Pesan Kiai Musthofa Aqiel di Maulid Nabi dan Khataman Al-Taisir Putri

0
573

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – Dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tasyakkur Khataman Al-Taisir Madrasah Tahdzibul Mutsaqqofien (MTM) Putri, Romo KH. Musthofa Aqiel menyampaikan bahwa, maulid itu boleh diucapkan maulid boleh juga diucapkan maulud.

Bedanya, jika maulid adalah waktunya dan maulud adalah orangnya. Baik maulud atau maulid sama saja. Bulan maulud bisa mulia karena ada maulud (Nabi Muhammad SAW), kalau tidak ada maulud maka maulid itu tidak mulia.

Maka, orang itu apa isinya. Jika isinya orang itu Nabi Muhammad Saw, maka akan selamat. Sebagian ulama berkata;


وقال بعضهم ليلة المولود افضل من ليلة القدر

“Sebagian ulama berkata bahwa malam dilahirkannya kanjeng nabi itu lebih utama dari malam Lailatul Qodar”.

“Adanya Lailatul Qodar ini karena ada kanjeng nabi,” kata Kiai Musthofa kepada hadirin, Jumat (12/11/2021) malam.

Selanjutnya Bapa Muh, panggilan akrab santri untuk KH. Musthofa Aqiel, melanjutkan tausiyahnya, Sayyid Abdullah dan Sayidah Aminah beliau menikah pada malam Jum’at setelah Maghrib, tanggal 18 bulan Jumadil Akhir.

Setelah menikah Sayid Abdullah dipanggil ayahnya (Abdul Mutholib). “Abdullah mene? Pripun pak? melu bapak yuh. Mangga, teng pundi pak? wis aja takon maning,” tutur Kiai Musthofa dengan menggunakan bahasa Jawa, yang artinya, Wahai Abdullah. Sini? Bagaimana pak? Ikut bapak yuh. Kemana pak? sudah jangan tanya lagi.

Akhirnya Sayid Abdullah mengikuti ayahnya, berangkat dari Makkah sampai Arofah, 18 KM dengan berjalan kaki. Apa artinya? Artinya, salah satu cirinya orang yang ingin mendapatkan keturunan yang baik, yaitu taat kepada orang tua dalam kondisi apapun. Abdullah baru saja menikah nurut kepada orang tua berjalan kaki dari Makkah ke Arofah.

Oleh karena itu, kita harus tahu bahwa kita di pondok salah satunya adalah menghormati orang tua.

Bedakan, kita yang mondok dengan yang tidak mondok. Setelah jama’ah kita kirim al-Fatihah untuk kedua orang tua. “Wahai Allah, saya meminta orang tua saya, diberi kesehatan dan banyak rezeki,” kata Bapa Muh.

Setelah Kiai Abdullah sampai Arofah, ingin buang air kecil. Akhirnya izin ke bapak nya. Bapak, saya ingin izin buang air kecil. Bapaknya mengizinkan dan berkata, ya silahkan cari tempat yang baik.

Ketika sedang cari tempat yang baik tiba tiba didepan Abdullah muncul kolam. Kemudian abdullah berpikir kolam apa ditengah-tengah padang pasir, dalam masa berpikir tersebut kemudian Kyai Abdullah mendengar suara hatif (malaikat) yang berkata:


يَا عَبْدَ اللهِ اِشْرَبْ وَاغْتَسِلْ ثُمَّ ارْجِعْ وَوَاقِعْ زَوْجَتَكَ تَحْمِل سَيَّدَ الْعَالَمِيْنَ

“Wahai Abdullah minumlah! dan mandilah! kemudian, pulanglah dan gaulilah istrimu sungguh kamu akan melahirkan pimpinan alam semesta (nabi muhammad)“.

Ini menunjukan saking mulianya derajat Nabi Muhammad SAW sampai-sampai orang tuanya tidur bersama saja yang memerintahkan Allah Swt.

Kemudian Abdullah pulang, sampai di rumah, disambut oleh Sayidah Aminah, ketika Sayidah Aminah membuka pintu seluruh rumah dipenuhi oleh cahaya.

Kemudian Abdullah masuk rumah bersalaman dengan Aminah dan mencium kening Aminah. Setelah mencium kening Aminah, seluruh cahaya itu masuk ke kening Sayidah Aminah, langsung ke rahim terbentuklah kanjeng nabi Muhammad SAW. Ini menunjukan bahwa nabi Muhammad SAW itu tercipta dari nur (cahaya).


أَنْتَ شَمْسٌ أَنْتَ بَدْرٌ أَنْتَ نُوْرٌ فَوْقَ نُوْرِ

Engkau bagai matahari, engkau bagai bulan purnama, engkau Cahaya diatas Cahaya.

Oleh karena Nabi Muhammad suci, maka bidan yang menangani Nabi Muhammad juga suci. Dipilih yaitu Maryam dan Asiyah, disebut suci karena keduanya selama hidup tidak pernah disentuh oleh laki-laki. Ketika Aminah melahirkan Nabi Muhammad itu, seperti orang yang lahiran dengan cara oprasi caesar di bawah pusar.

Nabi Muhammad itu benar-benar manusia yang suci, karena masuknya tidak lewat jalan depan, keluarnya juga tidak lewat jalan depan. Sangat berbeda dengan kita.

“Oleh karenanya kita harus ta’azuz, tasyaruf, karena punya nabi yang sangat mulia, diagungkan oleh Allah Swt,” pungkas Kiai Musthofa. []

Kontributor: Hikam/Tim Media MTM Putri
Editor: Tim Khas Media

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here