Tingkatkan Kepedulian Lingkungan, Puluhan Santri Ikuti Pelatihan Pengelolaan Sampah

1
325

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – Pengelolaan sampah sampai sekarang masih menjadi salah satu problematika sosial yang belum bisa diselesaikan.

Dalam menanggapi hal tersebut, Bank Indonesia bekerja sama dengan pegiat lingkungan Cirebon menggelar pelatihan pengelolaan sampah di Ponpes KHAS Kempek, Kamis (03/10).

Salah satu perwakilan Bank BI, Bapak Didi mengatakan, problematika sampah masih menjadi masalah sosial karena minimnya kesadaran masyarakat tentang kepedulian lingkungan. Mereka kerapkali membuang limbah perusahaan dengan sembarangan.

Padahal, menurut Bapak Didi, persoalan sampah jika dikelola dengan baik dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah. Lingkungan bersih dan polusi semakin berkurang.

“Selain dapat mengurangi polusi, pengelolaan sampah dapat menghasilkan nilai komersil yang dapat meningkatkan perekonomian lokal,” simpulnya.

Selama mengikuti pelatihan tersebut, peserta pelatihan mendapatkan tata cara mengelola sampah dengan baik. Salah satu pegiat lingkungan Cirebon, Bapak Cecep menjelaskan kepada para santri tentang bagaimana proses pengelolaan sampah organik dan anorganik.

Beliau memaparkan prosesnya seperti pembuatan pengganti batu bata menggunakan limbah plastik, dan sebagainya. Dari proses ini, sampah dapat diolah menjadi suatu hal yang produktif.

Acara yang dinilai dapat mengembangkan kreatifitas santri ini mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari pihak masyayikh. Sosialisasi yang bertempat di gedung BLK KHAS tersebut selesai sekitar pukul 11:50 WIB dan diikuti oleh sekitar 80 santri dari pesantren sekitar wilayah 3 Cirebon. Lalu, dilanjut break break salat Dhuhur dan makan siang

Setelah itu, para peserta diajak untuk melakukan survei ke salah satu desa yang telah berhasil mengelola limbahnya, yaitu desa Larangan, Kec. Harjamukti, Kab. Cirebon. Sampah di desa tersebut dikelola oleh organisasi yang bernama Secerah Pagi.

Salah satu peserta pelatihan, Ahmad Dede Safaruddin asal Ponpes KHAS menceritakan di lingkungan desa tersebut memang tidak ada sampah sedikitpun yang terlihat, sekalipun hanya putung rokok.

“Lingkungannya bebas dari sampah, meski hanya putung rokok,” terangnya.

Sementara penanggung jawab peserta dalam acara ini, Kang Deon merasa sangat bersyukur dengan diadakannya agenda ini. Karena pertumbuhan kuantitas santri yang sangat cepat akhir-akhir ini menyebabkan limbah yang dihasilkan pun ikut bertambah.

“Sebelumnya, sampah pesantren hanya diangkut ke TPA Cirebon. Dengan adanya pelatihan ini, semoga sampah-sampah tersebut dapat dikelola menjadi hal yang lebih produktif,” harapnya. (KHASMedia)

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here