Kitab Al-Ajurumiyah: Bab Masdar, Dzorof dan Hal

0
3755

KHASKEMPEK.COM – Kitab Al-Ajurumiyah merupakan kitab dasar yang menjelaskan ilmu nahwu (gramatical Arabic), yang diajarkan di setiap Pondok Pesantren, termasuk Pesantren Khas Kempek Cirebon.

Berikut had dan terjemah kitab Al-Ajurumiyah Bab masdar, dzorof dan hal.

الْمَصْدَرُ: هُوَ الْاِسْمُ الْمَنْصُوْبُ الَّذِي يَجِيْءُ ثَالِثًا فِي تَصْرِيْفِ الْفِعْلِ، نحو: ضَرَبَ يَضْرِبُ ضَرْبَاً ،

Masdar ialah isim yang dibaca nashob yang datang (berada) ketiga pada tashrifanya fiil. Contoh : doroba , yadribu , dorban.

وَهُوَ قِسْمَانِ : لَفْظِيٌّ وَمَعْنَوِيٌّ، فَاِنْ وَافَقَ لَفْظُهُ لَفْظَ فِعْلِهِ فَهُوَ لَفْظِيٌّ نحو : قَتَلتُهُ قَتْلًا، َواِنْ وَافَقَ مَعْنَى فِعْلِهِ دُوْنَ لَفْظِهِ فَهُوَ مَعْنَوِيٌّ، نحو: جَلَسْتُ قُعُوْدًا، وَقُمْتُ وُقُوْفاً، وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ.

Dan masdar dibagi menjadi dua yaitu masdar lafdzi dan masdar ma’nawi.Jika lafadz masdar itu  menyerupai kepada lafadz fiilnya  maka disebut masdar lafdzi. Seperti ucapanmu : qataltuhu qatlan(saya telah membunuhnya , dengan membunuh yang sebenarnya) , Dan jika lafadz masdar itu serupa pada maknanya , tidak sama pada lafadznya , maka disebut masdar maknawi.

Seperti ucapanmu : jalastu qu’udan (saya telah duduk, dengan duduk yang sebenarnya) , qumtu wuquufan (sa ya telah berdiri dengan berdiri yang sebenarnya) , dan lafadz lafadz yang sama dengan lafadz tersebut.

ظَرْفُ الزَّمَانِ هُوَ اِسْمُ الزَّمَانِ الْمَنْصُوْبِ بِتَقْدِيْرِ فِي، نحو: الْيَوْمَ، وَاللَّيْلَةَ، وَغَدْوَةً، وَبُكْرَةً، وَسَحَرَاً، وَغَدَاً، وَعَتَمَةً، وَصَبَاحاً، وَمسَاءً، وَأَبَدَاً، وَأَمَدَاً، وَحَيْناً، وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ.

Dzaraf zaman ialah isim zaman yang dibaca nashob yang mengira ngirakan makna fii(pada/dalam). Contoh : alyauma (pada hari ini) , allailata (pada malam ini) , ghotwatan (pada waktu pagi) , bukrotan (pagi pagi) , saharan (pada waktu sahur) , ghodan (besok) , ‘atamatan (waktu sore) , shobahan (waktu shubuh) , masa an (pada waktu sore) , abadan (selamanya ), amadan (seselesainya) , hiinan(pada waktu) dan lafadz lafadz yang menyerupai lafadz tersebut .

وَظَرْفُ الْمَكَانِ هُوَ اِسْمُ الْمَكَانِ الْمَنْصُوْبِ بِتَقْدِيْرِ فِي، نحو: أَمَامَ، وَخَلْفَ، وَقُدَّامَ، وَوَرَاءَ، وَفَوْقَ، وَتَحْتَ، وَعِنْدَ، وَمَعَ، وَإزَاءَ، وَحِذَاءَ، وَتِلْقَاءَ، وَهُنَا، وَثَمَّ، وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ.

Dzaraf makan ialah isim makan yang dibaca nashob yang mengira ngirakan makna fii(pada/dalam). Contoh : amama (di depan) , kholafa (di belakang) , qudama (didepan) , wara a (di belakang) , fauqa (di atas) , tahta (dib bawah) , ‘inda (di samping/dekat) , ma’a (bersama) , iza a (di depan) , hida a (di persimpangan)  , tilqa a (persimpangan setentang) , hunaa (disina) , stamma (disana), dan lafadz lafadz yang menyerupai lafadz tersebut.

الْحَالُ هُوَ الْاِسْمُ الْمَنْصُوْبُ الْمُفَسِّرُ لِمَا اَنْبَهَمَ مِنَ الْهَيْئاتِ ، نحو قَوْلِكَ: جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبَاً، وَرَكِبْتُ الْفَرَسَ مُسْرَجَاً، وَلَقِيْتُ عَبْدَ اللهِ رَاكِبَاً، وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ.

Hal ialah isim yang dibaca nashob yang menerangkan tingkah laku yang samar. Seperti contoh ucapanmu: jaa a zaidun raakiban (zaid telah datang dengan menunggang kuda) , rakibtu alfarasa musarrajan (aku telah menunggang kuda dengan memakai pelana)  , laqiitu abdullahi raakiban (aku bertemu dengan abdullah sambil menunggang)  .

وَلاَ يَكُوْنُ الْحَالُ إِلَّا نَكِرَةً، وَلَا يَكُوْنُ إِلَّا بَعْدَ تَمَامِ الْكَلَامِ، وَلَا يَكُوْنُ صَاحِبُهَا إِلَّا مَعْرِفَةً

Hal itu wajib berupa isim nakirah dan tidak ada hal kecuali sesudah sempurnanya kalam/perkataan ( yakni tidak terdapat pada pertengahan kalam) , dan tidak ada shahibul hal (lafadz yang mempunyai hal) kecuali harus berupa isim ma’rifat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here