Catatan Perjalanan Haji Bersama Buya Said Aqil

0
1066

KHASKEMPEK.COM, MAKKAH – Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Jakarta, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA atau biasa dipanggil Buya Said melaksanakan ibadah haji tahun 1443 H / 2022 M ini. Beliau berangkat bersama istri, Nyai Hj. Nurhayati Abdul Qodir dan rombongan, Selasa (5/7/2022).

Berikut catatan perjalanan ibadah haji bersama Buya Said Aqil yang dikutip dari tulisan KH. Ahmad Helmy Faishal Zaini di akun Instagramnya.

Ketika wukuf di Arafah, Buya Said Aqil menyampaikan khutbah di hadapan jamaah. Buya Said dawuh bahwa, pada hari ini, ba’da zawal ini, berada di Padang Arafah, tanggal 9 Dzul Hijjah, dengan niat haji, ini luar biasa.

“Pada hari ini, pintu langit dibuka, pintu arsy dibuka, in kanat dzunubukum mitsla zabadil bahr, fa maghfirotullahi akbar. Wa in kanat dzunubukum mitslat turob fil ardh, fa maghfirotullahi aktsar,” kata Buya Said.

Lantas, Buya Said Aqil menjelaskan, “Seandainya dosa kita seperti buih di lautan, maka ampunan Allah lebih besar. Seandainya dosa kita sebanyak debu yang ada di muka bumi, maka ampunan Allah lebih banyak dari itu,” jelas Buya Said.

Di penghujung khutbahnya, Buya Said Aqil juga menegaskan bahwa, “Ampunannya Allah itu tidak ada ujungnya dan tidak ada permulaannya. Seperti dzat-Nya. Dzat-Nya Allah laa bidaya wa laa nihaya. Ampunan-Nya, rohmat-Nya, barokah-Nya, rohman-rohim-Nya laa bidaya wa laa nihaya,” tegas Buya Said.

Dalam momen Hari Raya Idul Adha 1443 H, Buya Said Aqil menyampaikan ucapan selamat dari Makkah Al Mukarromah. Berikut isi pesan beliau:

Bismillahirrohmanirrohim, saya Said Aqil Siroj mengucapkan: Selamat merayakan Idul Adha, Idul Qurban 1443 H. Semoga umat Islam selalu mendapatkan rahmat dan barokah dari Allah Swt.

Kita mengenang sejarah pengorbanan Nabiyullah Ibrahim, yang diperintah oleh Allah untuk mengorbankan putra yang sangat tampan, yaitu Nabiyullah Ismail, dan beliau mentaati perintah itu, tetapi Allah menggantinya dengan sebuah gibas, melalui malaikat Jibril. Itu pengorbanan yang sangat luar biasa.

Kita umat Islam yang mampu, dihimbau agar berkurban satu kambing untuk satu orang, atau satu sapi untuk tujuh orang.

Ini merupakan cara, bagaimana kita mengimplementasikan ajaran Islam, yang mengandung perintah, agar membangun pribadi kita sebagai individu yang sholih, juga membangun kesholihan sosial.

Sholih individual ada ibadah mahdoh, seperti: shalat, membaca Alquran dan lain-lain. Tapi tidak cukup hanya itu, kita harus mengamalkan sholih sosial.

Minimal pada hari ini, Idul Adha, sampai Ayyamut Tasyriq, semua umat Islam tidak ada perbedaan antara si kaya dan si miskin, itu semuanya makan daging.

Biasanya, yang makan daging hanya orang yang mampu, tetapi pada hari-hari ini, orang miskin pun ikut merasakan nikmatnya makan daging.

Ini merupakan ajaran yang sangat luar biasa dalam rangka memperkecil gap antara si kaya dan si miskin.

Semoga kita semua mendapatkan barokah dari Allah di Hari Raya Idul Adha ini.

Syukron wa dumtum fil khoiri wal barokati wan najah. Wallahul muwaffiq ila aqwamin thoriq. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wa barakatuh.

Sedangkan, KH. Ahmad Helmy Faishal Zaini dalam postingan Instagramnya, beliau menulis:

Menapaki Jejak Rasul

Malam ini kita melaksanakan mabit di Mina. Di dekat tempat di mana kita melakukan jumrah Aqabah tampak sebuah bangunan Masjid yang bersejarah. Masjid Baiat demikianlah yang menjadi saksi di mana Nabi Muhammad SAW melakukan baiat untuk membangun peradaban baru di kota Madinah.

Abuya said Aqil Siroj menyampaikan terimakasih kepada pemerintah Kerajaan Saudi Arabia yang masih memelihara bangunan bersejarah ini. Shollu alan Nabi Muhammad.

Masjid Baiatul Aqabah

Di masjid ini, Nabi Muhammad SAW men-declare untuk bergerak hijrah menuju Madinah. Masjid yang sangat bersejarah.

Dalam kesempatan itu, di depan masjid Buya Said Aqil dawuh:

Ini namanya Masjid Al-Bai’ah, di mana orang-orang Yatsrib sebanyak 12 orang berhaji ke Makkah, mereka mendengar ada seorang pemuda bernama Muhammad yang gila. Mereka penasaran ingin tahu seperti apa orang gila tersebut. Ternyata, beliau sedang membaca Al-Qur’an. Akhirnya, mereka mengatakan:

Wallahi inna hadza lannabiyyu wa’ada ‘alaina bihi yahud. “Demi Allah, dia bukan orang gila, tapi nabi yang sering digadang-gadang oleh orang Yahudi untuk mengalahkan kita. Ayo kita masuk Islam lebih dahulu! Jangan sampai kedahuluan orang Yahudi”.

Akhirnya, 12 orang Yatsrib tersebut masuk Islam. Kemudian nabi mengutus Mush’ab bin Umair untuk mengajar Al-Qur’an di sana. Tahun depan, datang lagi 74 orang ketemu di sini (Masjid Al-Bai’ah) untuk melakukan bai’at dan mengajak nabi pindah ke Yatsrib.

Selanjutnya, nabi minta izin kepada pamannya, Sayyidina Abbas. Lantas pamannya datang ke sini, lalu berkata: “Benarkah kamu semua akan membawa keponakanku dan menjamin keselamatannya?”. Mereka menjawab: “Siap, kami akan berkorban apapun”. Abbas berkata: “Silakan, kalian bawa keponakan saya”.

Kiai Said menjelaskan sambil menunjuk tempat yang dimaksud. “Ketemuannya di sini nih, di sebelahnya jumroh aqobah.

Alhamdulillah, atas umat Islam Indonesia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Saudi Arabia, yang masih memelihara masjid ini. Mudah-mudahan, tidak dibongkar. Bahkan, bila perlu diperbaiki atau direnovasi sana sininya. Ini merupakan tempat bersejarah, di mana perintah hijrah kepada Nabi Muhammad Saw itu implementasinya di tempat ini.

Dawuh Buya Said Aqil di Madinah:

Bismillahirrohmanirrohim, kemurahan Allah terhadap umat Islam adalah menjanjikan untuk melipatgandakan pahala, apa lagi kalau dilakukan di tanah suci dan di bulan suci, pahalanya pasti berlipat-lipat.

Nah, kesempatan kita berada di Madinah Al Munawwaroh, mari kita perbanyak shalawat kepada Rasulillah Saw.

Banyak sekali hadis menghimbau, agar kita rajin baca shalawat, antara lain:


… من صلى علي مرة واحدة صلى الله عليه عشر مرات

Man sholla ‘alayya marrotan wahidatan sholla Allahu ‘alayhi ‘asyro marrotin…

Barang siapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali, dan seterusnya.

Shalawat, kalau dari kita kepada Nabi Muhammad itu artinya tawassul berdoa. Kalau shalawat dari malaikat artinya istighfar. Sedangkan kalau dari Allah, shalawat bermakna rahmat.

Mengapa kita membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw? Mendoakan Nabi Muhammad Saw?

Bukan berarti nabi butuh doa kita. Akan tetapi, ketika kita membaca shalawat kepada nabi, maka akan mendapatkan pahala kembali kepada kita dari Allah. Manfaatnya untuk kita sendiri, bukan untuk Nabi Muhammad Saw.

Ibaratnya, beliau bagaikan cangkir yang sudah penuh, kemudian kita isi dengan air, maka airnya akan melimpah kembali kepada kita.

Kedua, shalawat kepada nabi merupakan shilah ruhaniyah, penyambung / komunikasi antara kita dengan Nabi Muhammad Saw.

Apa lagi kita yang hidup di era yang sangat menantang ini, apalah yang kita andalkan, kecuali satu, yaitu hubungan atau tali yang sangat kuat antara kita dengan Nabi Muhammad Saw.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here