Niat puasa Tasu’a dan ‘Asyuro

0
150

Niat Puasa Tasu’a

Hari Kamis, Tanggal 9 Muharram

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَّاسُوعَاءِ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû’â lillâhi ta’âlâ.

“Aku berniat puasa sunah Tasu’a esok harikarena Allah SWT.”

Niat Puasa ‘Asyura

Hari Jumat, Tanggal 10 Muharram

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَاشُورَاءِ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Asyûrâ lillâhi ta’âlâ.

“Aku berniat puasa sunah ‘Asyura esok hari karena Allah SWT.”

Pengertian Tasu’a dan ‘Asyura

Tasu’a berasal dari bahasa arab tis’a artinya sembilan, sementara ‘asyura berasal dari ‘asyara artinya sepuluh. Puasa Tasu’a dan ‘Asyura dilakukan pada tanggal 9 dan 10 Muharram pada Kalender Hijriyah.

Hukum puasa ini adalah sunnah; dianjurkan untuk dikerjakan namun tidak berdosa bagi yang tidak melakukannya.

Rasulullah SAW bersabda: “Puasa itu bisa menghapuskan dosa-dosa kecil pada tahun kemarin.” -(HR Muslim).

Bulan Muharram adalah salah satu bulan yang dimuliakan selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Selain itu, Muharram juga disebut sebagai bulannya Allah.

Sebagai salah satu bulan mulia, tentunya ada amaliyah sunnah yang bisa dilakukan oleh umat Islam, salah satunya adalah puasa Muharram yang termasuk di dalamnya Puasa Tasu’a dan ‘Asyura.

Pada Muharram tahun 1445 H ini, umat Islam di Indonesia bisa melaksanakan puasa Tasu’a (9 Muharram) pada Kamis (27/7/2023) dan puasa ‘Asyura (10 Muharram) pada Jumat (28/7/2023).

Salah satu bukti anjuran berpuasa di tanggal tersebut atas kemenangan Nabi Musa terhadap Fir’aun di Laut Merah. Sebelumnya, Nabi Musa selalu mengajak Fir’aun untuk beribadah kepada Allah, tapi angkuh dan enggan menerima ajakan tersebut.

Keutamaan puasa ‘Asyura di antaranya adalah meleburkan dosa di tahun yang lalu, seperti hadits yang diriwayatkan Abi Qatadah. Bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang puasa di hari Asyura beliau menjawab: Meleburkan dosa di tahun yang lalu.

Selain puasa ‘Asyura, Nabi menganjurkan untuk puasa Tasu’a, anjuran ini seperti hadits yang dikutip kitab Irsyad al-Ibad, diriwayatkan oleh Baihaqi:

صوموا التاسع والعاشر ولا تشبهوا باليهود

Artinya: Berpuasalah pada hari kesembilan dan sepuluh (bulan Muharram), dan janganlah menyerupai orang Yahudi. (Zainuddin al-Malibary, Irsyad al-‘Ibad, halaman: 48-49).

Puasa ‘Asyura sudah dilakukan oleh masyarakat Quraisy Makkah pada masa jahiliyyah. Rasulullah SAW juga melakukannya ketika masih berada di Makkah maupun seteleh berada di Madinah.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah sempat diprotes oleh umat Islam di Madinah: “Ya Rasulallah, hari itu (‘Asyura) diagungkan oleh Yahudi.”

Maksudnya, kenapa umat Islam mengerjakan sesuatu persis seperti yang dilakukan oleh umat Yahudi? Beliau lalu bersabda: “Di tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pada tanggal 9.”

Setelah itu, tidak hanya disunnahkan puasa pada tanggal 10 tapi juga tanggal 9 Muharram. Sayang, sebelum datang tahun berikutnya Rasulullah telah wafat.

7 Peristiwa Penting saat 10 Muharram

Perlu diketahui bahwa 10 Muharram atau hari Asyura merupakan hari bersejarah. Menurut beberapa riwayat disebutkan, banyak peristiwa penting terjadi di hari itu pada masa yang lalu. Diantaranya disebutkan sebagai berikut:

1. Nabi Adam AS bertobat kepada Allah dari dosa-dosanya dan diterima.

2. Berlabuhnya kapal Nabi Nuh di bukit Zuhdi dengan selamat, setelah dunia dilanda banjir yang menghanyutkan dan membinasakan.

3. Selamatnya Nabi Ibrahim AS dari siksa Raja Namrud, berupa api yang membakar.

4. Nabi Yusuf AS dibebaskan dari penjara Mesir karena terkena fitnah.

5. Nabi Yunus AS selamat, keluar dari perutikan hiu.

6. Nabi Ayyub AS disembuhkan Allah dari penyakitnya.

7. Nabi Musa AS dan umatnya kaum Bani Israil selamat dari pengejaran Fir’aun di Laut Merah. Kala itu bersama umatnya yang berjumlah sekitar lima ratus ribu orang selamat memasuki gurun Sinai untuk kembali ke tanah leluhur mereka.

Keutamaan Puasa Tasu’a & ‘Asyura

Di bulan Muharram yang agung ini, Allah SWT akan menebus dosa selama satu tahun yang lalu dengan berpuasa, tentunya dengan mengharap ridha-Nya.

Perihal kemurnian puasa dengan tidak semata menahan haus dan lapar, telah diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali sekedar lapar dan haus?”

Maka jangan sampai puasa yang telah dianjurkan oleh Rasulullah pada bulan Muharram menjadi sia-sia. Seperti puasa pada akhir tahun dan awal tahun, puasa Kamis, Jumat dan Sabtu, jangan sampai pahalanya hilang begitu saja hanya karena ucapaan dan perilaku yang tidak dibenarkan, sehingga jauh dari ridla-Nya.

Tidak hanya puasa itu yang dianjurkan. Pada bulan ini juga dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal sembilan (Tasu’a) dan sepuluh (Asyura). Seperti halnya yang sudah dilaksanakan oleh Rasulullah, hingga anjuran itu sampai kepada kita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here