Di Waktu dan Tempat yang Tepat

0
434

KHASKEMPEK.COM – Ketika jenazah Syaikhona akan disemayamkan untuk dishalatkan di Kantor Daerah Kerja Makkah. Saya bingung, sebab ku lihat tidak satupun Masyayikh sepuh yang hadir. Berarti semua akan dilimpahkan ke Paklik Aufal yang masih dalam kondisi sangat shock.

Aku berjalan ke sana kemari memastikan setidaknya ada satu Masyayikh sepuh NU. Harus ada, batinku. Hampir saja aku putus asa karenanya.

Alhamdulillah siMbah Anwar Manshur rawuh! Beliau memonggokan saya untuk menjadi imam shalat jenazah dan tahlil, saya jelas menolak halus. Selain masih ada Gus Said dan Lik Aufal, Mbahyai War juga orang yang paling utama untuk itu.

Akhirnya Mbahyai War mengimami shalat jenazah Syaikhona untuk pertama kalinya, yang selanjutnya jenazah almaghfurlah dishalati 18 kali. Hingga akhirnya dilepaskan ke Haram. Mbahyai War juga memimpin tahlil.

Dengan usia sesepuh Mbahyai War, berdiri kurang lebih satu jam merupakan sesuatu yang luar biasa menyakitkan. Mbahyai War berkali-kali dimonggoaken memimpin tahlil dengan duduk, tapi beliau ngotot untuk tetap berdiri. Tidak mau duduk. Sampai beliau harus dibantu santrinya untuk tetap berdiri. Allahu Akbar. Masya Allah.

Mbahyai War merupakan pengasuh Lirboyo. Dan Lirboyo adalah satu-satunya pesantren tempat Almaghfurlah Syaikhona Maimun Zubair mondok. Menurut saya, bukan kebetulan satu-satunya Kiai sepuh yang hadir dan memimpin shalat jenazah dan tahlil adalah Mbahyai War. Sebab ‘alaqah (hubungan) ruhaniyah Mbah Moen dengan Lirboyo sangat kuat.

Pada Maret 2019. Ketika itu masa pilpres, masa itu sangat gersang dengan postingan yang menyejukkan. Entah bagaimana awalnya, Mbahyai War sowan dateng Mbah Moen dan kiai-kiai yang lain. Foto tentang sowannya Mbahyai War dateng Mbah Moen kemudian viral dan menjadi penyejuk bagi bangsa yang sedang panas karena pilpres. Dalam pertemuan keduanya, Mbah Moen meminta didoakan oleh Mbahyai War agar husnul khotimah. Allahu akbar. Matur suwun, Mbahyai War. (KHASMedia)

Sumber: Facebook Muhammad Shidqi

Baca juga: Mbah Moen, Ternyata Pergimu Untuk Pulang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here