Dari Pesantren Membangun Peradaban

0
532

KHASKEMPEK.COM – Pada Muktamar di Makassar, tema besar yang digagas oleh Kiai Said adalah Kembali ke Pesantren. Makna kembali ke Pesantren bukan sekedar menjadikan pesantren sebagai pusat kegiatan acara-acara NU, namun lebih luas lagi yaitu kembali kepada spirit, pola pikir serta nilai luhur pesantren; berupa nilai-nilai kejujuran, kesederhanaan, kebersamaan, gotong royong dan pengabdian yang mendalam tanpa batas untuk kesejahteraan masyarakat.

Pesantren merupakan khazanah Peradaban Nusantara yang telah ada sejak zaman Kapitayan, sebelum lahirnya agama-agama besar seperti Hindu, Budha dan Islam.

Pertemuan dengan agama besar tersebut pesantren mengalami perubahan bentuk dan isi sesuai dengan karakter masing-masing agama, tetapi misi dan risalahnya tidak pernah berubah, yaitu memberikan muatan nilai spiritual dan moral pada setiap perilaku masyarakat sehari-hari, baik dalam kegiatan sosial ekonomi dan kenegaraan.

Oleh karena itu, makna lain kembali ke Pesantren bisa diartikan sebagai kembali kepada budaya masyarakat Nusantara, khususnya budaya Islam Nusantara, karena pesantren adalah warisan budaya Nusantara dan yang mengembangkan nilai kenusantaraan lestari hingga sekarang. Maka pada Muktamar Jombang Kiai Said mengangkat tema besar “Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia”.

Kembali ke Pesantren dirasa sangatlah penting di tengah tren globalisasi, liberalisasi dan radikalisasi yang terus bergerak, selain dari itu untuk menegakan moralitas ummat sesuai ajaran luhur ulama-ulama Nusantara. Spirit kembali ke Pesantren merupakan langkah awal untuk meniti jalan panjang dalam menemukan identitas, tipologi dan karakteristik Islam di Nusantara. Oleh karena itu kembali ke Pesantren merupakan konsepsi atas kembali kepada Budaya Nusantara.

Setelah kita menemukan konsepsi utuhnya, yaitu Islam Nusantara maka saatnya pesantren berperan untuk membangun peradaban Islam. Disadari, ditengah turbulensi politik Islam Timur Tengah yang sampai saat ini masih belum selesai, dibutuhkan format cara berislam global yang mendamaikan antara agama dan budaya serta agama dan negara. Oleh karena itu, Kiai Said menawarkan konsepsi cara berislam masyarakat Nusantara sebagai jalan terbaik untuk menciptakan peradaban Islam yang baru, yang terbebas dari konflik agama dan fanatisme kesukuan. Spirit itu berangkat dari nilai-nilai luhur Pesantren yang sudah lama mengakar.

Terkait dengan kemandirian warga NU, yang merupakan tema besar Muktamar di Lampung itu juga akan terlaksana dengan mudah jika kita mampu memaksimalkan peran pesantren sebagai motor penggerak ekonomi maayarakat sekitarnya. Pesantren bisa menjadi lokomotif kebangkitan ekonomi masyarakat sekitarnya, karena pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang ada di seluruh penjuru negeri. Jika pesantrenya mandiri secara ekonomi dan mampu menggerakan ekonomi masyarakat sekitarnya maka kemandirian warga NU akan tercapai dengan sangat mudah.

Oleh karena itu, tema besar yang Kiai Said angkat pada Muktamar Jombang adalah “Dari Pesantren, Membangun Peradaban”.

Tiga tema besar ini merupakan kepingan puzzle yang saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainya. Setelah kembali ke Pesantren, kemudian penguatan budaya Islam Nusantara maka saat ini adalah tahapan terakhirnya, yaitu membangun sebuah peradaban.

Teras Kiai Said.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here