Gus Shobah Jelaskan Makna Nasikhoh Bukan Hanya Menghapus

0
405

KHASKEMPEK.COM, PANGURAGAN – Pada agenda yang diselenggarakan oleh GP Ansor panguragan, dalam agenda “Dialog Kebangsaan” dengan membawakan tema Hari Santri Nasional yakni “Jihad Santri Jayakan Negeri”, Senin (23/10) Malam.

Gus Muhammad Shobah menjelaskan bahwa syariat Nabi Muhammad bersifat nasikhoh. Namun, kata nasikhoh maknanya bukan hanya menghapus.

Ketika kata nasikhoh disandingkan dengan syariat, maknanya itu menyempurnkan. Artinya, syariat Nabi Muhammad itu menyempurnakan syariat-syariat nabi sebelumnya.

Nabi Muhammad sebagai pungkasan para nabi, kata Gus Shobah, itu menandakan tidak ada nabi setelahnya. Jika tidak ada nabi lagi, maka syariatnya pasti sempurna.

Oleh karena itu, syariat nabi harus dikenal dan diterima di belahan dunia manapun. Syariat yang memiliki nilai-nilai universal.

“Makna universal Islam sejalan dengan makna penggalan ayat litakunu syuhada ala annas,” jelasnya saat menyampaikan materi pada Dialog Kebangsaan “Jihad Santri Jayakan Negeri” dalam peringatan Hari Santri Nasional yang diselenggarakan PAC GP Ansor Kecamatan Panguragan di halaman Masjid Nurul Mubin Desa Kroya.

Kang Shobah menjelaskan makna dari kata syuhada. Pertama syuhada bisa diartikan sebagai saksi atas univsrsalnya ajaran nabi.

Kedua, syuhada diartikan bukti. Bukti terhadap univeslnya Islam. Sehingga, Islam dapat diterima oleh siapapun dan di tempat manapun.

” Islam datang sebagai syuhada ala annas,” tutur beliau.

Hal tersebut, menurut Gus Shobah, yang menjadikan faktor utama Islam menyebar ke  wilayah Barat dan Timur. Karena, Islam menyebar luas melalui ilmu pengetahuan.

Lewat para ulama, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam disampaikan dan diajarkan kepada khalayak umum.

“Para ulama meyampaikan nilai-nilai Islam yang searah dengan mukjizat Alquran,” papar beliau.

Ia menjelaskan, klasifikasi mukjizat itu ada dua. Pertama mukjizat aqliah dan kedua itu mukjizat maddiah.

Mukjizat maddiyah merupakan mukjizat yang bisa dirasakan panca indera. Misalnya, Nabi Musa dapat membelah lautan, Nabi Isa mampu membangunkan orang mati dan Nabi Muhammad bisa membelah lautan.

“Semua rasul punya mukjizat maddiyah,”ungkap beliau.

Sedangkan mukjizat aqliyah itu hanya dimiliki oleh Nabi Muhammad. Yakni berua Alquran yang sampai sekarang masih eksis di tengah kita semua.

Allah SWT menciptakan ulama atau kiai untuk menjaga mukjizat Alquran.  Para kiai yang terus menerus mempelajari daa mengajarkan Alquran sampai sekarang.

“Allah menjaga Alquran dengan menciptakan ulama dan kiai,” tegas beliau.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here