Membedah Puisi Nyai Tho’atillah tentang Perempuan dan Kesetaraan

0
173

KHASKEMPEK.COM, CIREBON – Salah satu Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Putri Kempek Cirebon, Jawa Barat, Ny. Hj. Tho’atilah Ja’far menulis puisi bertema kesetaraan laki-laki dan perempuan. Dengan penuh penghayatan, puisi berisi 20 bait itu dibacakan pada acara “Seminar Kesehatan Remaja Putri” yang digelar pada Selasa, 30 Januari 2024, kemarin.

Nyai Tho’ah menjelaskan, puisi yang diberi judul “Manakib Perempuan” itu memuat makna tentang pentingnya mendasari segala pandangan hidup dengan prinsip kesetaraan.

“Perempuan harus diberi ruang dan kesempatan yang sama dengan laki-laki,” kata Nyai Tho’ah, kepada Ikhbar.com, Kamis, 1 Februari 2024.

Pada bait-bait pertama puisi yang dibacakan di hadapan banyak tokoh, termasuk istri calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo, Ny. Hj. Atikoh Ganjar tersebut, Nyai Tho’ah merekam gambaran tentang stigma terhadap perempuan yang perlu dihapus dari tengah masyarakat.

“Di bagian akhir, saya kutip pandangan-pandangan singkat tentang kesetaraan dan perempuan, mulai dari Al-Qur’an, hadis, pendapat tokoh, penyair, hingga quote sufi,” katanya.

Berikut adalah puisi “Manakib Perempuan” karya Nyai Tho’ah:

Manakib Perempuan

Di pasar hidup yang riuh, perempuan sering tak terlihat utuh

Ia kerap digambar menjinjing tas belanja, tanpa begitu jelas apa isinya

Perempuan hanyalah objek antar-jemput, pantang pulang terlalu larut

Di pasar hidup yang riuh, siapa peduli, hampir semuanya, acuh.

***

Padahal, perempuan adalah rumah

Ia telah ditakdirkan menjadi alamat tunggal, untuk setiap titik mula

Mengembaralah sejauh-jauhnya, selalu saja akan ada perempuan yang kau tempuh, di sepanjang peta

Perempuan adalah tempat berangkat dan pulang, bagi setiap orang yang karib dengan kebijaksanaan

***

Jadi, jangan kekang perempuan, terlebih dengan serendah-rendahnya alasan

Zonasi sumur, dapur, kasur, perlu mulai dikubur

Stempel sebagai manusia kedua, elok dikoreksi, menjadi setara

Sebagaimana Firman Allah, tak ada manusia istimewa, terkecuali dari takaran takwa

***

Bung Karno bilang, perempuan ialah tiang. Penentu tegak dan ambruknya bangsa yang telah diperjuangkan

Mahmoud Darwish berpuisi, perempuan adalah negeri. Tanpa keberadaannya, selebihnya cuma pengungsi

Maulana Rumi bersyair, perempuan jadi penanda kesempurnaan Tuhan. Ia bukan hanya makhluk, tetapi kekasih, bukti Yang Maha Kasih

Nabi pun bersabda, yang utama adalah ibu, perempuan pemegang ridla, jalan utama menggapai surga

***

Wahai manusia, perempuan dicipta dari satu jiwa yang sama

Sebagai hamba, sekaligus khalifah

Perempuan bukan sekadar bayangan

Justru ia lah sinar, yang dari jiwanya, cahaya berpendar.

Sumber: ikhbar.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here