Irsyadat Bersama Nyai Shobihah Maimoen Zubair

0
382

KHASKEMPEK.COM – Memiliki tugas mengajar adalah hal yang patut di syukuri karena menjadi seorang guru bisa memberikan pelajaran terhadap diri seseorang itu.

Tetapi tidak mudah, banyak qoidah yang mengatakan seorang guru harus dibarengi dengan Qudwah, sebuah totalitas yang memberikan panutan atau suri tauladan. Tidak akan bisa seorang guru memberikan Qudwah, jika tidak memiliki akhlaq yang baik.

Ada sebuah syi’ir dari kitab-kitab nahwu :

لاننه عن خلق وتأتي مثله عار عليك اذا فعلت عظيم.

“Jangan kau larang orang lain melalukan sesuatu jika engkau sendiri masih melakukakannya.hal itu merupakan cela yg besar bagimu.”

Mengajar serta memberikan Qudwah dengan mengerahkan semua energi itu merupakan ikhlas,

Ikhlas itu :
قصد الانسان على جميع طاعته وعبادته مجرد التقرب الى الله…

semua itu merupakan upaya-upaya Taqarrub Ilallah, dan tidak ada tendensi selain itu.

Seorang guru pun perlu menanamkan rasa Mahabbah, jika tidak ada kesenangan dalam hati untuk mengajar bagaimana bisa totalitas. Dalam Surah Maryam : 96 dijelaskan :

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا

“Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka).”

Membicaran hati seorang pengajar tidak akan luput dengan rasa sabar, sabar memiliki makna ulet.

Sabar itu kata Sayyidina Ali :

الصبر من الايمان بمنزلة الرأس عن الجسد.لا ايمان بلا صبر

“Sabar sebagian dari Iman, dengan kedudukan bagaikan kepala dari Jasad, dan tiadalah Iman bagi seseorang yang tidak memiliki kesabaran”.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here