Ada Apa di Bulan Syawal? Nabi Muhammad Berdakwah ke Thaif (3)

0
300

KHASKEMPEK.COM – Thaif adalah kota di sekitar hijaz berjarak 65 mil ke arah timur dari kota Makkah. Kota thaif terkenal dengan iklimnya yang bagus, tanahnya subur, buah-buahannya berlimpah, seperti Buah Anggur, buah Plum, buah delima dan buah persik. Di kota tersebut air mengalir diperkebunan anggur begitu indah, dan air-air tersebut akan berubah menjadi es ketika musim dingin.

Ada Sebuah gunung yang dinamakan dengan ghozwan yang dijadikan sebagai tempat bernaung orang-orang kaya makkah, dan tempat penyembahan berhala.

Nabi Muhammad SAW pergi ke kota thaif ditemani Zaid bin Haritsah sekitar tanggal 27 Syawal tahun kesepuluh kenabian. Nabi datang ke kota itu untuk berdakwah dan meminta bantuan kepada bani Tsaqif karena saking kerasnya perlakuan buruk orang-orang kafir quraisy kepada Nabi semenjak ditinggal wafat oleh paman dan istrinya.

Setibanya di kota thaif nabi mengajak mereka untuk menyembah kepada Allah SWT, dan berharap mereka bersedia untuk membela Islam. Tapi ajakan tersebut ditolak dengan penolakan yang buruk.

Salah seorang dari mereka berkata : “Apakah Allah tidak menemukan orang lain yang diutus sebagai nabi selain engkau?”.

Yang lain berkata : “Demi Allah, aku tidak akan berkomentar tentangmu, Jika benar kamu adalah Rasul utusan Allah seperti yang kamu katakan, maka Engkau demikian agung sehingga aku tak wajar menjawab ucapanmu, dan jika kamu berbohong dihadapan Allah, maka sudah sepatutnya saya tidak berbicara denganmu”.

Setelah Nabi mendapat jawaban seperti itu, nabi meminta agar mereka tidak menyampaikan kepada kaumnya perihal kedatangan beliau. Namun, mereka tidak menggubrisnya malahan mereka memerintah para hamba sahaya dan anak-anak kecil untuk menghina, memaki bahkan sampai melempari nabi dengan batu. Kendati zaid bin Haritsah memasang badannya untuk melindungi kanjeng nabi, Zaid sendiri mendapat banyak luka di kepalanya.

Demikian nabi mendapat perlakuan dari bani tsaqif, dan nabi berlalu, tersingkir dari petaka besar sampai nabi tiba diperkebunan Anggur dan bersandar disana.

Dikala sedang susah, kondisi fisik dan hatinya terluka, Nabi mengadu kepada Allah dengan do’a yang begitu mengesankan.

اللّهُمّ إلَيْك أَشْكُو ضُعْفَ قُوَّتِي ، وَقِلَّةَ حِيلَتِي ، وَهَوَانِي عَلَى النَّاسِ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ ! أَنْتَ رَبُّ الْمُسْتَضْعَفِينَ وَأَنْتَ رَبِّي ، إِلَى مَنْ تَكِلُنِي ؟ إلَى بَعِيدٍ يَتَجَهَّمُنِي ؟ أَمْ إلَى عَدُوٍّ مَلَّكْتَهُ أَمْرِي ؟ إنْ لَمْ يَكُنْ بِكَ عَلَيّ غَضَبٌ فَلَا أُبَالِي ، وَلَكِنَّ عَافِيَتَك هِيَ أَوْسَعُ لِي ، أَعُوذُ بِنُورِ وَجْهِكَ الَّذِي أَشْرَقَتْ لَهُ الظُّلُمَاتُ وَصَلُحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدّنْيَا وَالْآخِرَةِ مِنْ أَنْ تُنْزِلَ بِي غَضَبَكَ ، أَوْ يَحِلّ عَلَيّ سُخْطُكَ، لَكَ الْعُتْبَى حَتّى تَرْضَى ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوّةَ إلّا بِكَ”

“Ya Allah , kepada-Mu aku mengadukan kelemahan kemampuanku, serta minimnya upayaku dan kehinaanku di hadapan manusia. Wahai Tuhan yang Maha Pengasih diatas seluruh Pengasih. Engkaulah Tuhan Pemelihara kaum yang lemah. Engkau Tuhan Pemeliharaku, kepada Siapa Engkau menyerahkan daku? (Apakah) kepada yang jauh yang bermuka kusut terhadapku atau kepada musuh yang Engkau beri kekuasaan atas urusanku? Tetapi selama Engkau tidak marah padaku, aku tak peduli, hanya saja perlindungan-Mu lebih lapang bagiku. Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang menerangi semua kegelapan, dan menjadi baik dengannya urusan dunia dan akhirat. Kiranya tidak jatuh atasku amarah-Mu, tidak juga menimpa diriku murka-Mu. Engkau wajar mengecam sampai Engkau ridha. Tiada daya (menampik mudharat) , tiada juga kekuatan (meraih manfaat) kecuali dengan Allah.

Diriwayatkan bahwa ‘Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah melihat kejadian yang menimpa kanjeng nabi, sehingga hatinya tersentuh merasa kasihan kepada kanjeng nabi. Ia memerintahkan kepada hamba sahayanya yag bernama Addas, ia beragama Nasrani, agar membawakan beberapa tangkai anggur untuk dibawakan kepada Nabi. Addas membawanya dengan menggunakan talam. Nabi menerimanya dengan penuh syukur. Sebelum Nabi memakannya nabi membaca : “Bismillâh ar-Rahmân ar-Râhim. ” Mendengar Basmalah, Addas merasa kagum dan berkata : “disini tidak mengenal ucapan tersebut”. Nabi bertanya : “dari mana asalmu dan apa agamamu?.”
‘Addas menjawab : “Aku dari Ninawi, agamaku Nasrani.” Nabi berkomentar : “itu kampung seorang yang shaleh, Nabi Yunus Ibn Matta. ” ‘Addas merasa heran dan bertanya : ” Dari mana Engkau mengenal Yunus Ibn Matta. ” Nabi menjawab : Dia Saudaraku, Dia seorang Nabi akupun seorang Nabi. ” Seketika itu Addas mencium kepala Nabi SAW, mencium tangannya, bahkan kedua kaki beliau. pada saat itu Nabi mengajarkan islam kepada Addas dan menerimanya dengan sepenuh hati.

Pemilik kebun melihat kejadian itu dari kejauhan dan berkata : “Orangmu (yang mengantar anggur) telah dirusak olehnya (Nabi Muhammad SAW).”

Ketika Addas pulang dan ditanyai, Addas berkata : “Tak seorangpun yang lebih mulia daripada Beliau, Beliau memberitahu sesuatu yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali oleh Nabi.
Pemilik kebun berkata : ” Agamamu lebih baik daripadanya, engkau jangan tergoda olehnya”

Tetapi Iman sudah menancap dihati Addas, ia tetap berpegang teguh kepada keislamannya.

Demikianlah kisah Nabi Muhammad berkunjung ke Thaif, yang dinilai oleh Nabi sendiri sebagai perjalanan dan penganiayaan yang paling berat. Wallahua’lam

Sumber :
-Kitab Muhammad Rasulullah karya Syekh Muhammad Ridho
-Buku membaca sirah Nabi Muhammad SAW karya Prof. M. Quraish Shihab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here