Khutbah Idul Adha, Kiai Ahmad Zaeni Jelaskan Sejarah dan Hikmah Perjalanan Nabi Ibrahim

0
337

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – Pagi Ahad, (10/7/2022), seluruh santri Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon melaksanakan solat Idul Adha bertempat di Masjid Al Ghadier yang dipimpin oleh KH. Ahmad Zaini Dahlan Lc. M. Phil. Dalam kesempatan tersebut Kyai yang juga merupakan kepala Baznas Kabuoaten Cirebon menyampaikan khutbah sebagai berikut :

Idul Adha yang dirayakan oleh ummat islam diseluruh dunia pada bulan Dzul Hijjah ini merupakan hari raya yang identik dengan dua Ibadah dalam islam yaitu ibadah haji dan ibadah Qurban. Dalam ajaran agama Islam kedua ibadah ini emang hanya bisa dilakukan di bulan Dzul Hijjah.

Hari raya idul adha, ibadah Haji dan ibadah Qurban juga tidak bisa dipisahkan dari kisah perjalanan hidup Nabi Ibrahim AS beserta keluarganya. Karena banyak peristiwa yang mewarnai kehidupannya kemudian diabadikan dalam ritual ibadah dalam ibadah haji dan ibadah Qurban.

Kemudian Ayah melanjutkan, dalam kesempatan kali ini izinkan saya untuk menceritakan secara singkat tentang perjalanan kakek moyang nabi besar Muhammad SAW.

Dengan mengenang perjalan nabi Ibrahim As diharapkan kita mampu untuk mengambil ibroh, hikmah dan pelajaran serta nilai nilai spiritual sebagai modal menjalani kehidupan ini.

Kyai Ahmad Zaini Dahlan berharap, semoga dengan memahami sejarah kita sebagai santri bisa termotivasi untuk bisa berkurban baik itu kurban perasaan, kurban waktu, kurban tenaga dan korban segalanya. Untuk dapat mensukseskan apa yang menjadi tujuan kita semua yaitu sebagai santri pondok pesantren KHAS kempek sekaligus ini juga barangkali menjadi motivasi agar kita semua kelak bisa melaksanakan ibadah haji dan kurban insya Allah, Aamin Aamiin ya rabbal Alaamiin.

Kisah ini kita awali dengan perjalanan dan perjuangan nabi besar Nabi Ibrahim dan keluarganya. Terkhusus Nabi Ibrahim sendiri, istrinya (siti Hajar) dan anaknya Nabi Ismail As.

Setelah Allah memberikan anugrah seorang anak yang telah lama diidam idamkan nabi Ibrahim melalui istrinya (Siti Hajar).

Belum lama setelah itu Allah Swt memberikan cobaan, mencoba mereka yaitu dengan memerintahkan mereka, kepada anak dan istri yang dikasihinya untuk dibawa kesebuah lembah yang tandus yang tidak ada pepohonan sedikit pun disana.

Kisah ini diabadikan dalam Surat Ibrahim ayat 37 :

{ رَبَّنا إِنّي أَسكَنتُ مِن ذُرِّيَّتي بِوادٍ غَيرِ ذي زَرعٍ عِندَ بَيتِكَ المُحَرَّمِ رَبَّنا لِيُقيمُوا الصَّلاةَ فَاجعَل أَفئِدَةً مِنَ النّاسِ تَهوي إِلَيهِم وَارزُقهُم مِنَ الثَّمَراتِ لَعَلَّهُم يَشكُرونَ }[ إبراهيم: ٣٧ ]

Ayat ini adalah Doa Nabi Ibrahim kepada tuhannya,

“Sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian dari keturunanku dilembah yang tidak ada tanamannya dan berada disisimu yaitu di baitullah harom yang dihormati. Wahai tuhan kami, hal itu kami laksanakan agar mereka melaksanakan solat. Maka jadikan lah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berikan mereka rizki dari buah buahan. Mudah mudahan mereka menjadi orang orang yang bersyukur.

Saat tinggal dilembah itu Siti Hajar kehabisan air minum dan tidak bisa menyusui Ismail kecil, dia pun mencari cari air kesana kemari sambil berlari lari kecil antara bukit sofa dan marwa sebanyak 7 kali. Peristiwa inilah yang kemudian diabadikan sebagai salah satu dari rukun haji yaitu “Sai’ ” atau berlari lari kecil dari sofa ke marwa.

Ditengah perjuangan itu Allah meurunkan pertolongan melalui mata air yang muncul dari tanah, tepat dibawah kaki nabi Ismail As. Yang saat itu sedang menangis karena kehausan. Ditempat itulah muncul air penuh berkah yang sampai saat ini terus dinikmati oleh umat Islam seluruh dunia yang bernama air Zam Zam.

Cobaan Nabi Ibrahim tidak berhenti disini, ketika nabi Ismail menginjak usia dewasa Nabi Ibrahim dan keluarganya pun mendapatkan cobaan yang lebih berat yaitu agar Nabi Ismail dikorbankan. Hal ini juga terekam jelas dalam surat As As Shofat ayat 102 :

{ فَلَمّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعيَ قالَ يا بُنَيَّ إِنّي أَرى فِي المَنامِ أَنّي أَذبَحُكَ فَانظُر ماذا تَرى قالَ يا أَبَتِ افعَل ما تُؤمَرُ سَتَجِدُني إِن شاءَ اللَّهُ مِنَ الصّابِرينَ }[ الصافات: ١٠٢ ]

Ketika Nabi Ismail sudah mencapai umur dia sanggup bekerja bersama ayahnya. Nabi Ibrahim berkata kepada anaknya :

Wahai anak ku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu maka pikirkanlah!

Lalu, Nabi Ismail menjawab dengan tegas, dan tanpa keraguan :

Wahai ayahku, lakukan lah apa yang telah diperintahkan Allah kepadamu insya Allah engkau mendapatiku termasuk orang orang yang bersabar.

Ketika Nabi Ibrahim akan menyembelih Nabi Ismail tiba tiba Allah berfirman dan memerintahkan Nabi Ibrahim untuk berhenti dan tidak menyembelih Nabi Ismail.

Kemudian Allah menggantikan Ismail dengan seekor kambing yang besar. Dan hal itulah yang kemudian kita diksikan dalam ajaran agama islam dengan berkorban

Tentunya dengan kalian mondok dipesantren KHAS kempek ini, kalian juga sedang menyempatkan berkorban, kalian juga sedang menjalankan perintah Allah, yaitu belajar.

Hingga apa yang kalian lakukan, apa yang kalian korbankan harus berpisah dari orang tua tercinta, harus mengatur waktu dipondok pesantren ini untuk belajar dan sebagainya, insya Allah akan mendapatkan hasil seperti yang dihasilkan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sehingga nama mereka senantiasa selalu dikenang sampai akhir zaman.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here