KH Ni’amillah Aqiel : Mengajar Adalah Sebuah Kenikmatan yang Luar Biasa

0
366

Disampaikan dalam Irsyadat Dewan Asatidz Madrasah Tahdzibul Mutsaqqofien. (10/12/2023)

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – Pada hari ini, kita kembali beratifitas yaitu belajar dan mengajar, ini merupakan aktifitas yang sangat mulia dalam kehidupan. “Kun ’aliman aw muta’aliman” jadilah orang yang ‘alim; mestinya orang yang belajar dan mengajar. “Wa la takun jahilan” dan janganlah kau menjadi orang yang bodoh / tidak tahu.

Oleh karena itu, kita ini masih diberi kesempatan oleh Allah SWT menjadi pribadi-pribadi yang bergelut dalam ta’alum wa ta’lim, belajar dan mengajar. Dan kita sekarang berada di ujung tahun pelajaran, ujung dari periode yaitu mulai syawwal dan kini kita sudah di bulan jumadil akhir. Dan dalam beberapa minggu ke depan kita akan mengakhiri semua kegiatan belajar mengajar di periode ini.

Saya hanya mengutip dari sebuah doa dari doa-doa yang datang dari Rasulullah SAW, yang dibaca setiap setelah sholat, yaitu : 

اَللَّهمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

“Ya Allah, jadikanlah akhir dari segala urusan-urusan kami dengan baik. Dan selamatkanlah kami dari kehinaan / kerusakan dunia dan siksaan akhirat.”

Ini sangat penting untuk kita, kita ini harus berusaha husnul ‘aqibah, akhiran yang baik. Dalam segala urusan itu paling yang penting itu ‘aqibahnya, khotimahnya atau endingnya. Di awal sudah niat yang baik, kemudian di tengah-tengah kita jalani, kemudian apalah artinya di akhirnya kita buruk ? Jelek itu bisa tidak semangat, bisa tergoda oleh sesuatu yang buruk, atau hal buruk yang lainnya.

Di akhir kegiatan ini, yang sisa beberapa minggu lagi ini. Maka, mari kita kembali memompa diri kita membangun spirit kita agar kita kembali semangat niat yang tulus, sabar, ijtihad.

Kita ini ditakdirkan menjadi murobbi, mua’alim, muaddib, pendidik itu merupakan kesempatan yang baik dan yang luar biasa.  Anda diberikan badan yang sehat, kesempatan yang senggang, kemudian bisa mengajar, itu merupakan kesempatan yang baik. Karena ketika di rumah pun belum tentu bisa mengajar.

Ketika kalian boyong belum tentu madrasah yang di rumah langsung menerima kalian sebagai guru. Belum tentu masyarakat langsung berbondong-bondong meminta kalian mengisi pengajian rutinitas.

Di pondok merupakan kesempatan yang baik. Sungguh heran jika sebagai pengajar yang malas dan tidak bersyukur. Padahal yaang namanya mengajar itu nikmat. Dengan mengajar, kita bisa kembali menemukan memori-memori yang mungkin terlupakan, hilang. Mengajar itu dari mulai dipaksa, terpaksa kemudian dijalani, lalu dinikmati.

Padahal saya jika mengulang-ngulang bait Alfiyah dari diatas 500 – 1002 itu sudah berapa tahun itu, kalau dianggap bosan ya jangan bosan. Mengajar itu tidak boleh bosan. Jangan ada kata bosan di dalam mengajar. Dalam mengajar pun perlu pencerahan di dalam fan lain, perlu merambah dan menjelajah fan ilmu yangl lain. Agar tidak terpuruk di fan ilmu yang lain. Oleh karena itu, mengajar adalah sebuah kenikmatan yang luar biasa.

Kyai ‘Aqiel itu tidak lepas dari muthola’ah, meskipun bertahun-tahun mengajar, tapi muthola’ah itu tidak pernah lepas.

Kyai Ni’am kenang Mbah ‘Aqiel yang sangat menikmati ilmu

Alhamdulilah, saya dilahirkan oleh orang tua yang setiap hari tidak lepas dari muthola’ah. Kyai ‘Aqiel itu tidak lepas dari muthola’ah, meskipun bertahun-tahun mengajar, tapi muthola’ah itu tidak pernah lepas. Apalagi menjelang tidurnya, Yang namanya kamar itu penuh dengan berserakan kitab. Artinya beliau menikmati ilmu, menikmati kitab.

Nah Sekarang kalau kalian sekarang tidak menikmati kitab, mau kapan ?. Ini saatnya kita belajar untuk menikmati kitab.

Mari kita jadikan akhir dari urusan pembelajaran ini kita baikkan, mari jadikan yang terbaik. Justru malah lebih semangat melebihi semangat dari bulan-bulan sebelumnya. Dengan husnul ‘aqibah ini, maka diharapkan kita betul-betul mendapatkan Nuur, atsar (bekas) dari kegiatan ta’lim kita ini.

“Al istiqamah khorun min alfi karomah”.

Banyak orang-orang yang terlihat tidak begitu banyak wiridan, puasa, dan tirakat. Tapi karena rutinitas mengajar membimbing murid dengan ilmunya, ternyata dia memliki karomah.

Jadi karomah betul-betul dari istaqamah, istiqamah itu kontinuitas atau sesuatu yang dilakukan secara kontinue. Mari kita kembali bersemangat untuk mendapatkan ending yang baik. Dalam segala urusan kita ini.

Coba kita teliti, setiap sholat kita diakhiri dengan salam, padahal kita sedang meninggalkan kontak dengan Allah SWT, artinya itu sebagai doa agar kita menjadi pribadi yang Selamat. Ditambah lagi, setelah shalat itu kita disunahkan membaca istghfar. 

Kita sudah mengawali dengan iman, niat yang baik maka kita berusaha mengakhir kegiatan kita dengan husnul ‘aqibah, dengan akhir yang baik dan mulia. Kemuliaan dalam bertindak-tanduk, kemuliaan dalam mengajar, kesan, kesabaran dan ketelitian. Kita dituntut dalam memberikan nilai yang adil. Agar kita tetap stabil, adil dalam hal memberikan yang terbaik untuk diri kita dan murid-murid kita.

Semoga bermanfaat, Tanbih ini untuk diri saya dan kita semua.

Disadur dari Irsyadat KH Ni’amillah ‘Aqiel Siroj.

Ahad, 10 Desember 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here