Romantisme Antara Nahwu dan Shorof

0
5747

KHASKEMPEK.COM – Sebagai santri, kita semua pasti sering mendengar pepatah Arab yang menyatakan bahwa:

الصرف أم العلوم والنحو أبوها

“Shorof adalah ibunya segala ilmu dan nahwu adalah bapaknya.”

Dengan ungkapan ini, ulama ahli gramatikal bahasa Arab ingin menyampaikan bahwa, antara ibu dan bapak itu harus saling mengerti, seperti dalam hubungan kasih sayang pada umumnya, kedua belah pihak harus saling memahami, sehingga ada romantisme dari keduanya.

Artinya, orang yang hanya mempelajari nahwu tanpa shorof cenderung gegabah, pasalnya hak-hak shorof sering disalah fahami dan otomatis menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga pengetahuan.

Contoh kesalah pahaman dalam memahami sebuah kalimat tanpa memahami shorof:

من قال تحت شجرة بطلت وضوؤه

“Barang siapa yang berucap di bawah pohon, maka batal wudlunya”

Ini tentunya sangat tidak nyambung dengan fakta hukum fiqih, para ulama fikih mengartikan قال dengan makna berkata/berucap (قول), padahal yang di maksud dari قال yang di atas asalnya قيل yaitu tidur siang. Jadi makna seharusnya ialah:

“Barang siapa yang tidur di bawah rerindangan pohon maka batal wudlunya.”

Begitupun sebaliknya, seseorang yang hanya memahami shorof cenderung serampangan, seperti pada kasus memahami kalimat:

من توضؤ ببول الكلب صحت وضوؤه

“Barang siapa yang berwudlu menggunakan air kencing anjing , maka sah wudlunya”

Pemahaman yang demikian tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan berfikir.
Lalu makna seharusnya bagaimana?

Berikut ini alasannya. Pertama, ba huruf jer itu punya beberapa faidah, salah satunya yaitu faidah ilshoq artinya nempel. Kedua, توضؤ ialah fiil madli yang bermakna sudah berwudlu.

Jadi makna seharusnya ialah:
“Barang siapa yang sudah berwudlu kemudian menyentuh air kencing asu (anjing), maka tetap sah wudlunya.”

Oleh karena itu, marilah kita kaum santri harus selalu semangat dalam mengaji, terutama mempelajari ilmu nahwu dan shorof di Pesantren Khas Kempek yang kita cintai. Wallahu A’lam. (KHASMedia)

Penulis: Muhammad Marzuqi Benjamin, Alumni Pesantren Khas Kempek Tahun 2018.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here