Kiai Ni’amillah Aqiel: Orang Tua Bahagia Anaknya Pintar Baca Al-Qur’an

0
365

KHASKEMPEK.COM, CIREBON – Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon, KH. Ni’amillah Aqiel Siroj mengatakan bahwa orang tua atau wali santri akan merasa bahagia ketika anaknya pintar membaca Al-Qur’an.

Demikian beliau sampaikan atas nama perwakilan keluarga besar pesantren dalam acara acara Haflah Tasyakkur Khotmil Qur’an dan Juz ‘Amma Ponpes Putri KHAS Kempek Cirebon, Kamis (6/10/2022).

Alhamdulillah, pada pagi hari ini, kita bisa bersama-sama bermuwajahah, bermujalasah dalam rangkah tabarukkan wa ta’adzuman li khotmi al-Qur’an.

Kula sampean kabeh, enjing niki saweg hurmat tasyakkur bungah, seneng kelayan wontene putra putri ingkang saweg angsal anugerah karuniah nikmat agung saking Gusti Allah Swt, enggih niku saged ngatamaken al-Qur’an lan Juz ‘Amma.

Sampean seneng mboten bapak ibu? Duwe anak saged mbaca al-Qur’an lan Juz ‘Amma, dawuhe Gusti Allah, wahyue Gusti Allah ingkang diturunaken dateng Kanjeng Nabi Muhammad Saw.

Al-Qur’an itu kalamullah, kalam yang mulia, yang menurunkan adalah Allah maha suci, maha mulia, yang menerima nabi yang agung, yang mulia. Nabi dilahirkan di bulan yang mulia yakni bulan Rabiul Awal.

Kenapa kita harus bahagia? Sebab al-Qur’an itu wahyu Allah, kalam Allah dari surat al-Fatihah sampai an-Nas, yang ketika dibaca harus benar, fasih, karena yang menurunkan adala Allah.

Nabi mempunyai sifat tabligh (menyampaikan, amanah (dipercaya). Karena harus tabligh, nabi diberi ayat yang isinya teguran dari Allah, bukan karena marah tapi karena Allah sayang kepada nabi.


عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓ

Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,


أَن جَآءَهُ ٱلْأَعْمَىٰ

karena telah datang seorang buta kepadanya.


وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُۥ يَزَّكَّىٰٓ

Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),


أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكْرَىٰٓ

atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?

Ketika itu, nabi sedang menghadapi asyrof Quraisy, Abu Jahal, Abu Sufyan, Utbah bin Rabiah, Syaibah bin Rabiah, Walid bin Mughirah, dan Abbas bin Abdul Muthalib. Nabi sedang berdebat dengan pembesar-pembesar Quraisy, merayu dan membujuk mereka supaya mau masuk Islam.

Sebab waktu itu, nabi mempunyai beban agar semua orang, terutama para pembesar Quraisy bisa masuk Islam. Apabila mereka sudah masuk Islam, maka Islam bertambah jaya dan cepat berkembang.

Pada saat itu, datanglah orang buta yang bernama Abdullah bin Umi Maktum, dimana Umi Maktum merupakan sepupu Siti Khadijah al-Kubra, bertanya: Nabi saya mohon diajari wahyu yang sudah diajarkan kepada anda!

Nabi kurang menerima permintaan Abdullah bin Umi Maktum, sehingga nabi berwajah masam atau cemberut. Sehingga turunlah ayat abasa tersebut.

Sesudah peristiwa tersebut, Rasulullah SAW menjumpai lagi Ibnu Ummi Maktum dan menyambutnya dengan bahagia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here