Maulid Nabi, Kiai Musthofa Aqiel: Ada 2 Hal yang Bisa Diambil dari Nabi

0
571

KHASKEMPEK.COM, BOGOR – Pengasuh Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon, KH. Muhammad Musthofa Aqiel Siroj menjelaskan bahwa ada dua hal yang bisa kita ambil dari Nabi Muhammad Saw. Demikian beliau sampaikan di acara Bogor Bersholawat dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw dan Hari Santri Nasional 2021, yang bertempat di Auditorium Sekretaris Daerah (Setda) Cibinong Bogor, Jum’at (22/10/2021) pagi.

Lebih lanjut, Kiai Musthofa Aqiel menyebutkan dua hal tersebut: Pertama, Nabi Muhammad Saw itu sukses menjadi guru dan kedua, nabi juga sukses menjadi pemimpin. “Ketika Nabi Muhammad Saw menjadi guru, beliau sukses. Saking suksesnya, sampai Nabi Muhammad Saw mempunyai murid-murid yang luar biasa,” jelasnya.

Jadi, guru itu bisa dilihat dari muridnya. Muridnya Nabi Muhammad pintar-pintar luar biasa. Saking sukses dan pintar-pintarnya, sampai Nabi Muhammad Saw bersabda:


عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ

“Nanti kalau saya sudah meninggal, kamu tidak ikut saya tidak apa-apa, cukup kamu ikuti al khulafa ar rosyidin, cukup ikuti sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Ini artinya, mereka berempat orang yang pintar dan diridhoi nabi,” terang Kang Muh.

Beliau melanjutkan, “Bahkan, ada sebuah hadis yang berbunyi: Ashabi kannujum bi ayyihim iqtadaytum ihtadaytum. Seluruh sahabat saya itu silakan diikuti, walaupun berbeda tidak apa-apa,” ungkapnya.

“Ini luar biasanya nabi menciptakan murid/santri yang sukses. Mereka semua orang yang alim dan pintar,” tegas Bapa Muh.

Apa resepnya, kok nabi bisa sukses?

Resepnya adalah nabi membuat teori maiyah (kebersamaan/bareng-bareng). Nabi tinggal di masjid, sahabat juga diam di masjid, terutama ashabus suffah. Nabi jadi imam, sahabat makmum. Nabi wirid, sahabat juga ikut wirid. Nah ini, 24 jam nabi itu bersama sahabat. Hattaa kaanat ahwaaluhu wa af’aaluhu wa aqwasluhu syari’atan lana.

Selain itu, Nabi Muhammad Saw itu mempunyai dua wahyu, yaitu wahyu nubuwah dan wahyu risalah.

Kedua, Nabi Muhammad Saw dilihat dari sudut kepemimpinan. Nabi menjadi pemimpin yang sukses luar biasa. Memimpin dunia selama 23 tahun untuk mengislamkan seluruh umat manusia.

ketika Nabi Muhammad SAW akan meninggalkan Makkah menuju Madinah, beliau berkata kepada Makkah,


يَا مَكَّة، وَاللّٰهِ اِنَّكِ لَخَيْرُ اَرْضِ اللّٰهِ وَ اَحَبُّ اَرْضِ اللّٰهِ اِلَى اللّٰهِ وَلَوْلَا اَنِّيْ اُخْرِجْتُ  مَا خَرَجْتُ مِنْكِ

“Wahai Makkah, sungguh engkau adalah bumi yang terbaik bagi Alah dan dicintai oleh Allah. Kalau saja aku tidak dikeluarkan darimu, maka aku tak ‘kan meninggalkanmu.”

Setelah Nabi Muhammad SAW sampai di Madinah, beliau menghadapi umat yang majemuk, ada Yahudi, Nasrani dan Musyrikin. Nabi dituntun oleh Allah SWT, bagaimana cara bernegara, ternyata indah sekali. Allah SWT menurunkan surat Al-Muntahanah,


لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ.

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”

Inilah landasan Nabi membangun Madinah. Sehingga hal ini didukung oleh semua pihak karena Nabi dalam bernegara dan berbangsa tidak melihat agama dan suku. Oleh karena itu Nabi menerapkan keadilan yang luar biasa.

Lalu beliau bercerita, ketika ada seorang pemuda Muslim bernama Thu’mah mencuri baju perang yang mahal, kemudian baju itu disembunyikan di rumahnya orang Yahudi bernama Zaed. Setelah itu, Thu’mah menyebarkan berita bohong atau hoax, bahwa Yahudi mencuri.

Akhirnya tersebarlah berita bohong itu, sehingga ada beberapa orang datang kepada Nabi untuk melaporkan kejadian ini. Hampir saja Nabi mempercayai berita ini dan tidak lama kemudian turunlah malaikat Jibril membawa surat An-Nisa,


وَمَنْ يَكْسِبْ خَطِيئَةً أَوْ إِثْمًا ثُمَّ يَرْمِ بِهِ بَرِيئًا فَقَدِ احْتَمَلَ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا

“Dan Barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, Maka Sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata”. 

Disini jelas sekali bahwa melalui Al-Qur’an Allah SWT membela orang Yahudi yang benar, tidak melihat agama, suku dan ras, yang dilihat adalah kebenaran dan kejujuran. Orang Yahudi dibela karena dia tidak mencuri dan ternyata yang mencuri adalah Thu’mah. Maka Nabi memerintahkan segera menangkap Thu’mah, tapi ia melarikan diri ke Makkah dan disana ia menjadi murtad.

Inilah yang menjadi Nabi Muhammad Saw sukses menjadi pemimpin. “Dalam kepemimpinan, marilah kita semua meniru nabi, menghormati siapa saja, bersikap adil kepada siapa saja,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here