan Gunung Djati.Awalnya kyai Aqiel dipesantren Kempek yaitu sebagai santri di pesantren Kempek dimasa pengasuhan KH.Harun.Dari perjalanan pesantrian Kyai Aqiel, dengan kecerdasan, ketekunan dan kedisiplinan Kyai Aqiel.Akhirnya Kyai Aqiel diangkat menantu oleh Mbah Harun, yang kemudian Kyai Aqiel membantu dalam membangun pengajaran di pesantren Kempek.

Dari hasil pernikahanya, beliau menurunkan generasi bangsa Indonesia, yang kemudian dalam perjalan waktu, penerusnya dinamakan dengan “ Pandawa Lima Pesantren Kempek “. Yaitu diantaranya, Ja’far Shodiq, Said Aqiel, Musthofa Aqiel, Ahsin Syifa Aqiel, dan Ni’amillah Aqiel.

Kyai Aqiel ialah sosok kyai karismatik dan juga Mubaligh kondang pada masa itu.Kyai Aqiel mendakwahkan Islam bukan hanya di pesantren Kempek dan Majlis yang didirikanya.Namun, beliau juga mendakwahkan dan mengajarkan ilmu kepada masjid – masjid dengan tenaga dan usaha keras untuk mendidik masyarakt, khususnya pada wilayah Cirebon.Menurut putra beliau KH. Musthofa Aqiel (Sekarang Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon), yang dipaparkan beliau ketika sambutan atas nama pengasuh pesantren KHAS Kempek pada acara Haul Kyai Aqiel, ketika beliau mendakwahkan ceramahnya tidak jauh dari cerita-cerita yang dipaparkan dalam Al-Qur’an, Seperti cerita Nabi Yusuf A.S dan cerita lainya yang termuat dalam Al-Qur’an.Namun menurut Kang Muh (Panggilan Akrab KH.Musthofa Aqiel), hasil dari dakwahnya itu ada yang mendapatkan satu penghasilan keilmuan dari para jama’ah yang hadir ketika ceramah yang dipaparkan oleh Kyai Aqiel.

Bahkan Menurut Kang Muh, ketika usai pengajian Kyai Aqiel. Ada beberapa jama’ah yang menghampiri kyai Aqiel untuk menghaturkan ucapan terima kasih, karena didalam ceramah kyai Aqiel dapat menggugah hati jama’ah yang hadir dalam pengajian tersebut.Seperti contoh ketika jama’ah yang hadir dalam pengajian tersebut mengalami masa kelam yang belum sembuh, namun setelah menghadiri pengajian tersebut.Kekelaman tersebut sirna, dikarenakan dakwanya kyai bukan hanya keilmuan saja yang paparkan. Tetapi didalam ceramahnya kyai Aqiel, terdapat  kebersihan hati. Yang akhirnya jama’ah yang hadir bisa mendapatkan kebersihan hati.

Buya Ja’far

Pada tahun 1990, disebabkan penyakit yang diidapnya.Beliau wafat meninggalkan keluarga besar pesantren Kempek. Kemudian Majlis Tarbiyatul Mubtadi’ien (MTM), diasuh oleh putra-putranya yang disebut Pandawa Lima Pesantren Kempek. Awal pengasuhan putranya di komandoi oleh KH.Ja’far Shodiq Aqiel Siroj.Beliau adalah sosok putra mahkota pesantren, dengan ketegasan, kecerdasan dan kedisiplinan.Pesantren kempek menjadi salah satu pesantren yang berpengaruh di kawasan Jawa Barat.

KH.Ja’far Shodiq Aqiel Siroj, yang kemudian sering dikenal dengan Buya Ja’far.Lahir asli di pesantren yang didirikan dan dibesarkan oleh Kakek, Uwak dan Ayahnya.Beliau dilahirkan 6 tahun setelah Kemerdekaan Indonesia di kumandangkan, tepatnya pada 01 Juni 1951.Pendidikan yang beliau lalui, hanya pada pendidikan non formal saja.Dimulai Mesantren dipesantren yang didirikan oleh Kakek dan Ayahnya, dari Pesantren Kempek dan Majlis Tarbiyatul Mubtadi’ien.

Dari pendidikan yang dimulai ketika usia dini sampai remaja, beliau selalu patuh dan disipin akan waktu. Cerdas dan Tegas dalam menjalankan aktifitas di pesantren.Kemudian setalah beliau belajar dipesantren keluarganya, berpidah keberbagai pesantren yang ada di tanah Jawa.Dimulai dari Pesantren Lirboyo Kediri (3 Tahun) asuhan KH.Mahrus Aly. Dipesantren Lirboyo, beliau diasuh langsung oleh pamannya dari pesantren gedongan, KH. Mahrus Aly.Dididik dan digembleng dengan kedisiplinan ilmu pesantren.Menurut beliau (Buya Ja’far), ketika beliau masih hidup.Pernah ketika beliau masih di pesantren Lirboyo, beliau selalu melakukan Riyadhoh dan Tirakat.Menurutnya, Riyadhoh dan Tirakat adalah satu wilayah untuk mengosongkan dan membersihkan jiwa.Ketika jiwa sudah kosong, artinya tidak ada barang yang kotor.Otomatis, ilmu yang dipelajari cepat masuk tanpa ada hambatan.Begitu pula dengan Riyadhoh.Ketika dipesantren Lirboyo, beliau sekamar atau sekomplek dengan adiknya.yang sekarang menjadi Ketua Umum Pengurus Besar  Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqiel Siroj.

Dipesantren Lirboyo bersama adiknya, Buya Ja’far adalah sosok yang sangat tegas dalam mendidik dan mengayomi adiknya.Bahkan ketika Kang Said (Panggilan Akrab KH. Said Aqiel Siroj) meminjam barang-barang milik Buya Ja’far. Buya Ja’far tidak pernah meminjamkan barangnya ke adiknya.Sebab, Buya Ja’far memberikan pengajaran kepada adiknya untuk konsisten dengan milik pribadi.Pelit dalam hal kebaikan dan pelajaran adalah suatu hal yang baik.Beliau adalah sosok kyai yang konsisten, Istiqomah dan Tawadhu.Hal tersebut pernah beliau utarakan ketika kegiatan pesantren (Majlis Tarbiyatul Mubtadi’ien) MTM di Jum’at pagi, Ziarah ke Muassis pesantren Kempek.

Setalah itu, beliau melanjutkan Mesantren Sarang Jawa Timur asuhan Mbah Maemun Zubair selama satu tahun, kemudian ke Pesantren Tanggil selama tiga tahun dan terakhir menjelajahi pesantren-pesantren yang ada di pulau Jawa, dengan ngaji pasaran.

Setelah melancong keberbagai pesantren, beliau membantu ayahnya dalam menjalankan kegiatan di MTM.Dalam menjalankan perjalanan pesantren MTM Kempek, beliau adalah sosok yang sangat tegas terhadap santri-santri Kempek.

Setalah Ayahnya Meninggal, Buya Ja’far menahkodai seluruh kegiatan di pesantren MTM Kempek dengan dibantu oleh adik-adiknya dan anak-anaknya, serta keluarga besar pesantren Kempek. Dengan ketegasannya, kini di MTM mulai berkembang pesat, dan dapat dikatakan pesantren yang sangat berpengaruh di Jawa Barat.Dimulai pesantren kempek yang terkenal salafnya, ketika Buya Ja’far mengasuh di pesantren MTM.Pendidikan – pendidikan Formal mulai dimasukan dipesantren kempek.Dimulai dari berdirinya Yayasan Kyai Haji Aqiel Siroj (KHAS), MTs KHAS, dan MA KHAS.

Pada awal berdirinya, pengasuh pesantren kempek yang pada saat itu diasuh oleh Uwaknya KH.Umar Sholeh dan Ayahnya.Menerapkan dengan system salaf, tanpa ada sentuhan pendidikan formal.Sebab, pada saat itu Kyai Aqiel melarang anak-anaknya dan santri-santri untuk mempelajari keilmuan yang ada di Sekolah, yang didirikan oleh pemerintah Kolonial Belanda.Selain sebagai taktik politik orang-orang Belanda, Sekolah Rakyat (SR) yang didirikan oleh Belanda.  Kyai Aqiel Juga khawatir akan ada penyelewengan-penyelewengan terhadap pesantren Kempek, akhirnya pesantren Kempek sama sekali melarang untuk menjalankan aktifitas di sekolah.Namun oleh Buya Ja’far dan adik-adiknya, Kini pendidikan Formal mulai dikembangkan oleh Pesantren MTM Kempek.Sebab pendidikan Formal yang dijalankan oleh pesantren MTM Kempek, harus mengikuti alur kurikulum pesantren.Bukan mengikuti kurikulum Sekolah.

Selama beliau hidup, banyak lembaga yang pernah beliau komandoi dan melakukan aktifitas – aktifitas yang sifatnya positif.Dimulai beliau mengasuh langsung pesantren ayahnya, Ketua Umum MUI Kabupaten Cirebon dalam beberapa periode, dan Rois Syuriah di PWNU Jawa Barat.Sosoknya yang akrab dengan siapa saja, dari mulai pejabat, politikus, kyai dan berbagai golongan lainya.Dari berbagai golongan dalam pergaulanya, beliau dikenal dengan keuletan dan ketegasan.Contohnya ketika dipesantren MTM dalam asuhanya, beliau banyak mensukseskan acara berstaraf Nasional dan Internasional. Dimulai dari Musyawarah NAsional (MUNAS) dan Konferensi Besar (KONBES) NU, Seminar Internasional yang menjadi pembicara Presiden RI  BJ. Habibie dan Duta Besar German, Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) oleh Kodam III/ Siliwangi, dan berbagai kegiatan lainya yang tarafnya Nasional dan Internasioanl.

Buya Ja’far dalam mendidik pesantren Kempek dengan pengajaran kitab kuningya, selalu Istiqomah, Ulet dan Telaten.Khusunya kitab yang diajarkannya Kitab Al-Fiyah Ibn Malik dan ngaji Al-Qur’anKempekan.Santri yang ingin Ngaji di Buya Ja’far harus Nderes dan Cocogan beberapa kali, dan itupun harus didampingi oleh santri-santri yang seangkatan dan senior.Untuk bisa mempelajari kitab dengan menyeluruh dan ketika khatam kitab tersebut, dapat menghafal dan faham, baik itu dalam kitab Al-Fiyah maupun Ngaji Al-Qur’an Kempekan.Serta dimalam harinya sekitar pukul 03.00 WIB, Buya Ja’far selalu konsisten untuk bangun malam melakukan shalat malam.Setelah itu melakukan shalat Shubuh berjama’ah bersama santri-santrinya.Dzikiran yang selalu beliau anjurkan kepada santri-santrinya yaitu membaca Sholawat sebanyak 1000 kali sehari semalam.Sebab, Dzikiran Sholawat tersebut, selain sebagai rasa terima kasih kepada baginda Nabi Muhammad SAW.Juga sebagai amanat Ijazah dari KH.Mahrus Aly ketika beliau masih Mesantren di Lirboyo Kediri.

Beliau mengasuh Pesantren MTM Kempek, kurang lebih selama 24 Tahun.Banyak sekali perubahan-perubahan yang dialami oleh pesantren MTM Kempek dalam pengasuhanya. Pada usia63 Tahun, beliau wafat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta Pusat pada 1 April 2014. Beliau adalah sosok Panglima Pesantren di Cirebon, khusunya pada pesantren Kempek. Dengan Kecerdasan, Keuletan, Ketegasan, Kedisiplinan, dan Ketawadhuanya. Buya Ja’far tidak akan terlepas dari perubahan-perubahan pesantren kempek. Bahkan ketika pengasuhanya, kempek adalalah satu kampung yang didalamnya ada pesantren yang berpengaruh di kawasan Jawa Barat. Kempek adalah Buya Ja’far dan Buya Ja’far adalah kempek, Keduan nama tersebut tidak akan dilepaskan dengan kemajuan pesantren-pesantren salaf di Jawa Barat khususnya di Kabupaten Cirebon.

Selanjutnya, Pesantren MTM Kempek diasuh oleh Adik-adiknya.Dengan dikomandoi oleh Mubaligh Kondang KH. Muhammad Mushtofa Aqiel Siroj, dan dibantu oleh saudara-saudaranya Pandawa Lima PEsantren Kempek, KH. Said Aqiel Siroj, KH.Ahsin Syifa Aqiel Siroj dan KH.Ni’amillah Aqiel Siroj.

Majlis Tarbiyatul Mubtadi’ien (MTM) Kempek berubah nama menjadi Kyai Haji Aqiel Siroj (KHAS), karena untuk mengenang jasa-jasa Kyai Aqiel dan Buya Ja’far. Kini, Pesantren KHAS Kempek banyak diminati oleh berbagai lapisan masyarakat.Santrinya pun kurang lebih dari 3000 santriwan dan santriwati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here