Kepada Asatidz, Kiai Ahmad Zaeni Jelaskan Makna Al-Insan

0
372

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – Dalam pelaksanaan Irsyadat, KH. Ahmad Zaeni Dahlan mengawali dengan sebuah permainan sederhana yaitu mengangkat kedua tangan serta memegang hidung, semua gerakan itu ditiru oleh semua peserta Irsyadat. Makna dalam permainan sederhana itu seorang murid akan melakukan perintah dari soerang guru, Ahad (12/12/2021).

“Ini harus diperhatikan tidaklah mudah bagi guru karena yang dihadapi adalah manusia,” tegas Kiai Ahmad.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa, manusia dalam bahasa Arab memiliki beragam makna.

Yang pertama ألاِنْسَانْ yang memiliki kata asal ألنِسْيَانْ ( lupa ), seperti ungkapan ulama:
وَاِنِّمَا سُمِّيَ الْاِنْسَانُ لِنِسْيَانِهِ

“Manusia mengapa dimanakan manusia karena manusia itu mudah lupa”.

Yang kedua بَشَر yang memiliki arti kulit, beberapa ulama mengatakan bahwa بَشَر itu lebih menunjukan arti fisik.

Hematnya الانسان diartikan sebagai jati diri manusia yakni jiwanya, sedangakan بشر yakni sosok manusia yang memiliki tubuh yakni raganya.

Manusia memiliki dua unsur: jiwa dan raga, imanen dan transenden, duniawi dan ukhrowi.

Lalu dengan apa menyeimbangkan kedua unsur ini?

Sehingga الانسان bukanlah berasal dari kata نسيان tetapi berasal dari kata انس (uns) ialah harmoni sesuatu yang bisa menyelaraskan kebutuhan jiwa dan raga.

Bahkan dikatakan pula, manusia adalah pribadi yang sangat kompleks. Dalam hal ini memiliki 3 unsur. Jika kita umpamakan komputer yang memiliki 3 unsur: Hardware, Operating System dan Apk Program.

Manusia pun sama punya 3 unsur yakni hardware nya ialah tubuh, operating system nya adalah ruh, aplikasi program nya adalah jiwa. Tiga hal ini lah yang harus dipadukan.

Menurut ilmu neurosains, jiwa berada di otak kita. Dalam bahasa Arab, otak adalah عقل. Dalam Al Qur’an عقل tidak pernah dikatakan sebagai kata benda, melainkan kata عقل selalu dalam bentuk fi’il. Bisa disimpulkan bahwa akal harus difungsikan dalam bentuk operasional jangan dibiarkan diam seperti benda.

“Jadi, sebagai guru apalagi ilmu yang diajarkan adalah ilmu agama yang erat hubungannya dengan perkembangan jiwa, maka seorang guru itu mempunyai tugas yang berat, misi yang tidak remeh,” pungkas Kang Ahmad.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here