Dzikir dan Do’a Bersama, Kiai Musthofa Aqiel: Mari Kita Bertadharru’ Kepada Allah

0
493

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon, KH. Muhammad Musthofa Aqiel Siroj mengajak masyarakat untuk bertadharru’ kepada Allah Swt. Hal ini beliau sampaikan dalam acara Dzikir dan Do’a Bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang digelar secara virtual, Kamis (8/7/2021) malam.

Dalam sambutannya, beliau mengawali dengan menyebut ayat Al-Qur’an yang berbunyi:


فَلَوْلَآ إِذْ جَآءَهُم بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا۟ وَلَٰكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Beliau menjelaskan bahwa, “Hendaklah jika sudah ada ba’su (fitnah/wabah) maka tadharru’lah, kata orang Jawa “ndepe-ndepelah”, merasa hina dan berdosa,” jelas beliau.

Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa yang namanya wabah corona itu ada, dan wabah corona itu berbahaya dan sudah banyak memakan korban. Allah menunggu tadharru’ kita, dzikir kita, istighfar kita. Selama kita belum dinilai tadharru’ maka belum bisa hilang.

“Mari kita tadharru’, mari kita memohon kepada Allah Swt,” ajak Kiai Musthofa.

Persoalannya, masih banyak orang yang tidak percaya dengan adanya virus corona ini. Kita hanya takut kepada Allah, tidak takut kepada corona.

Kalau hanya takut kepada Allah, tidak takut kepada yang lain? Mari kita pahami, kenapa Nabi Muhammad Saw melakukan hijrah pada malam hari? Hijrah sembunyi-sembunyi bahkan sampai sembunyi di gua tsur.

Itu artinya, apakah Nabi Muhammad Saw tidak lebih takut kepada Allah? Beliau takut daripada kita tetapi beliau, Nabi Muhammad Saw memberikan pelajaran kepada kita, agar kita mempunyai ikhtiar yang dhohir.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa:

من سمع المنادى فلم يمنع من اتباعه عذر لم تقبل من تلك الصلاة التى صلاها قالوا ما عذره – قال خوف او مرض ( ابو داود والدراقطنى والحاكم فى المتروك)

قال البيهقى : وما كان من الاعذار فى معناها فله حكمهما


Orang yang mendengar adzan lantas tidak mendatanginya bukan karen udzur itu shalatnya tidak diterima. Sahabat bertanya: udzurnya apa? Nabi menjawab: rasa takut dan marodh (sakit).

“Ini sudah terjadi di tengah-tengah kita, kita merasa takut dan khawatir bahkan dengan keluarga sendiri, dengan kawan sendiri, apakah kita yang menulari atau yang tertulari? Bahkan marodh sudah ada di mana-mana. Dan ini sudah menjadi udzur untuk tidak mendatangi shalat, tidak mendatangi masjid untuk berjama’ah,” jelasnya.

Bahkan dalam hadits juga dikatakan, “ketika hujan besar, Nabi dawuh: shalluu fii buyuutikum, shalatlah di rumah masing-masing, sebagai pengganti hayya ‘ala shalah,” tegas beliau.

“Ini namanya hifdzun nafs, menjaga keselamatan, kesembuhan manusia dan menomorduakan shalat jama’ah di masjid, Nabi Muhammad Saw memerintahkan shalat di rumah masing-masing,” terang Kiai Musthofa.

“Ini artinya, bahwa ikhtiar dhohir sangat wajib untuk ditaati. Oleh karena itu, monggo para kiai menyampaikan kepada masyarakat, agar mentaati apa yang disampaikan pemerintah,” pungkas beliau.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here