Kajian Kitab Safinah: Muqaddimah

0
2840

KHASKEMPEK.COM – Di Indonesia, ada satu kitab fikih yang banyak diajarkan di pesantren atau madrasah di lingkungan Nahdliyyin, yang ditujukan untuk pelajar dan santri pemula, yaitu Safinah An-Najah ( ‫سفينة النجاة‬‎) atau biasa disebut kitab Safinah.

Kitab ini menyajikan fondasi ilmu fikih yang merujuk pada mazhab Syafii. Adalah seorang ulama besar asal Yaman yang menyusun kitab ini, yaitu Salim bin Sumair al-Hadhrami.

Berikut ini kajian Kitab Safinah yang diawali dengan muqaddimah.

بسم الله الرحمن الرحيم

” Dengan nama Allah Pemberi Kasih Yang Maha Pengasih”

والمعنى : بمصاحبة اسم الله الرحمن الرحيم، أؤلف كتابي هذا متبركا

Syekh Salim bin Sumair memulai mengarang kitabnya bebarengan dengan Basmalah seraya mengharap keberkahannya.

Alasan Beliau memulai tulisannya dengan basmalah karena ikut Al-Qur’an Al-‘Aziz dan mengamalkan Hadits Nabi SAW :

كل امر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم فهو أقطع

Segala hal yang baik menurut syara’ yang tidak didahului dengan Bismillah ar-rahman ar-rahim, maka kebaikan itu dinilai kurang dan sedikit keberkahannya.

(الحمد لله رب العالمين )

 “Segala Puji milik Allah, Tuhan pengatur seluruh alam”

والمعنى : الثناء باللسان على الجميل الاختياري على جهة التبجيل مختص بالله مالك الإنس والجن والملائكة

Memuji dengan pernyataan lisan kepada Dzat Allah SWT (atau sifat-Nya),  disertai mengagungkan yang pujian itu tertentu hanya kepada Allah SWT sang penguasa manusia, jin dan malaikat.

(وبه نستعين على امور الدنيا والدين )

“Kepada Allah-lah Kami meminta Pertolongan atas persoalan-persoalan dunia dan Agama”

Yang dimaksud kata “Ad-diin” disini secara bahasa ialah : ta’at, ibadah, dan pembalasan. Sedang secara Syari’at ialah apa-apa yang disyariatkan oleh Allah melalui lisan Nabi-Nya berupa hukum-hukum. Sebanding dengan kata “Ad-diin” adalah “Islam” dan “Syari’at”.

والمعنى : نطلب من الله العون على احوال الدنيا والدين لا من غيره

Kami meminta pertolongan kepada Allah atas kondisi-kondisi dunia dan agama bukan yang lainnya. Agar diberi kekuatan untuk menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

(وصلى الله وسلم على سيدنا محمد خاتم النبيين)

“Semoga Allah selalu mencurahkan rahmat ta’dzim dan penghormatan kepada baginda kita, Nabi Muhammad SAW yang menjadi penutup para nabi”.

Sholawat itu memiliki arti “Kasih”. Sholawat dari Alllah dinamai “Rahmat”, dari malaikat dinamai “Istighfar” (Memintakan ampunan), dan dari manusia dinamai “Tadharru’ ” dan “Do’a” (Harapan dan Do’a).

والمعنى : رحم الله سيدنا محمدا خاتم النبيين رحمة مقرونة بالتعظيم وحياه

Allah senantiasa memberi rahmat kepada baginda kita, Nabi Muhammad SAW yang menjadi penutup para nabi dengan rahmat yang dibarengi dengan penghormatan dan Allah SWT melanggengkan rahmat tersebut.

(وآله وصحبه أجمعين)

“Semoga rahmat ta’dzim dan penghormatan Allah SWT juga tercurahkan kepada keluarga, dan para shohabat Nabi Muhammad SAW seluruhnya”.

(وآله) وهم جميع أمة الإجابة لخبر آل محمد كل تقي أخرجه الطبراني وهو الأنسب بمقام الدعاء ولو عاصين لأ نهم أحوج إلى الدعاء من غيرهم وأما في مقام الزكاة فالمراد بالآل هم بنو هاشم وبنو المطلب

Yang dimaksud dengan para keluarga Rasulullah adalah seluruh umat yang menerima ajakan dakwahnya karena adanya hadis, “Keluarga Muhammad adalah setiap orang yang bertakwa.” Hadis ini diriwayatkan oleh Tabrani. Pengertian keluarga Rasulullah di atas adalah yang lebih pantas dalam maqom doa, meskipun mereka adalah orang-orang yang bermaksiat karena orang-orang yang bermaksiat lebih membutuhkan untuk didoakan daripada yang selain mereka. Adapun dalam maqom zakat, yang dimaksud dengan keluarga Rasulullah adalah mereka yang berasal dari keturunan Bani Hasyim dan Bani Muthollib.

(وصحبه) وهو من اجتمع مؤمناً بالنبي صلى الله عليه وسلّم بعد الرسالة ولو قبل الأمر بالدعوة في حال حياته اجتماعاً متعارفا.

Yang dimaksud sahabat adalah orang yang berkumpul dengan Rasulullah serta percaya kepada beliau setelah beliau diutus sebagai seorang rasul meskipun belum diperintahkan untuk berdakwah pada masa hidupnya dengan bentuk perkumpulan yang saling mengenal.

(ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم) أي لا تحول عن معصية الله إلا بالله ولا قوة على طاعة الله إلا بعون الله

Tidak ada kemampuan menghindari maksiat kecuali dengan pertolongan Allah dan tidak ada kekuatan melakukan ketaatan kecuali dengan pertolongan-Nya.

Referensi :

  • Kitab Safinah An-najah, Syekh Salim bin Sumair
  • Kitab Nail Ar-roja, Syekh sayyid Ahmad bin Umar As-Syathiri
  • Kitab Kasyifah As-saja, Syekh Nawawi bin Umar Al-Bantani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here