Kisah Perjalanan Kiai Said Aqil Belajar Islam 14 Tahun di Arab Saudi

0
158

KHASKEMPEK.COM – Arab Saudi menjadi negara yang paling tepat untuk belajar mendalami Islam. Hal inilah yang menjadi alasan utama bagi Profesor Dr KH Said Aqil Siroj, MA menetap di Arab Saudi selama 14 tahun untuk menempuh studi.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu sejak kecil dibesarkan di lingkungan keluarga yang agamis. Dia mulai diajarkan mengaji di Majelis Tarbiyatul Mubtadi’ien milik ayahnya. Lantaran tak diizinkan melanjutkan pendidikan di sekolah umum oleh sang ayah, Said Aqil lantas meneruskan studi di Pesantren Lirboyo di Kediri, Jawa Timur.

Pria kelahiran 3 Juli 1953 itu menghabiskan masa belajar di pesantren hingga tingkat Madrasah Aliyah (MA) atau setingkat SMA. Berhubung harus melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi, dia lalu kuliah di Universitas Tribakti Lirboyo.

Merangkum dari berbagai sumber, ternyata Kiai Said Aqil kurang puas dengan keputusannya. Oleh sebab itu, dia memilih pindah kampus ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta sembari menjadi santri di Pondok Pesantren Krapyak. Di tempat inilah, Kiai Said Aqil bertemu dengan Nurhayati, yang kini menjadi istrinya sejak menikah pada 13 Juli 1977.

Setelah menetap di Yogyakarta, Kiai Said Aqil kembali ingin mengeksplorasi dirinya untuk belajar ke Timur Tengah. Dengan memboyong sang istri, pada 1980 pria yang lahir di Cirebon itu berangkat ke Arab Saudi. Di sana, dia kuliah di salah satu kampus unggulan, yakni King Abdulaziz University jurusan Ushuluddin dan Dakwah sampai akhirnya lulus sarjana pada 1982.

Tak berhenti sampai di situ, Kiai Said Aqil melanjutkan studi master bidang perbandingan agama di Universitas Umm al-Qura, dan lulus pada 1987. Sosok yang juga merupakan akademisi ini kembali mengejar gelar doktor di kampus yang sama. Akhirnya, pada 1994 atau tepat 14 tahun setelah menetap di Arab Saudi, Kiai Said Aqil berhasil menyelesaikan studi S-3 jurusan Akidah/Filsafat Islam dengan memperoleh predikat cumlaude.

Berhasil meraih gelar doktor, ayah empat anak ini kemudian memutuskan pulang ke Tanah Air. Menurut dia, pengalaman kuliah di Negeri Minyak pada tahun 1980-an cukup mengasyikkan. Sebab, mahasiswa benar-benar mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat.

Meski begitu, kala itu tingkat intelektualitas masyarakat Arab Saudi masih rendah. Hal tersebut turut mempengaruhi suasana belajar. Menghadapi tantangan ini, Said Aqil merasa beruntung karena ada sang istri yang mendampinginya selama masa kuliah.

Berkat kerja kerasnya menempuh studi di Arab Saudi selama belasan tahun, kini Said Aqil telah menjadi salah satu tokoh agama Islam yang disegani. Berbagai karier profesional telah dilakoninya. Bahkan, Gus Dur pernah menyebutnya sebagai doktor muda NU yang berfungsi sebagai kamus berjalan dengan disertasi lebih dari 1.000 referensi.

Sumber: okezone.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here