MTM Putri Gelar Seminar Perempuan Bersama Ning Imas Fatimatuz Zahra

0
1477

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – Madrasah Tahdzibul Mutsaqqofien (MTM) Putri, Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon menggelar seminar dengan tema “Perempuan Mengaji, Perempuan Membaca” bersama Ning Imas Fatimatuz Zahra dari Pesantren Lirboyo Kediri. Acara yang diikuti santri kelas 3 Ulya ini bertempat di Aula Madinah al-Shalawat, Rabu (15/9/2021).

“Hari ini ibu hadirkan khusus untuk mbak-mbak santri semua, ini kelas 3 Ulya semua. Mbak Imas didatangkan untuk bisa mengisi dan memberikan sharing juga motivasi untuk kalian semua,” tutur Nyai Najhah Barnamij dalam sambutannya.

“Ambil yang bagus yang disampaikan oleh Mbak Imas. Beliau itu followernya banyak bukan karena sosial medianya berisi life style saja, tetapi ada ilmu dan inspirasi yang disampaikannya. Beliau juga ahli bahtsul masa’ail, yang tentunya beliau senang membaca, nderes dan muthola’ah,” ungkap Ibun Najhah.

“Jadi ayo dipetik pesan yang bagus-bagus dari beliau, untuk meningkatkan kesemangatan dalam mengaji dan muthola’ah kitab. Jangan lupa bertanya kepada beliau tentang masalah-masalah perempuan,” pesan Ibun dalam pengantarnya.

Kehadiran Ning Imas di Pesantren Khas Kempek ini mengingatkan Mbak Aqielah Ja’far sewaktu masih menempuh pendidikan di Pesantren Lirboyo. “Dulu ketika saya masih mondok di Mubtadi’at Lirboyo, Ning Imas ini masih kecil, saat liburan pondok saya sering main ke rumahnya karena ibunya Ning Imas adalah bibi saya,” terang putri Buya Ja’far ini.

Ning Imas ini selain ahli bahtsul masa’il, beliau juga hafidzoh, sekarang lagi menempuh pendidikan di IAI Tri Bakti Lirboyo. Jadi beliau background pendidikannya Lirboyo tulen tetapi benar-benar kenyang mengajinya,” ungkap Mba Aqielah.

Dalam sambutannya, Ning Imas menyampaikan harapan kepada santri-santri putri yang hadir di acara seminar tersebut. “Semoga apa yang saya sampaikan bisa bermanfaat dan memberikan motivasi kepada mbak-mbak di sini, agar lebih semangat lagi belajarnya dan bisa memiliki mental pejuang, karena ini sangat dibutuhkan di era sekarang,” jelasnya.

“Yang bertahan adalah orang yang kuat dalam memperjuangkan kehidupan dan tujuan-tujuannya. Karena zaman yang semakin dinamis itu akan semakin kompetitif. Orang yang tidak memiliki mental pejuang akan ditinggalkan,” ungkap Ning Imas.

Lantas, Ning Imas melanjutkan penjelasannya. “Oleh sebab itu meskipun kita perempuan jangan malah merendahkan diri atau memarjinalkan diri, tetapi hendaknya menjadikan motivasi agar bisa berjalan lebih jauh dan berjuang lebih keras, karena stigmanya itu macam-macam dan aneh-aneh,” tuturnya.

“Sering dibilang, kamu itu perempuan jangan sekolah tinggi-tinggi. Kamu itu gak usah ngapa-ngapain, orang pada akhirnya kita nanti akan kembali ke sumur, dapur dan kasur,” ungkap mahasiswi semester tujuh ini.

“Padahal tidak demikian, dari awal, Islam itu banyak memaparkan, perempaun itu adalah al-ummu madrosatul ula,” tegasnya.

“Sebuah madrasah itu tidak akan menghasilkan murid-murid yang berkompetensi baik tanpa adanya kualitas dari madrasah itu sendiri. Jadi yang harus dipupuk oleh peremupaun itu yang pertama adalah pendidikan,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here