Ketika Mbah ‘Aqil Ngaji kepada Mbah Hasyim

0
489

KHASKEMPEK.COM – Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama) dikenal sebagai ulama hadis Nusantara yang diakui banyak kalangan, termasuk oleh gurunya sendiri, Kiai Kholil Bangkalan.

Salah satu tradisi keilmuan yang didawamkan Mbah Hasyim saat Ramadhan adalah membaca Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Membaca kitab saat bulan puasa dikenal di lingkungan pesantren dengan sebutan balagh ramadhan, posoan, pasaran, dan semacamnya.

Kegiatan tahunan Mbah Hasyim ini cukup berhasil menarik animo santri dan para kiai dari seluruh penjuru Nusantara, termasuk tokoh besar seperti Kiai Kholil Bangkalan dan Mbah Maksum Lasem.

Dari sekian santri balagh ramadhan-nya itu adalah KH Aqil Siroj (lahir 1920), pendiri Pesantren KHAS Kempek Cirebon.

Naskah yang saya foto ini adalah sanad kitab Sahih Muslim Mbah Aqil yang diperolehnya dari Mbah Hasyim. Kemungkinan sanad ini beliau peroleh saat ngaji balagh ramadhan ke Tebuireng, Jombang saat itu.

Dalam naskah tertulis:

فقد حصلت اجازة لنا في قراءة صحيح مسلم. فأرويه سماعا لبعضه و اجازة لباقيه عن شيخنا العلامة هاشم بن أشعري…

Artinya, “Saya memperoleh ijazah membaca Sahih Muslim. Saya meriwayatkannya dengan mendengarkan sebagian, dan sebagian lainnya melalui ijazah dari Syaikhina al-‘Allamah Hasyim bin Asy’ari.

Naskah sanad ini merupakan salinan dari teks asli yang sebelumnya ditulis langsung oleh Mbah ‘Aqil.

Berkat naskah sanad ini kita jadi tahu bahwa Mbah ‘Aqil –yang mungkin sejarah hidupnya belum banyak dikaji– merupakan bagian dari peradaban keilmuan Nusantara masa lampau yang gemilang.

***

Saya membayangkan satu saat nanti “serpihan” sejarah Mbah ‘Aqil terkodifikasi dengan baik. Banyak jejak historis tentang ulama besar Cirebon ini, mulai dari sumber lisan (keluarga, alumni, dll), sejumlah karya (kitab atau catatan tua), dan sebagainya.

Jika sudah terdokumentasikan dengan baik, semua santri, alumni, dan para muhibbinnya bisa melihat langsung betapa Mbah Aqil dan Pesantren Kempek memiliki sejarah yang kaya.

Misal saja, saat ada event akbar seperti Haul yang dihelat tahunan bisa dipamerkan dokumen-dokumen historis yang sudah diolah sedemikian rupa melalui kerja akademis yang baik.

Saya pribadi sangat menyayangkan ketika masih banyak santri dan alumni tidak tahu –bahkan tidak mau tahu– sejarah Mbah Aqil dan peradaban Kempek yang menyamudra luas.

Bukankah Buya Said sendiri sering mengutip pepatah Arab:

من ليس له الأرض ليس له التاريخ. ومن ليس له التاريخ ليس له الذاكرة.

Artinya, “Orang yang tidak punya tanah air tidak akan memiliki sejarah. Jika tidak punya sejarah ia akan hilang ditelan zaman.”

Tabik,

Abror

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here