3 Aspek Kebersihan yang Penting bagi Santri di Era New Normal

0
1537

KHASKEMPEK.COM – Memasuki Era New Normal menuntut masyarakat hidup berdampingan dengan Covid-19, masyarakat harus mengikuti protokol kesehatan seperti mencuci tangan, social distancing, dan juga memakai masker atau face shield di manapun dan kapanpun.

Tentunya menjaga kesehatan di era new normal ini merupakan sesuatu yang sangat penting, termasuk bagi santri di Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon. Dan mengenai hal ini, sebagai santri, kita mengenal hadits yang berbunyi:


النَّظَافَةُ مِنَ الإِيْمَانِ

Artinya: “Kebersihan itu sebagian dari iman.”

Slogan hadits di atas tidak asing di kalangan pondok pesantren. Nadhufa bermakna bersih, bersih adalah suci, sucinya sesuatu dari kotoran dan najis.

Ada 3 aspek kebersihan yang penting dan perlu diperhatikan serta diamalkan bagi santri Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon di era new normal sekarang ini. Yaitu sebagai berikut:

Pertama, bersih di lingkungan. Yaitu dengan cara rajin membersihkan debu dengan lap atau mengepelnya. Bersih dari sisa jajanan atau sisa makanan tentu dengan penuh kesadaran setiap makan harus dihabiskan serta piring bekas dipakai, wadah makanan segera dicuci bersih menggunakan sabun dengan air mengalir. Bersih dari daun-daun yang berguguran di halaman dengan cara rajin menyapu, atau memungutinya lalu dikumpulkan ke tong sampah.

Kedua, bersih di badan. Dalam ajaran agama Islam, membersihkan diri, baik bersih dari hadas atau najis untuk persiapan sholat setiap 5 waktu adalah wajib. Mulai dari bangun tidur, harus cuci tangan terlebih dahulu dengan cara mengguyurkan air ke tangan kita sampai pergelangan tangan, karena kita tidak tahu persis bersih tidaknya tangan kita saat tidur.

Kemudian berwudhu, lalu mandi dengan memakai sabun dan digosokkan ke seluruh tubuh kita, agar tubuh kita bersih dari kuman, lalu dibilas dengan air hingga bersih. Tidak lupa menggosok gigi, bukankah menggosok gigi itu sangat disunnahkan dalam tiga keadaan, ketika bau mulut karena diam yang lama, bangun dari tidur dan ketika mau melakukan sholat.

Ketiga, bersih di alam pikir. Di saat membersihkan diri, baik itu menggosok gigi, ber-istinja, mandi, mencuci tangan pakai sabun, atau membersihkan lingkungan seperti menyapu lantai, menyapu halaman, dan saat menghabiskan makanan yang kita santap, itu semua diniatkan untuk membersihkan dari segala penyakit hati yang mudah merasuk di alam pikir.

Ketika menyapu kita niatkan agar hati kita bisa jernih menerima semua pengetahuan, menerima semua kebaikan dan mudah melakukannya. Penyakit hati iri, dengki, hasud, dan berperasangka buruk itu mudah merasuk dan merusak alam pikir.

Jadi, bersih itu indah. Menjalani pola hidup bersih dan sehat dimulai dari lingkungan yang bersih. Lingkungan yang bersih pasti akan membuat kita nyaman. Dan ketika lingkungan sekitar kita bersih maka lingkungan itu akan terlihat indah untuk di pandang. Dalam Hadits disebutkan bahwa Allah menyukai yang namanya keindahan:


إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ – رواه مسلم

Artinya: “Sesungguhnya Allah adalah dzat yang indah dan mencintai keindahan”.(Hadits shohih, riwayat Imam Muslim)

Allah mencintai keindahan, artinya mencintai hambanya yang memiliki etika baik, memperlakukan baik kepada orang lain dengan cara mencegah dari datangnya penyakit baik kepada diri sendiri ataupun kepada orang lain. Yaitu dengan cara menjalani pola hidup bersih sehingga menjadi sehat dan indah.

Bersih itu suci, bersih itu nyaman, bersih itu sehat dan bersih itu indah.”

*Penulis: Bunda Tho’atillah Ja’far, Pengasuh Asrama Putri An-Nashir Al-Manshur, Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here