Pasca libur akhirussanah,  Muhadloroh Ammah awal bulan Dzulqo’dah 1444 h – KHAS Kempek Cirebon

0
137

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – Pasca libur akhirussanah, Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon menggelar Muhadhoroh Ammah (Muam), yang bertempat di Masjid Al-Jadied dan dihadiri oleh santri putra dan putri, Kamis malam Jum’at (25/05/2023).

Dalam kesempatan itu, KH. Ahmad Zaeni Dahlan menyampaikan beberapa motivasi. Beliau menuturkan bahwa “hari ini adalah Muhadloroh ‘Ammah yang pertama pasca liburan Syawal dengan harapan kembali memperbaharui niat mesantren dan membangkitkan semangat yang baru,  mari bersama sama-sama kita meraih berkah dengan menuntut ilmu di pondok pesantren yang kita cintai ini”. Tutur beliau.

Disamping itu, beliau juga menyampaikan beberapa keriteria kewajiban yang di jalani para santri ketika mesantren, hal ini dibacakan dengan beberapa poin yang di tulis pada lampiran amanat pengurus, yakni membayar kewajiban pembayaran, menjaga kebersihan dan menghindari sifat Pandalisme (perbuatan merusak dan menghancurkan).

Setelah itu, kegiatan Muam dilanjut dengan kajian kitab Ta’lim Muta’alim oleh pengasuh, yakni KH. Muhammad Musthofa Aqiel Siroj.

“Kamu punya harapan apa, punya cita cita apa, punya keinginan apa, tidak bisa tercapai dengan leha-leha, leha-leha itu seperti Dolan (bermain-main), Guyon (bergurau) dan Dopok (membual sampai larut malam), tercapainya cita-cita itu apabila ingin susah, bahkan seluruh yang sukses dulunya pasti merasakan susah, seperti Buya Said kakak ku beliau sangatlah sukses, dulunya ketika di Makkah, beliau sampai kerja di toko selimut, tidak ada orang sukses yang tidak susah”. Terangnya.

“Ketika kamu masih muda, ketika kamu masih muda dan ketika orangtuamu masih memberikan bekal, maka kamu harus mengmbilnya, ini merupakan sebuah kesempatan, disaat kamu masih muda dan masih cerdas, karena allah SWT, berfirman:

ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا

kemudian Dia (Allah) menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali)

“ketika seseorang jenjang masa kemudaannya usai, tinggal masa tuanya saja, ketika menghafal maka tidak hafal-hafal, karena masa muda takkan abadi, maka dari itu ada sebuah syi’ir:

#ليت الشباب يعود يوماً

andai masa muda bisa kembali lagi”. Tutur belia.

Disamping itu belia menegaskan, “Orang yang sedang mengaji harus memiliki himmah (kemauan), tujuan dan semangat yang tinggi di dalam amalnya, maka dari itu;

فإن المرء يطير بهمته كالطير يطير بجناحيه

Seseorang itu terbang dengan kemauannya, terbang dengan cita-citanya dan terbang dengan kesungguhannya, sebagaimana burung terbang dengan kedua sayapnya. Artinya seseorang itu harus mempunyai semangat yang tinggi, maka dari itu kita harus memiliki tujuan, saya mesantren, kita kaji; pesantren itu melahirkan orang alim, dan untuk menjadi orang alim memiliki syarat mutlak, menyelesaikan alfiah, tafsirnya harus tafsir jalalain dan mengkhatamkan Al Quran, hal ini di sebut Himmah ‘Aliah (himmah yang tinggi) dan cita cita yang tinggi.”pungkasnya.

Maka dari itu, beliau menegaskan bahwasanya ada dua kriteria yang hampir serupa, yakni “Ada semangat dan ada nemen-nemeni (serius), ada kriteria orang yang selalu semangat tanpa serius maka takkan mendapatkan ilmu, ada juga kriteria orang yang selalu serius tanpa semangat, niscaya akan rajin mulai dari ngaji dan sekolah tepat waktu, akan tetapi tidak memiliki semangat, juga takkan mendapatkan ilmu, maka harus dua duanya, juga harus memiliki Himmah ‘Aliah (himmah yang tinggi), jiddun (semangat) dan cita cita yang tinggi”. pungkas beliau.

“Kita itu harus memiliki semangat, cita-cita dan harus memiliki program, mulai dari apa untu besok, apa untuk tahun depan, apa untuk lima tahun ke depan dan apa setelah mondok, apabila tidak memiliki program, maka takkan memiliki ilmu”. Tutur beliau.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here