Empat Teladan Buya Ja’far Aqiel Siroj yang Patut Ditiru

2
1610

KHASKEMPEK.COM – Almaghfurlah KH. Ja’far Shodiq Aqiel Siroj atau yang biasa disapa Buya Ja’far adalah putra pertama Almarhum KH. Aqiel Siroj. Selama 24 tahun kepemimpinannya, Buya Ja’far memberi banyak sekali perubahan dan kemajuan bagi ponpes KHAS Kempek, dari segi sarana-prasarana hingga sistem pendidikan.

Progres yang dibawa Buya Ja’far tersebut sudah pastinya tidak terlepas dari prinsip-prinsip hidup yang beliau pegang. Hingga menjadikannya sebagai sosok guru yang akan selalu dikenang dalam sejarah oleh santrinya dan orang-orang terdekatnya karena keteladanannya, dan nilai-nilai yang beliau ajarkan.

di antara keteladanan-keteladanan beliau adalah:

1. Teguh dalam pendirian

Setelah ayahanda, Kyai Haji Aqiel Siroj berpulang ke Rahmatullah, kepemimpinan pesantren diambil alih olehnya, sebagai anak yang pertama beliau memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengasuh Pondok Pesantren KHAS (dulu MTM) dan terlebih lagi keluarga. Hal ini sesuai dengan dawuh adiknya, yakni Romo Kyai Haji Musthofa Aqiel:


الولد الاكبر فى منزلة الا

Putra sulung itu kedudukannya seperti Bapak.

Dalam menjalani amanat tersebut, Buya Ja’far adalah sosok yang tegas dalam memilih. Ia tidak berbelit-belit dan bila sudah berkata A beliau akan tetap dalam keteguhanya mengatakan A.

2. Memiliki semangat yang tinggi

Buya Ja’far juga dikenal sebagai sosok yang memiliki semangat yang tinggi dalam hidup dan seorang pekerja keras. Beliau pernah berpesan pada santrinya agar terus bekerja keras untuk mengejar cita-citanya. “Jangan berharap sukses jika tidak mau capek dan lelah,” pesan Buya Ja’far pada santri-santrinya.

Semangat ini juga lah yang membawa pesantren KHAS Kempek di tangan beliau mengalami kemajuan pesat, hingga menghasilkan banyak perkembangan. Di antara perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:

Pada tahun 1996, ponpes KHAS Kempek yang waktu itu masih bernama Majelis Tarbiyatul Mubtadiien membuka sekolah MTs Terbuka untuk mengikuti tuntutan perkembangan zaman, yakni wajib belajar formal 9 tahun kala itu. Dan pada tahun 2002, sekolah terbuka tersebut resmi menjadi MTs KHAS Kempek. Setelah itu, dibangun pula MA KHAS Kempek pada tahun 2003 dan SMP KHAS Kempek pada tahun 2009.

Pada awalnya, pesantren Kempek didirikan khusus untuk para santri yang fokus mengkaji kitab kuning. Akan tetapi kalau zaman sekarang pondok pesantren masih seperti itu, maka kemungkinan besar minat santri untuk belajar di Kempek akan semakin berkurang karena disamping santri yang notabanenya adalah mengkaji kitab kuning juga harus mengikuti perkembangan tersebut.

Maka dari inisiatif itulah, Abuya Ja’far mereformasi untuk kegemilangan pesantren Kempek dengan menambahkan kurikulum wajib belajar formal.


3. Jujur

Dawuh beliau yang populer adalah “Santri aja bulit, aja menang dewek”. Santri jangan curang, jangan menang sendiri.

Teladan ini jarang dimiliki oleh orang lain. Sampai orang terdekatnya pun mengakui bahwa beliau adalah sosok yang sangat jujur. Saking jujurnya beliau tak pernah sembarangan dalam mengatur keuangan. Uang pondok yang dipegang oleh beliau sangat rapih dan tertib tak pernah disatukan dengan uang milik pribadinya, agar lebih berhati hati dalam menggunakan hak milik sendiri.

KH. Muh. Musthofa Aqiel pernah menyebutkan hadis Nabi yang berbunyi:


عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ اِلَى الْبِرِّ اِنَّ الْبِرِّيَهْدِيْ اِلَى الْجَنَّةِ (رواه البخارى ومسلم)

Artinya: “Hendaknya kamu selalu jujur karena kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa ke dalam surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan oleh karena itu, Kang Muh yakin Bahwa Buya Ja’far adalah dari penduduk surga.

4. Istikamah dalam ibadah

“Isun bli bisa niru istiqomahe buya Ja’far,” Begitulah pernyataan dari KH. Muh. Musthofa Aqiel saat menggambarkan sosok Buya Ja’far yang sangat istikamah dalam beribadah, termasuk sholat tahajud. Waktu selalu beliau jadwal dan dilakukan dengan istikamah. Setiap jam 11 malam beliau istirahat dan jam 3 pagi bangun, lalu beliau sholat tahajjud dengan tak lupa mendoakan santri santrinya agar di-futuh-kan hatinya dan diberkahi hidupnya.

Setiap setelah shalat Shubuh berjama’ah, Buya Ja’far juga sangat istikamah membaca 1000 kali shalawat kepada Nabi Muhammad bersama santri-santrinya. Hal ini merupakan salah satu keistikamahan beliau yang sangat terkenang di hati para santrinya. Terlebih Buya Ja’far pernah dawuh: ”Dengan rajin bersholawat, yang kita usahakan dan cita-citakan, insyaallah akan tercapai.”

Semoga kita sebagai santri santri beliau bisa meniru teladan teladan beliau dan kecipratan keberkahanya. Lahul Fatihah…

2 KOMENTAR

  1. Alhamdulillahi robbil alamin bisa mengabil manfaat melalui beberapa artikel kitu. sy Taqiyuddin bin masyhuri. ayah saya Masyhuri mondokj dan secara langsun ngaji kitab ke KH Aqil Siroj. Bahkan ayah saya dinikahkah oleh beliau dengan ibu saya Sanimah bin Ismail (Kampung/blok Rahayu Plimanan Barat). Kakak saya (Ali kamali dan rahmat serta saya Taqiyuddin) adalah nama-nama yang diberikan oleh KH Aqil Siroj. Karena itu, saya dan kakak sayas Ali kamali akrab betul dengan kang ja’far, kang Said dan kang Mustofa.

    • Oh iya, matur nuwun kang, monggo kalau punya cerita tentang Kiai Aqiel siroj dan putra-putranya bisa ditulis dan dikirim ke redaksi. Salam…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here