Kiai Musthofa Aqil Tanya Gus Baha Cara Belajar Jadi Orang Alim

0
742

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – Ada yang menarik saat KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha mengisi pengajian di acara Haul Ke-33 KH. Aqiel Siroj dan Tasyakur Khotmil Qur`an Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu (10/9/2022) lalu.

Bagaimana tidak, KH Musthofa Aqil Siroj, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang juga Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon ini, menanyakan kepada Gus Baha, cara belajar Gus Baha sehingga bisa menjadi seorang yang alim.

“Semua orang sudah tahu sampeyan (Gus Baha) alim, menerangkannya enak. Cuma mereka tanya, gimana sih dulu belajarnya kok bisa alim seperti ini?” tanya Kiai Musthofa kepada Gus Baha, yang merupakan murid KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen.

“Andai pertanyaan itu diajukan ke Mbah Moen, mungkin jawabnya: gurunya (dulu) siapa?” jawab Gus Baha, yang disambut riuh hadirin.

Gus Baha kemudian melanjutkan, KH Maimoen Zubair dan KH Sahal Mahfudz sering mengatakan bahwa sebelum mengaji, santri harus terlebih dulu membaca kitab yang akan dibaca oleh gurunya di pengajian. 

“Misalnya ngaji Taqrib atau Wahab ke Mbah Moen, kamu baca dulu sebelum ngaji. Setelah dibaca misalnya Mbah Moen baca rofa, kamu baca jer. Mbah Moen baca jer, kamu baca rofa, berarti bodoh tulen, sebab teori Anda semuanya salah. Kaya misalnya Mbah Moen baca wa dzakara sopo al-mushanifu, kamu baca wadzakarul mushanif,” ujar Gus Baha berseloroh.

Mbah Moen, kata Gus Baha, pernah mengatakan bahwa semua santri tidak mungkin bisa ngaji sorogan kepada Mbah Moen. Mengingat hal itu, cara untuk mengecek kebenaran bacaannya adalah dengan terlebih dahulu membaca kitab untuk kemudian bacaan tersebut dikonfirmasi dalam pengajian.

“Kalau kemiripannya 50 persen berarti setengah alim, kalau 70 persen berarti rada alim. Kalau nanti kemiripannya sudah 100 persen dan berkali-kali, berarti sudah luar biasa,” tambah Kiai berusia 51 tahun itu. 

Gus Baha pun mengajak kepada para santri, khususnya santri Pesantren KHAS Kempek, Cirebon untuk melakukan metode tersebut.

“Jadi yang ngaji sama Kiai Musthofa, Kiai Ni’am, saya mohon santri belajar dulu biar bisa ngecek nanti guru saya baca seperti apa,” tambahnya.

“Makanya saya dulu PD (percaya diri) baca kitab di depan Mbah Moen karena ya ngecek,” kenangnya.

Diceritakan Gus Baha, metode belajar ini terus ia lakukan sampai pada kitab yang dikaji di kelas menengah sampai atas. 

“Dan itu terulang sampai kitab Wahab khatam, Jam’ul Jawami’ khatam. Sehingga kita tahu. Jadi kalau diskusi kita kok salah ya tahu, kalau benar juga tahu, kalau tahqiq ya tahu,” jelas Gus Baha dalam video yang diunggah Channel YouTube Khas Kempek.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here