Kiai Musthofa Aqil Jelaskan Apa itu Tahlilan dan untuk apa

0
455

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – Pengasuh Pondok Pesantren Khas Kempek, KH. Muh. Musthofa Aqil, terangkan tahlil pasca Tahlilan Haul KH. Zubair Dahlan dan KH. Maimoen Zubair bertempat di kediaman beliau, Rabu, (05/04/2023).

“Tahlil ialah mengirim pahala-pahala dari amal yang baik kepada orang yang sudah tiada, terangkum pada lafal tahlilan, secara lughowi (bahasa) tahlil yakni la ilaha illallah, akan tetapi secara adatnya orang jawa solawatan, tasbih, pembacaan ayat kursi, yasinan dan lain sebagainya pun di sebut dengan tahlil, ada istilah lain seperti tanggapannya orang jawa, sepertihalnya ingin mengaji di sebuah pengajian, maka hal tersebu akan familiar di anggap “rutinan”, maka dari itu yang patut kita telaah pada tahlilan yakni berisikan kiriman doa juga mengirim ganjaran kepada orang yang sudah tiada, yang berarti memanfaati untuk orang yang tiada”. Terang beliau.

Beliaupun memberikan contoh hadits:

“إِذَا مَاتَ ابنُ آدم انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ”

“Yang pertama merupakan shodaqoh, yang mana ganjarannya takkan terhenti, adapun arti dari ganjaran itu sendiri, biasa di kaitkan dengan kegunaan dan kemanfaatan, maka shodaqohlah dengan perkara yang terus mengalir dan tidak terhenti, seumpama (contohnya) yakni dengan menyedekahkan sumur juga uang dan banyak lagi, dan di dalam sebuah cerita, ada salah satu Shohabat Nabi yang mengadukan kepergian ibunya, Nabi pun berkata: tashoddaq (bersedekahlah), Shohabat pun menanggapi: diriku memiliki ladang kurma di sebuah daerah, maka dari saat ini saya akan memberikannya untuk kepentingan umat mashlahatul muslimin (kemaslahatan umat muslimin), Nabi pun mengangguk-angguk dengan berkata: qod washol qod washol (telah sampai-telah sampai), itulah shodaqoh, disisi lain ada orang yang bertanya, Saya tidak punya tanah maupun uang yang banyak, maka saya harus bersedekah dengan apa, sedangkan dia memiliki tanah, maka dari itu jangan lihat dari ukurannya yang besar, karena yang besar ataupun kebesaran datang dari orang-orang yang kaya, orang yang kecil pun sodaqohnya cukup dengan shodaqoh kecil-kecilan, dengan menghidangkan air minum untuk tamu dengan niat shodaqoh pula sudah di anggap cukup, dan yang kedua ialah ilmu yang bermanfaat dan yang terakhir doa dari anak yang sholeh”. Jelas beliau.

“Di sinilah kita bisa memberikan manfaat kepada mereka yang sudah tiada, kemanfaatan ini datangnya dari ganjaran itu sendiri, akan tetapi di sinilah di mana sang mayit sendiri tidak bisa beramal dan juga menjalin manfaat, akan tetapi yang kedua adalah apa bila memberi manfaat itu masihlah bisa, dengan kita mendoakan seorang wali, maka di situ barulah kita berniat mendapatkan manfaatnya, maka dari itu yang tadi kita berniat memberi manfaat dan yang kali ini kita mengharapkan manfaat, contohnya yakni, ketika kita tabrrukan ataupun tawassulan yang di manfaati Mbah Zubair juga di manfaati Mbah Maimun, agar kta serta anak cucu kita agar selamat dunia akherat”. Tutur beliau.

Beliaupun memberikan sudut pandang yang berbeda, “Apa bisa mayit bisa memanfaati orang yang masih hidup, mengapa tidak bisa, nabi musa apakah beliau yang sudah tiada masih memberikan manfaat kepada baginda nabi, jawabannya yakni memanfaati, contohnya, ketika Nabi Muhammad isro’ mi’roj, ketika Isra Mi’raj Allah SWT perintahkan lima puluh waktu dalam satu hari, di samping itu Nabi Musa kurangilah, dari yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya sampai pada lima waktu dalam satu hari, dan itu atas usulan dari Nabi Musa, yang tentunya bermanfaat wahua mayyit (beliau tiada), dini menunjukkan bahwasanya manusia yang tiada masih tetap bisa memberikan manfaat”. Terangnya.

Dados (maka dari itu), kita berharap kemanfaatan dari yang sudah tiada, dengan dalil yang cukup satu saja, yakni, Nabi Musa sudah wafat dan memberikan aturan dengan nisbat aturan kewafatannya, dan memanfaati kanjeng nabi yang masih hidup dengan nisbat aturan kehidupannya, deangan dalil ini tentunya orang yang sudah tiada tetap memberi manfaat, maka dari itu, yang dari semua Insyaallah kelumeberan (dibanjiri) barokah dan keramatnya KH Zubair dan KH Maimoen”. Pungkas belia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here